Sektor swasta jadi fokus laporan aktual Dewan HAM PBB tentang Korea Utara. Laporan mengungkap, warga yang berkecimpung dalam sektor swasta selalu jadi korban kesewenang-wenangan pejabat pemerintah.
Iklan
Laporan PBB tentang situasi HAM di Korea Utara berjudul The Price is Rights, atau "harganya adalah hak-hak" dibuat berdasarkan wawancara dengan lebih dari 214 pengungi Korea Utara dari tahun 2017 hingga 2018. Di dalamnya tersirat realita amat mengenaskan kehidupan sehari-hari rakyat negara komunis itu.
Warga Korea Utara yang berkecimpung dalam sektor perdagangan swasta selalu jadi korban kesewenang-wenangan pejabat pemerintah yang korup. Masalahnya, dari segi hukum di negara komunis itu, perekonomian swasta tidak memiliki posisi yang jelas. Padahal sektor ini memberikan kontribusi hingga 50% bagi kinerja perekonomian negara. Tapi sejauh ini nasib pengusaha swasta tergantung pada keinginan pejabat yang korup.
Rasa Tanpa Selera, Mirisnya Kuliner Korea Utara
Wabah kelaparan yang berkecamuk di Korea Utara pada dekade 1990an memaksa penduduk menciptakan penganan sederhana buat bertahan hidup, mulai dari daging buatan hingga permen yang terbuat dari cuka.
Foto: Reuters/Kim Hong-Ji/Illustration
Pengganti Beras
"Selama wabah kelaparan, kami berusaha bertahan hidup dengan memakan kulit pohon pinus. Lalu kami memakan jagung yang dicampur beras dengan rasio 7:3 atau 5:5. Sebelum saya meninggalkan Korea Utara, saya masih sempat memakan nasi putih. Tapi penduduk miskin hanya memakan jagung atau bubur jagung," kata Cho Ui-Suing kepada Reuters. Dia melarikan diri ke Korea Selatan 2014 silam.
Foto: Reuters/Kim Hong-Ji/Illustration
Daging Buatan dari Ampas Kedelai
Injogogi atau protein nabati bertekstur adalah "daging buatan" yang dimasak dari lapisan teratas produksi minyak kacang kedelai. Biasanya lapisan tersebut disisakan untuk pakan babi. Tapi sejak wabah kelaparan melanda, penduduk mulai mengolah ampas minyak kedelai menjadi makanan sehari-hari.
Foto: Reuters/Kim Hong-Ji/Illustration
Nasi Daging Saus Pedas
Injogogi alias daging buatan bisa digulung menjadi Injogogibab, yakni nasi yang dibungkus dengan Injogogi. Saus yang digunakan bisa beraneka ragam, sesuai tradisi kuliner masing-masing daerah. Ada yang membaluri dengan saus ikan atau saus pedas.
Foto: Reuters/Kim Hong-Ji/Illustration
Biskuit Kenyal
Terbuat dari tepung, ragi dan gula, makanan serupa biskuit ini bertekstur keras di luar dan kenyal di bagian dalam. Jika gula pasir sedang langka, penduduk terbiasa menggantinya dengan gula buah yang diambil dari anggur.
Foto: Reuters/Kim Hong-Ji/Illustration
Nasi Bungkus Tahu
Dububab alias nasi tahu bisa ditemukan di hampir semua pasar tradisional Korea Utara. Penganan ringan ini berupa kulit tahu yang diisi nasi dan dibubuhi saus pedas. Dudubab mulai digemari penduduk Korea Utara ketika pemerintah negeri Komunis itu menghentikan pembagian makanan bersubsidi.
Foto: Reuters/Kim Hong-Ji/Illustration
Kue Beras dari Tepung Jagung
Seokdujeon sering disebut kue cepat karena bisa dibuat selama beberapa menit tanpa perlu memanggang. Kue beras yang dibuat dengan tepung jagung ini merupakan salah satu penganan yang paling digemari di Korea Utara. Jagung sering digunakan oleh penduduk miskin Korut karena lebih murah ketimbang beras.
