Hampir 2.000 orang tewas dan lebih 9.900 cedera akibat gempa berkekuatan 7,2 skala Richter di Haiti. Negara ini makin menderita ketika badai tropis menghantam wilayah yang dilanda gempa
Iklan
Korban tewas akibat gempa berkekuatan 7,2 SR yang melanda Haiti pada akhir pekan lalu meningkat menjadi 1.941, kata para pejabat setempat pada Selasa.
Pada hari Sabtu, gempa bumi melanda bagian barat daya negara Karibia itu, dengan episentrum sekitar 100 mil (160 kilometer) barat ibukota Port-au-Prince.
Rumah sakit kini berjuang untuk merawat semua korban yang terluka. Badan perlindungan sipil Haiti melaporkan sedikitnya 9.915 orang terluka.
Setelah dilanda gempa bumi, hantaman badai tropis Grace yang disertai hujan deras merobohkan puluhan ribu rumah milik para korban yang masih berjuang mengatasi dampak bencana gempa bumi.
Iklan
Badai Tropis Grace menghantam Haiti
Badai Grace melanda barat daya Haiti, kawasan yang juga paling parah dilanda gempa hari Sabtu.
Pusat Badai Nasional AS memperingatkan kemungkinan banjir bandang di daerah perkotaan serta kemungkinan tanah longsor saat Grace melanda Haiti dengan membawa curah hujan hingga 38 sentimeter.
Hujan sporadis juga turun di kota Les Caves yang rusak parah akibat gempa dan di ibu kota Port-au-Prince.
Pejabat setempat memperingatkan warga untuk waspada terhadap bangunan yang menunjukkan retakan akibat gempa karena bisa runtuh karena derasnya hujan.
Rumah sakit dilaporkan semakin kewalahan karena pasien yang sebelumnya berkemah di luar pindah ke dalam ruangan untuk menghindari badai tropis.
Terbatas dan tidak ada akses ke sumber daya
Perserikatan Bangsa-Bangsa UNICEF mengatakan, lebih dari setengah juta anak terkena dampak dari tragedi itu.
"Keluarga Haiti yang tak terhitung jumlahnya yang telah kehilangan segalanya akibat gempa, sekarang benar-benar hidup dengan kaki terendam air akibat banjir," kata Bruno Maes, perwakilan UNICEF di Haiti.
"Saat ini, sekitar setengah juta anak Haiti hanya memiliki akses terbatas atau tidak punya akses sama sekali untuk tempat berlindung, air bersih, perawatan kesehatan dan nutrisi."
Lebih dari 1.800 tangki air minum di pesisir Pestel retak atau hancur akibat gempa.
Gempa Paling Mematikan di Abad-21
Gempa berkekuatan 7,8 yang mengguncang Turki dan Suriah dan menewaskan lebih dari 15.000 jiwa adalah salah satu dari gempa paling mematikan. Inilah daftar gempa paling mematikan di abad-21 versi USGS.
Foto: AP
Turki dan Suriah
Lebih dari 50.000 orang tewas dan ratusan gedung roboh akibat gempa bumi yang mengguncang Turki dan Suriah pada hari Senin, 6 Februari 2023. Layanan Geologi Amerika Serikat mengatakan, gempa berkekuatan 7,8 SR ini berpusat di utara kota Gaziantep, pusat industri utama di dekat perbatasan dengan Suriah. Gempa dilaporkan terasa hingga ke Kairo, Mesir.
Foto: DHA/AFP
Port au Prince, Haiti
Sedikitnya 320.000 tewas, 300.000 lainya cedera akibat gempa berkekuatan 7,3 pada skala Richter yang mengguncang Haiti 12 Januari 2010, dengan episentrum sekitar 25 km di barat ibu kota Port au Prince. Bencana kemanusiaan di Haiti berlarut akibat sangat buruknya manajemen krisis dari pemerintah serta penjarahan brutal oleh warga yang selamat dan kelaparan.
Foto: AP
Aceh, Indonesia
Sekitar 230.000 orang di 14 negara tewas akibat tsunami dahsyat yang melanda Samudra Hindia, 26 Desember 2004. Tsunami dipicu gempa berkekuatan 9,1 pada skala Richter, yang episentrumnya berada Samudra Hindia, sekitar 85 km di barat laut Banda Aceh. Jakarta mengklaim, korban terbanyak sekitar 165.000 orang berasal dari Indonesia mayoritasnya dari Banda Aceh.
