Suriah Kerahkan Pasukannya ke Utara Hadapi Serangan Turki
14 Oktober 2019
Tentara pemerintah Suriah dikerahkan ke utara untuk menghadapi invasi militer Turki. Prancis yang membantu AS memerangi ISIS berusaha menjamin keselamatan militer dan warga sipil mereka di wilayah pertempuran.
Iklan
Dilaporkan oleh kantor berita Syrian Arab News Agency (SANA), pasukan pemerintah Suriah telah bergerak ke arah utara untuk menghadapi serangan militer Turki.
Sementara sebagian besar dari anggota Pasukan Demokratik Suriah (SDF) telah mengadakan pertemuan di pangkalan udara Hmeimim Rusia, di Latakia, kata Ahmed Suleiman, politisi senior dari Partai Progresif Demokratik Kurdi di Suriah. Namun, pihak SDF memilih untuk "tidak berkomentar" menanggapi pernyataan Suleiman.
Juru bicara SDF Mustafa Bali mengatakan, kelompoknya akan mencari berbagai cara dan mempertimbangkan semua opsi yang dapat menyelamatkan mereka dari pembantaian etnis, sehubungan dengan operasi militer Turki, yang dijulukiPeace Spring, hari Minggu (13/10).
Menurut Lembaga Pemantau HAM Suriah, Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) yang berbasis di Inggris, pasukan pemerintah Suriah telah bersepakat akan melindungi kota-kota yang dikuasai Kurdi, seperti di Kobani dan Manbij.
Reaksi Prancis terhadap ketidakstabilan situasi di Suriah
Sebelumnya, pasukan militer Amerika Serikat (AS) yang dikerahkan di perbatasan kedua kota (Kobani dan Manbij), yang telah dibebaskan dari kekuasaan ISIS pada tahun 2015.
Namun, minggu lalu Presiden AS, Donald Trump membuat pengumuman yang mengejutkan, bahwa ia menarik pasukan militernya keluar dari wilayah Kurdi di Suriah, dan meninggalkan Prancis, sekutu utama AS dalam memerangi ISIS, yang mungkin berhadapan dengan tentara Turki.
Senin (14/10) pagi, Prancis mengumumkan bahwa mereka menerapkan sejumlah langkah untuk memastikan keselamatan personel militer dan sipilnya di wilayah tersebut.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, telah merilis pernyataan setelah mengadakan pertemuan kabinet darurat, yang menyatakan bahwa sejumlah langkah akan diambil dalam beberapa jam ke depan, untuk memastikan keamanan militer Prancis dan warga sipil yang berada di zona itu, sebagai bagian dari aksi kemanusiaan dan koalisi internasional dalam memerangi Islamic State.
Turki menguasai kota perbatasan
Pihak Turki mengatakan bahwa serangan mereka ke Suriah pada Minggu (13/10) adalah bentuk perlindungan diri dari "teroris," sebagaimana Turki menyebut anggota Pasukan Perlindungan Rakyat Kurdi, yang berasal dari SDF.
Sebelumnya, lembaga pengamat hak asasi SOHR melaporkan bahwa setidaknya sembilan orang, termasuk lima warga sipil, tewas dalam serangan udara Turki hari Minggu.
Serangan udara tersebut menghantam barisan konvoi yang membawa demonstran anti-Turki, warga dan wartawan, saat hendak mendekati Ras al-Ayn, kota perbatasan di Suriah yang kini berada di bawah kendali Turki.
SOHR menambahkan, Pasukan Turki juga bergerak ke pusat kota di perbatasan lain, seperti Tal Abyad, dan telah mendapat "kendali penuh atas wilayah itu".
Serangan Turki yang telah dijalankan sejak minggu lalu diberitakan telah menewaskan sedikitnya 10 warga sipil, belasan pasukan Kurdi dan beberapa tentara Turki. Sementara, ratusan simpatisan ISISdibebaskan, karena pasukan Kurdi tengah fokus berjaga di wilayah mereka. PBB memperkirakan bahwa lebih dari 100.000 orang harus mengungsi dari rumah mereka di kawasan pertempuran. pkp/hp ((rtr, afp, ap)
Siapa Yang Berperang di Konflik Suriah?
Konflik di Suriah memasuki babak baru setelah militer Turki melancarkan serangan terhadap posisi milisi Kurdi di timur laut Suriah. Inilah faksi-faksi yang berperang di Suriah.