Foto: Reuters/Kim Hong-Ji/Illustration
Permen Cuka
Sejak lama penduduk Korea Utara membuat permen sendiri. Alsatang adalah manisan rumahan yang dibuat dari gula dan cuka. Setiap tahun pemerintah di Pyongyang membagi-bagikan Alsatang kepada anak-anak sekolah untuk merayakan hari spesial, seperti hari kelahiran Kim Il Sung pada 15 April.
Foto: Reuters/Kim Hong-Ji/Illustration
Permen Kacang Kedelai
Kongsatang alias permen keledai adalah manisan yang berbentuk serupa Popcorn dan dibuat dari kacang kedelai yang telah dipanggang serta dibaluri dengan gula. Seperti juga Alsatang, Kongsatang sering dibagi-bagikan pemerintah Korea Utara pada hari-hari spesial.
Foto: Reuters/Kim Hong-Ji/Illustration
Sosis Darah Babi
Sosis yang dibuat dari darah babi dan diisi dengan nasi dan sayur-sayuran ini diberi nama Sundae dan digemari oleh penduduk di utara dan selatan. Penganan serupa bisa ditemukan di Perancis, Boudin, atau Black Pudding yang menjadi santapan tradisional di Inggris.
Foto: Reuters/Kim Hong-Ji/Illustration
9 foto1 | 9
Banyak penduduk yang hidupnya tergantung pada aktivitas perdagangan separuh legal, bisa setiap saat dikejar dan dituntut badan berwenang serta dijatuhi hukuman. Hanya mereka yang mampu membayar uang sogokan bisa menghindar dari hukuman. Di samping itu salah urusa ekonomi secara sistematis oleh rezim komunis, sudah menyebabkan sebagian besar warga tidak mampu mencapai standar kehidupan yang layak.
Laporan PBB menyebutkan, pemerintah Korea Utara lalai memantapkan sektor swasta yang berfungsi dan sesuai hukum, untuk mengurangi kesengsaraan sebagian besar rakyatnya. Laporan juga mengutip sejumlah pengungsi yang mengatakan, "jika mengikuti petunjuk dari negara, orang akan kelaparan."
Sejarah Perang Korea 1950-1953
Ambisi Kim Il Sung menguasai Semenanjung Korea tidak hanya merenggut jutaan nyawa, tetapi juga berakhir pahit untuk aliansi komunis di utara. Perang Korea gagal mengubah garis demarkasi yang masih bertahan hingga kini.
Foto: Public Domain
Korea Terbagi Dua
Selepas Perang Dunia II, Korea yang dijajah Jepang mendapat nasib serupa layaknya Jerman yang dibagi dua antara sekutu Barat dan Uni Soviet. Ketika AS membentuk pemerintahan boneka di bawah Presiden Syngman Rhee untuk kawasan di selatan garis lintang 38°, Uni Soviet membangun rezim komunis di bawah kepemimpinan Kim Il Sung.
Foto: Getty Images/AFP
Siasat Kim Lahirkan Perang Saudara
Awal 1949 Kim Il Sung berusaha meyakinkan Josef Stalin untuk memulai invasi ke selatan. Namun permintaan itu ditolak Stalin karena mengkhawatirkan intervensi AS. Terlebih serdadu Korut saat itu belum terlatih dan tidak mempunyai perlengkapan perang yang memadai. Atas desakan Kim, Soviet akhirnya membantu pelatihan militer Korut. Pada 1950 pasukan Korut sudah lebih mumpuni ketimbang serdadu Korsel
Foto: Bundesarchiv, Bild 183-R80329 / CC-BY-SA
Peluang Emas di Awal 1950
Keraguan Stalin bukan tanpa alasan. Sebelum 1950 Cina masih tenggelam dalam perang saudara antara kaum nasionalis dan komunis, pasukan AS masih bercokol di Korsel dan ilmuwan Soviet belum berhasil mengembangkan bom nuklir layaknya Amerika Serikat. Ketika situasi tersebut mulai berubah, Stalin memberikan lampu hijau bagi invasi pada April 1950.