Foto: AFP/Getty Images/Choo Youn Kong
Sichuan, Cina
Hampir 90.000 orang tewas akibat gempa berkekuatan 7,9 pada skala Richter yang mengguncang Sichuan di Cina, pada 12 Mei 2008. Lebih dari lima juta bangunan runtuh. Korban kebanyakan tewas tertimpa bangunan yang runtuh, karena pembangunannya tidak mematuhi standar keamanan. Lebih dari lima juta warga Sichuan jadi tunawisma karena rumahnya hancur.
Foto: AFP/Getty Images
Kashmir, Pakistan
Lebih 84.000 orang tewas akibat gempa berkekuatan 7,6 pada skala Richter yang melanda kawasan Kashmir Pakistan di pegunungan Himalaya, 8 Oktober 2005. Episentrum gempa terletak di sekitar kota Muzaffarabad. Juga dilaporkan 1.300 korban tewas di kawasan Kashmir India, dan puluhan tewas di Afganistan.
Foto: AFP/Getty Images/E. Feferberg
Bam, Iran
Lebih 40.000 orang tewas dan 30.000 cedera akibat gempa berkekuatan 6,6 pada skala Richter yang melanda Provinsi Bam di Iran, pada 26 Desember 2003. Sekitar 70 persen kawasan kota termasuk bangunan bersejarah terbuat dari lempung juga hancur total. Kebanyakan korban tewas akibat tertimbun bangunan yang runtuh.
Foto: AP
Fukushima, Jepang
21.000 tewas dan lebih 4.000 dinyatakan hilang, akibat tsunami yang melanda Fukushima 11 Maret 2011. Pemicunya adalah gempa dahsyat berkekuatan 9.0 pada skala Richter dengan episentrum di kawasan laut di timur Kepulauan Honshu. Bencana gempa dan tsunami juga diikuti bencana atom, akibat meledaknya pembangkit listrik tenaga nuklir Daiichi di Fukushima.
Foto: picture alliance/dpa
Gujarat, India
Lebih dari 20.000 tewas akibat gempa berkekuatan 7,9 pada skala Richter, yang mengguncang negara bagian Gujarat di India, 26 Januari 2001, bertepatan dengan peringatan Republic Day ke-52. Ini gempa dahsyat pertama di abad ke-21 dengan korban tewas cukup banyak.
Foto: SEBASTIAN D'SOUZA/AFP/Getty Images
Kathmandu, Nepal
Dikhawatirkan hingga 10.000 orang tewas akibat gempa berkekuatan 7.9 pada skala Richter dengan episentrum 80 km di barat ibu kota Kathmandu, yang mengguncang Nepal 25 April 2015. Gempa juga memicu longsor salju (avalanche) yang menewaskan 250 warga dan puluhan pendaki gunung di Himalaya. Sejauh ini dikonfirmasi lebih 7.300 tewas, namun banyak warga yang masih dinyatakan hilang.
Foto: Reuters/N. Chitrakar
Yogyakarta, Indonesia
Sekitar 5.800 tewas dan 36.000 cedera akibat gempa berkekuatan 6,3 pada skala Richter yang melanda Yogyakarta, 26 Mei 2006. Episentrum gempa dangkal ini berada di Samudra Hindia, sekitar 22 kilometer di tenggara Yogyakarta. Lebih 1.350 ribu bangunan hancur dan 1,5 juta orang jadi tunawisma.
Foto: AP
10 foto1 | 10
PBB mengatakan telah mengalokasikan US $8 juta (Rp 114 miliar) dana darurat untuk menyediakan perawatan kesehatan dasar, air bersih, tempat penampungan darurat dan sanitasi bagi orang-orang yang terkena dampak gempa.
"Kami akan terus meningkatkan respons kami ke daerah-daerah yang paling parah terdampak bencana," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Sebelum gempa bumi dan badai, warga Haiti sudah berjuang dengan susah payah menghadapi pandemi virus corona, kemiskinan yang makin memburuk dan pembunuhan Presiden Jovenel Moise baru-baru ini. (bn/as)