Foto: Atta Kenare/AFP/Getty Images
Perang Tiada Akhir
Suriah telah dilanda kehancuran akibat perang saudara sejak 2011 setelah Presiden Bashar Assad kehilangan kendali atas sebagian besar negara itu karena berbagai kelompok revolusioner. Sejak dari itu, konflik menarik berbagai kekuatan asing dan membawa kesengsaraan dan kematian bagi rakyat Suriah.
Foto: picture alliance/abaca/A. Al-Bushy
Kelompok Loyalis Assad
Militer Suriah yang resminya bernama Syrian Arab Army (SAA) alami kekalahan besar pada 2011 terhadap kelompok anti-Assad yang tergabung dalam Free Syrian Army. SAA adalah gabungan pasukan pertahanan nasional Suriah dengan dukungan milisi bersenjata pro-Assad. Pada bulan September, Turki meluncurkan invansi militer ketiga dalam tiga tahun yang menargetkan milisi Kurdi.
Foto: picture alliance/dpa/V. Sharifulin
Militer Turki
Hampir semua negara tetangga Suriah ikut terseret ke pusaran konflik. Turki yang berbatasan langsung juga terimbas amat kuat. Berlatar belakang permusuhan politik antara rezim di Ankara dan rezim di Damaskus, Turki mendukung berbagai faksi militan anti-Assad.
Foto: picture alliance/dpa/S. Suna
Tentara Rusia
Pasukan dari Moskow terbukti jadi aliansi kuat Presiden Assad. Pasukan darat Rusia resminya terlibat perang 2015, setelah bertahun-tahun menyuplai senjata ke militer Suriah. Komunitas internasional mengritik Moskow akibat banyaknya korban sipil dalam serangan udara yang didukung jet tempur Rusia.
Sebuah koalisi pimpinan Amerika Serikat yang terdiri lebih dari 50 negara, termasuk Jerman, mulai menargetkan Isis dan target teroris lainnya dengan serangan udara pada akhir 2014. Koalisi anti-Isis telah membuat kemunduran besar bagi kelompok militan. AS memiliki lebih dari seribu pasukan khusus di Suriah yang mendukung Pasukan Demokrat Suriah.
Foto: picture-alliance/AP Images/US Navy/F. Williams
Pemberontak Free Syrian Army
Kelompok Free Syrian Army mengklaim diri sebagai sayap moderat, yang muncul dari aksi protes menentang rezim Assad 2011. Bersama milisi nonjihadis, kelompok pemberontak ini terus berusaha menumbangkan Presiden Assad dan meminta pemilu demokratis. Kelompok ini didukung Amerika dan Turki. Tapi kekuatan FSA melemah, akibat sejumlah milisi pendukungnya memilih bergabung dengan grup teroris.
Foto: Reuters
Pemberontak Kurdi
Perang Suriah sejatinya konflik yang amat rumit. Dalam perang besar ada perang kecil. Misalnya antara pemberontak Kurdi Suriah melawan ISIS di utara dan barat Suriah. Atau juga antara etnis Kurdi di Turki melawan pemerintah di Ankara. Etnis Kurdi di Turki, Suriah dan Irak sejak lama menghendaki berdirinya negara berdaulat Kurdi.
Foto: picture-alliance/AA/A. Deeb
Islamic State ISIS
Kelompok teroris Islamic State (Isis) yang memanfaatkan kekacauan di Suriah dan vakum kekuasaan di Irak, pada tahun 2014 berhasil merebut wilayah luas di Suriah dan Irak. Wajah baru teror ini berusaha mendirikan kekalifahan, dan namanya tercoreng akibat genosida, pembunuhan sandera serta penyiksaan brutal.
Foto: picture-alliance/dpa
Afiliasi Al Qaeda
Milisi teroris Front al-Nusra yang berafiliasi ke Al Qaeda merupakan kelompok jihadis kawakan di Suriah. Kelompok ini tidak hanya memerangi rezim Assad tapi juga terlibat perang dengan pemberontak yang disebut moderat. Setelah merger dengan sejumlah grup milisi lainnya, Januari 2017 namanya diubah jadi Tahrir al-Sham.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Nusra Front on Twitter
Pasukan Iran
Iran terlibat pusaran konflik dengan mendukung rezim Assad. Konflik ini juga jadi perang proxy antara Iran dan Rusia di satu sisi, melawan Turki dan AS di sisi lainnya. Teheran berusaha menjaga perimbangan kekuatan di kawasan, dan mendukung Damaskus dengan asistensi startegis, pelatihan militer dan bahkan mengirim pasukan darat.