Foto: picture-alliance/dpa/Bildfunk
Kekuatan Militer Korut
Berkat Soviet, pada pertengahan 1950-an Korut memiliki 200.000 serdadu yang terbagi dalam 10 divisi infanteri, satu divisi kendaraan lapis baja berkekuatan 280 tank dan satu divisi angkatan udara dengan 210 pesawat tempur. Militer Korut juga dipersenjatai 200 senjata artileri, 110 pesawat pembom dan satu divisi pasukan cadangan berkekuatan 30.000 serdadu dengan 114 pesawat tempur dan 105 tank
Foto: AFP/Getty Images
Kekuatan Militer Korsel
Sebaliknya kekuatan militer Korea selatan masih berada jauh di bawah saudaranya di utara. Secara umum Korsel hanya berkekuatan 98.000 pasukan, di antaranya cuma 65.000 yang memiliki kemampuan tempur, dan belasan pesawat, tapi tanpa tank tempur atau artileri berat. Saat itu pasukan AS banyak terkonsentrasi di Jepang dan hanya menempatkan 300 serdadu di Korsel.
Foto: picture-alliance/dpa
Badai Komunis Mengamuk di Selatan
Pada 25 Juni 1950 sekitar 75.000 pasukan Korut menyebrang garis lintang 38° untuk menginvasi Korea Selatan. Hanya dalam tiga hari Korut yang meniru strategi Blitzkrieg ala NAZI Jerman merebut ibu kota Seoul dengan mengandalkan divisi lapis baja dan serangan udara. Pada hari kelima kekuatan Korsel menyusut menjadi hanya 22.000 pasukan
Foto: picture-alliance/dpa
Arus Balik dari Busan
Kendati AS mulai memindahkan pasukan dari Jepang ke Korsel, hingga awal September 1950 pasukan Korut berhasil menguasai 90% wilayah selatan, kecuali secuil garis pertahanan di sekitar kota Busan. Dari kota inilah Amerika Serikat dan pasukan PBB melancarkan serangan balik yang kelak mengubur impian Kim Il Sung menguasai semenanjung Korea.
Foto: Public Domain
September Berdarah
Di bawah komando Jendral Douglas MacArthur, pasukan gabungan antara AS, PBB dan Korea Selatan yang kini berjumlah 180.000 serdadu mulai mematahkan kepungan Korut terhadap Busan. Berbeda dengan pasukan Sekutu, Korut yang tidak diperkuat bantuan laut dan udara mulai kewalahan dan dipaksa mundur semakin ke utara.
Foto: Public Domain
Nasib Buruk Berputar ke Utara
Pada 25 September pasukan sekutu berhasil merebut kembali Seoul. Serangan udara dan artileri militer AS berhasil menghancurkan sebagian besar tank dan senjata artileri milik Korut. Atas saran Cina, Kim menarik mundur pasukannya dari selatan. Jelang Oktober hanya sekitar 30.000 pasukan Korut yang berhasil kembali ke utara.
Foto: Public Domain
Intervensi Mao
Ketika pasukan AS melewati batas demarkasi pada 1 Oktober, Stalin dan Kim mendesak Mao Zedong dan Zhou Enlai agar mengirimkan enam divisi invanteri Cina ke Korea. Soviet sendiri sudah menegaskan tidak akan menurunkan langsung pasukannya. Permintaan tersebut baru dijawab pada 25 Oktober, setelah serangkaian perjalanan diplomasi antara Beijing dan Moskow.
Foto: gemeinfrei
Mundur Teratur
Hingga November 1950 pasukan AS tidak hanya merebut Pyongyang, tetapi juga berhasil merangsek hingga ke dekat perbatasan Cina. Kemenangan AS terhenti setelah pasukan Cina yang berkekuatan 200.000 tentara mulai melakukan serangan balik. Intervensi tersebut menyebabkan kekalahan besar pada pasukan AS yang terpaksa mengundurkan diri dari Korea Utara pada pertengahan Desember.
Foto: Public Domain
Berakhir dengan Kebuntuan
Hingga Juli 1951 pasukan Cina dan AS masih bertempur sengit di sekitar perbatasan garis lintang 38°. Baru pada pertengahan tahun kedua pihak mulai mengendurkan serangan yang menyebabkan situasi buntu. Setelah kematian Josef Stalin, sikap Uni Soviet mulai melunak dan pada 27. Juli 1953 kedua pihak menyepakati gencatan senjata yang masih berlaku hingga kini.
