1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hadapi Suriah Kembali Eropa Tak Senada

11 Mei 2011

Konflik politik yang merambat menjadi konflik militer di Libya dan Suriah serta peran Uni Eropa dalam rangkaian konflik di utara Afrika, menjadi sorotan media cetak internasional.

Saat membahas sikap terhadap Libya, para pimpinan Uni Eropa tidak sepakatFoto: AP

Harian Jerman Frankfurter Rundschau mengomentari debat tentang penjatuhan sanksi Uni Eropa terhadap Suriah

"Seperti halnya yang terjadi dalam kasus Tunisia, Mesir dan Libya kini dalam kasus Suriah, Eropa tidak memiliki posisi bersama dan meyakinkan. Di satu sisi terdapat blok Perancis dan Inggris, yang ingin melakukan tekanan sebesar mungkin terhadap rezim di Damaskus. Di sisi lain kelompok di sekitar Jerman, yang memandang aksi yang dilakukan terlalu cepat. Kembali pemerintah Jerman berada di posisi menentang mitranya di Paris dan London. Dan dengan begitu memperlemah Uni Eropa. Mudah-mudahan tidak harus jatuh lebih banyak lagi korban tewas di kalangan demonstran di Suriah, sebelum kesadaran yang menggugah seluruh Eropa, bahwa orang tidak perlu lagi menimbang rasa terhadap Bashar Al Assad.

Harian konservatif Perancis Le Figaro mengomentari situasi di Suriah dan Libya

"Dalam kasus Suriah segelintir pembelot dari hirarki militer saja, sudah cukup untuk menggoyah rezim. Itu sebuah skenario yang diharapkan dapat dipicu dengan sanksi-sanksi Uni Eropa terhadap penguasa Suriah. Di Libya kondisinya sudah lebih jauh. Mobilisasi internasional yang digerakkan Perancis sedemikian kuat, sehingga solusinya tinggal menunggu waktu. Rezim Gaddafi dapat melakukan perlawanan beberapa pekan, paling buruk beberapa bulan. Tapi ia tidak dapat bersaing dengan kekuatan seperti NATO. Bagaimanapun nasib Gaddafi, yang terpenting adalah ia menyerahkan kekuasaannya. Pelajaran ini akan cepat dimengerti oleh Damaskus."

Di Partai Liberal Demokrat FD, Philipp Rösler calon ketua partai tsb. beralih pos ke jabatan menteri ekonomi. Daniel Bahr, ketua partai FDP di negara bagian Nordrhein Westfalen naik jabatan menjadi menteri kesehatan dan Rainer Brüderle yang selama ini menjabat menteri ekonomi menjadi ketua fraksi FDP. Penataan baru di bidang personil dalam partai liberal demokrat FDP bukan awal baru yang diperlukan. Demikian komentar harian Austria Der Standard. Lebih lanjut harian ini menulis

"Hanya dengan susah payah Philipp Rösler, ketua partai FDP yang akan datang membentuk tim barunya. Namun ia tidak memberikan kesan kepemimpinan yang kuat. Berhari-hari dibahas masalah pos dan jabatan, tapi tidak dibahas isi program partai. Dalam partai dan pemerintahan kini duduk generasi muda, yang ingin meremajakan FDP. Mereka ingin memberi wajah sosial bagi liberal demokrat tersebut, serta membahas tema lebih luas dari sekedar ekonomi dan penurunan pajak, yang selama ini tidak terwujud. Sebaliknya sang ketua fraksi, Brüderle, bertahan terutama pada pasar liberal. Tidak diragukan, ketua mendatang partai FDP Rösler, bukan menghadapi masa-masa tenang.“

DK/LS/dpa/AFP