Foto: picture-alliance/dpa
Hilang Nyawa Terbuang
Pada akhir Perang Korea, sebanyak 33.000 pasukan AS dilaporkan tewas dalam pertempuran. Sementara Korsel melaporkan sebanyak 373.000 warga sipil dan 137.000 pasukan tewas. Sebaliknya Cina kehilangan 400.000 serdadu dan Korut 215.000 pasukan, serta 600.000 warga sipil. Secara umum angka kematian yang diderita kedua pihak mencapai 1,2 juta jiwa.
Foto: Public Domain
13 foto1 | 13
Dampak bencana kelaparan
Situasi mengenaskan sekarang ini diawali sejumlah kejadian di tahun 90-an. Ketika itu perekonomian Korea Utara ambruk sepenuhnya akibat bubarnya Uni Sovyet yang jadi pemasok minyak dan mitra perdagangan terpenting. Kesulitan itu disusul serangkaian periode kekeringan panjang serta bencana banjir.
Gagal panen menyebabkan bencana kelaparan besar. Akibatnya, menurut dugaan, ratusan ribu warga Korea Utara meninggal dunia. Bahan pangan yang selama puluhan tahun dibagikan negara kepada rakyat sesuai asas komunisme, kini hanya diperoleh sekelompok kecil warga kelas elite.
Apa Saja Harta Karun Yang Dimiliki Kim Jong Un?
Sementara warganya menjalani kehidupan yang memprihatinkan, berikut adalah daftar beberapa kemewahan yang dimiliki oleh pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un.
Foto: picture-alliance/AP/A. Young-joon
Istana Kumsusan
Dikenal sebagai Mausoleum Kim II Sung, bangunan ini terletak di sudut timur laut kota Pyongyang. Kumsusan adalah istana terbesar yang pernah didedikasikan untuk seorang pemimpin komunis. Sisi utara dan timurnya dibatasi dengan parit besar.
Foto: picture-alliance/AP Photo/D. Guttenfelder
Hotel Ryugyong
Ryugyong adalah salah satu hotel terbesar di dunia yang memiliki 105 lantai. Pembangunan hotel berbentuk piramida ini dimulai pada tahun 1987 di bawah pengawasan kakek Kim Jong Un, Kim II Sung. Namun hotel ini selesai 26 tahun di belakang jadwal semula.
Foto: picture-alliance/dpa/Yonhap
'Mainan' di udara
Ia memiliki hampir 1000 pesawat dari berbagai tipe, sebagian besar berasal dari Soviet dan Cina. Gudang-gudang senjata angkatan udaranya dimuati helikopter penyerang, pesawat tempur, dan pesawat kargo serta beberapa drone dari tipe UAV Cina dan Vega Shmel Rusia. Kim Jong Un juga memiliki sejumlah sistem pertahanan udara termasuk sistem SAM dan Triple A.
Foto: Reuters/Kcna
Resor Ski Masikryong di Masik
Di puncak gunung Taehwa pada ketinggian 1.360 meter, terdapat Resor Ski Masikryong yang dibangun atas perintah Kim Jong Un. Diperkirakan sekitar 5000 wisatawan mengunjungi 120 kamar hotel yang memiliki menara piramida setiap harnya. Para wisatawan ini tentu saja berada di bawah pengawasan ketat tentara Korea Utara.
Foto: picture-alliance/Kyodo/MAXPPP
Ponsel misterius
Hingga kini masih jdi teka-teki, telefon genggam apa yang digunakan oleh pemimpin Korea Utara tersebut. Diduga ia gunakan jaringan mobile rahasia yang hanya tersedia untuk Kim Jong Un dan orang-orang terdekatnya, demikian ungkap orang dalam
Operator seluler Korut Koryolink memiliki jaringan seluler "ketiga", lapor portal berita "NK News".
Foto: picture-alliance/AP Photo/KCNA via KNS
Pulau pribadi
Terletak di lokasi rahasia di suatu tempat di pesisir negara ini. Selebriti AS yang pernah berkunjung mengungkap pulau ini amat luas. Pulau ini dikatakan memiliki beberapa properti termasuk lapangan helikopter utama untuk Kim Jong Un sendiri.
Foto: Tourism DPRK
Lapangan Golf
Kim Jong Un memiliki beberapa lapangan golf terbaik di Korea Utara yang dipelihara dalam kondisi prima oleh pekerja yang dipekerjakan oleh pemerintah.
Foto: picture-alliance/dpa/Kyodo
Kapal militer
Terdiri dari kapal-kapal serbu amfibi, kapal perusak, kapal perang, kendaraan patroli, kapal-kapal militer besar.
Foto: REUTERS/KCNA
Mobil-mobil mewah
Dalam sebuah aksi belanja besar-besaran kembali pada tahun 2014, Kim Jong Un dilaporkan telah kucurkan16 juta dolar AS untuk membeli beberapa mobil mewah. Mobil-mobil itu antara lain limusin Mercedes Benz dan mobil sport mewah, yang kesemuanya saat ini masuk dalam daftar larangan impor PBB.
Foto: Getty Images/AFP/E. Jones
Koleksi Piano
Kim Jong Un memiliki lebih dari 20 piano yang tersebar di berbagai rumah di "kekaisarannya". Rumor mengatakan bahwa ia bermain piano beberapa kali dalam sehari dan jika terjadi kesalahan, maka itu adalah kesalahan piano dan bukan kesalahannya. (Gambar ilustrasi)
Foto: AP
Kapal selam
Kim Jong Un mengendalikan beberapa kapal selam Soviet tua yang tersembunyi di balik perairan semenanjung Korea. Armada kapal selamnya terdiri dari kapal-kapal selam Soviet Wiski, puluhan kapal selam Cina Romeo dan beberapa kapal selam Romeo yang dibangun sendiri oleh militer Korut. (ed: ap/as/rvcj/telegraph)
Foto: picture-alliance/dpa/R. Sinmun
11 foto1 | 11
Dari bencana itu muncul perubahan yang sebenarnya positif. Rakyat berusaha sendiri untuk selamat dari kelaparan. Inilah awal tumbuhnya pasar gelap di Korea Utara, yang terus melebar walaupun mendapat tekanan dari rezim. Pedagang Korea Utara mulai menyelundupkan berbagai barang melewati perbatasan Cina, dan menjual bahan pangan serta kebutuhan sehari-hari di pasar informal di kota tempat tinggal mereka.
Kapitalisme brutal
"Di Korea Utara sekarang yang berkuasa adalah kapitalisme dalam bentuk paling brutal", ujar Andrei Lankov dari Universitas Kookmin di Seoul. Orang bisa mendapat keuntungan dengan berbisnis, walaupun banyak batasan. Yaitu jika orang bekerja sangat keras, kejam, lihai dan mampu memanipulasi orang lain. "Di lain pihak, orang juga bisa mati karena kelaparan," tambah Lankov yang pernah kuliah di Universitas Kim Il Sung di Pyongyang. Ia mengamati bertahun-tahun naiknya sebuah "kasta pebisnis" di Korea Utara.
Terutama keluarga-keluarga yang dulu tidak disukai kalangan politik negara itu, dan hingga sekarang hak-haknya dibatasi, kini naik daun menjadi kaum elite baru di masyarakat karena kekayaannya. Tapi mereka bukan oposisi pemerintah. Mereka menjalin hubungan pragmatis dengan kaum elite politik, dengan tujuan jelas saling menguntungkan. Oleh sebab itu revolusi politik dampaknya buruk bagi bisnis.
Para pengungsi Korea Utara yang diwawancarai PBB menekankan bahwa orang bisa mendapatkan apapun di negeri konmunis itu dengan cara menyogok.
Keseharian Korea Utara dari Perspektif Seorang Pengguna Instagram
Di era teknologi komunikasi yang makin canggih, Korea Utara menjadi satu-satunya 'dunia gelap' bagi media dan publik. Warga Inggris Perre Depont lewat akun Instagramnya mengunggah foto-foto keseharian yang langka.
Foto: DW/P.Depont
Keseharian dibalik tirai besi
Meskipun sangat tertutup, Korea Utara tetap ingin menarik keuntungan dari pariwisata dan mengijinkan kunjungann wisatawan asing. Tapi perjalanan wisata selalu didampingi pemandu khusus yang mengawasi setiap langkah para turis. Pierre Depont telah mengunjungi negara itu tujuh kali dan berhasil merekam suasana kehidupan sehari-hari.
Foto: DW/P. Depont
Benih-benih kapitalisme?
Depont pertama kali berkunjung ke Korea Utara tahun 2013 - dan sejak saat itu dia mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi di negara otoriter itu. Dua sampai tiga tahun terakhir, dia mengamati "bahwa di Pyongyang orang sudah bisa memamerkan kekayaan." Ada kelas menengah yang sedang berkembang dan banyak proyek pembangunan.
Foto: Pierre Depont
Jalan utama di Pyongyang
Menjalin kontak penduduk lokal tidak mudah, kata Pierre Depont. "Saya melakukan beberapa percakapan acak - selalu didengar oleh salah satu pemandu." Menurut pengalamannya, kebanyakan penduduk lokal tidak suka difoto. "Wanita Korea Utara berpakaian makin modis, tapi Anda hanya bisa melihatnya di kota-kota."
Foto: DW/P. Depont
Kehidupan kota yang mentereng
Sarana transportasi mewah: stasiun bawah tanah di Pyongyang ini dihiasi dinding marmer dan lampu gantung. Bagi Depont, Korea Utara adalah "ruang fotografi yang menakjubkan. "Anda sama sekali tidak menemukan iklan, tidak ada gangguan, rasanya seperti permainan baru." Tapi sementara ibukota makin berkembang, bagian lain dari Korea Utara tetap miskin.
Foto: Pierre Depont
Hidup yang keras
Sampai hari ini, Korea Utara tetap merupakan masyarakat agraris yang sangat militeristik. Tapi wisatawan yang datang tidak bisa melihat banyak kondisi kehidupan penduduk pedesaan. Di sini "setiap bidang tanah dibudidayakan, setiap meter persegi digunakan," tulis Depont.
Foto: Pierre Depont
Kemakmuran semu?
Turis yang tertarik dengan kehidupan di luar kota akan diantar tur berpemandu ke peternakan kooperatif. Ketika mereka mengunjungi satu peternakan di dekat Hamhung, kota terbesar kedua di negara itu, dia masuk ke supermarkt kecil yang menampilkan berbagai barang yang tersusun rapi. Rasanya seperti toko "hanya untuk pertunjukan," tulisnya.
Foto: DW/P.Depont
Sekolah elit jadi obyek wisata
Kunjungan ke sekolah percontohan adalah stasiun penting dalam kebanyakan agenda wisata. Kamp musim panas Songdowon yang telah direnovasi ini tahun 2014 dibuka kembali dan diresmikan langsung oleh pemimpin Korut Kim Jong Un. "Ada sesuatu yang luar biasa," kata Depont. "Anak-anak ini bermain di ruang hiburan menggunakan alat yang sangat canggih dan ada sekitar 20 komputer modern."
Foto: DW/P.Depont
Militerisme di setiap sudut
Militer adalah pusat identitas negara dan struktur masyarakatnya. Sekitar seperempat dari populasi bekerja sebagai personil militer. Korea Utara memiliki salah satu anggaran militer terbesar dunia dibandingkan dengan kekuatan ekonominya. Dari usia yang sangat muda, warga Korea Utara tumbuh dengan citra militer. Model panser miniatur ini ada di taman bermain anak-anak dekat Hamhung.
Foto: Pierre Depont
Ritual pemujaan
Selain militerisme, tingkat pengawasan politik dan tradisi kultus kepribadian sangat tinggi. Patung-patung Kim Jong Un dan pendahulunya ada di mana-mana. Pemujaan sehari-hari pemimpin tertinggi ini meninggalkan kesan kuat pada Pierre Depont. "Anda pikirkan, berapa uang dan usaha mereka mengangkat kisah para pemimpin besar dan patung besar mereka." (Teks: Helena Kaschel, Christine Bayer/hp/yf)
Foto: DW/P.Depont
9 foto1 | 9
Laporan PBB dituding sepihak
"Dengan cara tertentu laporan PBB menyerukan kepada pemerintah di Pyongyang untuk bekerjasama dalam melegalisisasi aktivitas perdagangan di negara itu," kata Andray Abrahamian, peneliti Korea pada Griffith Asia Institute di Universitas Stanford, AS.
Laporan PBB tersebut tidak cuma ditanggapi positif, tapi juga mendapat kritik dari sejumlah pakar. Misalnya Martin Weiser, seorang peneliti independen Korea Utara di Jerman. Ia merujuk pada sejumlah kelemahan laporan PBB itu Misalnya yang paling kentara, bahwa laporan hanya bertopang pada pernyataan sejumlah pengungsi Korea Utara.
Ed.: ml/as
10 Perbedaan Korea Utara dan Korea Selatan
Kim Jong-un dan Presiden Korsel Moon Jae-in sepakati komitmen bersejarah untuk mengakhiri Perang Korea. Apa yang membedakan dan menyatukan warga Korut dan Korsel? Fotografer Luca Faccio menangkapnya lewat lensa kamera.
Foto: Luca Faccio
Tentara
Fotografer Italia Luca Faccio membandingkan realita Korea Utara dan Selatan dalam bukunya "Common Ground" tanpa mengkritik dan menghakimi. Dia menunjukkan Korea dalam situasi yang sama, seperti para prajurit ini. Pada pandangan pertama, banyak paralel dapat dilihat, tetapi jika dilihat lebih dekat, perbedaan semakin terlihat.
Foto: Luca Faccio
Remaja
Dua remaja, satu di Pyongyang, yang satu lagi di Seoul. Keduanya difoto pada tahun 2013. Jaket model hoodie bisa ditemukan dimana-mana. Tetapi sambungan internet dan rokok hanya untuk remaja dari Korea Selatan.
Foto: Luca Faccio
Waktu Luang
Siapa yang tidak suka menghabiskan waktu dengan teman di waktu luang? Di Korea Selatan lengkap dengan topi baseball dan bir. Di Korut lebih terorganisir dan seragam. "Foto-foto (karya Faccio-Red) membawa ekspresi wajah ke lensa, yang berbeda dari yang biasanya dikenal," demikian bunyi teks yang menyertai foto dalam pameran "Common Ground".
Foto: Luca Faccio
Berpesta
Gaya berdansanya pun berbeda. Sementara Korea Utara di sebelah kiri muncul sebagai bagian dari sekelompok penari yang berpakaian sama, wanita Korea Selatan itu membiarkan gaya uniknya secara bebas di sebuah pesta di Seoul.
Foto: Luca Faccio
Sekolah Dasar
Perbedaan antara kolektif dan individu juga menentukan gambar-gambar siswa sekolah dasar ini. Luca Faccio berada di Korea Utara enam kali antara tahun 2005 dan 2013. Tujuannya adalah untuk menggambarkan ideologi negara dan manusianya. Tidak dengan aksi memotret secara tersembunyi, tetapi sebagai potret dan dengan persetujuan dari orang yang difoto.
Foto: Luca Faccio
Tahta Penguasa
Dua patung raksasa - yang kiri adalah pendiri Korea Utara, Kim Il Sung di Pyongyang dan yang kanan raja Korea Sejong dari abad ke-14 di Seoul. Patung ini mencerminkan kesamaan tertentu dalam citra yang diinginkan oleh kedua warga.
Foto: Luca Faccio
Musik Jalanan
Sementara band di foto sebelah kiri menyanyikan lagu-lagu rakyat patriotik, perempuan Korea Selatan memamerkan kemampuannya sebagai penyanyi dan penulis lagu.
Foto: Luca Faccio
Pakaian Tradisional
Fotografer Faccio bercerita, "(Pengawas Korea Utara saya) menerima 50 persen usulan saya, dan 50 persen lagi adalah foto yang dituntut pengawas. Ini perbedaan perempuan Korea dalam pakaian tradisional. Foto kiri menunjukkan perempuan di gedung parlemen Korea Utara.
Foto: Luca Faccio
Pengantin
Kedua mempelai pria tampak modern. Sementara pengantin perempuan dari Korea Utara (foto kiri), lebih memilih untuk mengenakan pakaian tradisional.
Foto: Luca Faccio
Kehidupan Tentara
Biasanya, foto-foto militer dari Korea menampilkan ketegangan yang mencekam. Tapi di sini tentara menunjukkan pacar mereka. Sementara di Korea Selatan sang kekasih mengenakan pakaian modis, di foto sebelah kanan, kekasih prajurit itu juga mengenakan seragam. Penulis: Thomas Latschan (vlz/rzn)