Awalnya Pedagang, Akhirnya Jadi Presiden Singapura
15 September 2017
Dulunya hidup susah, tapi berhasil menimba pendidikan tinggi dan akhirnya sukses. Siapa menyangka, ia dulunya penjual nasi padang?
Iklan
Halimah binti Yacob lahir 23 Agustus 63 tahun lalu di Queen Street yang terletak di area Bugis. Ayahnya meninggal ketika ia baru berusia delapan tahun. Bersama saudara-saudaranya, Halimah yang jadi anak bungsu, tinggal di rumah susun yang hanya punya satu kamar.
Agar bisa menghidupi kelima anaknya, ibu Halimah berjualan nasi padang dengan gerobak kecil. Lambat-laun usaha mereka berkembang. Bersama yang lain, Halimah juga membantu ibunya berjualan. Biasanya Halimah membantu membersihkan tempat mereka berjualan, mencuci perkakas yang sudah digunakan, juga merapikan meja dan tempa duduk pelanggan.
Siapakah Presiden Perempuan Pertama Singapura?
Juru bicara parlemen, Halimah Yacob dinyatakan satu-satunya kandidat yang layak duduki posisi presiden oleh komisi pemilihan. Dengan demikian ia menjadi presiden perempuan pertama Singapura. Siapa sosok Halimah Yacob?
Foto: Reuters/E. Su
Warga etnis Melayu
Halimah binti Yacob lahir 23 Agustus 1954. Ayahnya keturunan India, dan ibunya dari etnis Melayu. Halimah menempuh pendidikan di Singapura, sampai mendapat gelar di bidang hukum dari National University of Singapore. sebelum terjun ke dunia politik ia bekerja di bidang hukum pada National Trades Union Congress.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Heng Sinith
Berkarir di bidang politik
Halimah mulai berkarir di bidang politik tahun 2001, ketika ia dipilih sebagai anggota parlemen oleh Jurong Group Representation Constituency (GRC). Setelah itu ia pernah menjadi menteri negara pada Departemen Pembangunan Komunitas, Remaja dan Olah Raga, juga pada Departemen Pembangunan Sosial dan Keluarga. Foto diambil setelah ia dinyatakan sebagai calon satu-satunya yang layak dipilih.
Foto: Reuters/E. Su
Jadi juru bicara parlemen
2013, PM Singapura Lee Hsien Loong menominasikan Halimah untuk menjadi juru bicara parlemen setelah Michael Palmer mengundurkan diri akibat skandal serong. 14 Januari 2013 ia resmi jadi juru bicara parlemen, dan jadi perempuan pertama yang menduduki posisi ini dalam sejarah Singapura. Foto: Halimah berbicara di depan pers setelah dinyatakan sebagai calon presiden satu-satunya, 11 September 2017.
Foto: Reuters/E. Su
Menentang Islam radikal
Selama memangku berbagai jabatan, Halimah telah menyatakan secara aktif bahwa ia menentang Islam radikal. Selain itu ia dengan jelas dan resmi mengecam organisasi teror yang menamakan diri Islamic State. Foto: Halimah Yacob saat memeriksa pasukan ketika tiba di Phnom Penh untuk kunjungan resmi tahun 2015.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Remissa
Mewakili etnis minoritas
Pemilihan presiden Singapura 2017 dibatasi hanya untuk warga minoritas Melayu, berdasarkan UU yang diresmikan November 2016. Ketetapan baru memungkinkan pemilihan dibatasi hanya untuk etnis tertentu, yang anggotanya belum pernah memangku jabatan untuk lima masa jabatan berturut-turut. Foto: Halimah berjabat tangan dengan Presiden Kamboja Heng Samrin. Penulis: ml/as (dari berbagai sumber)
Foto: Getty Images/AFP/Tang Chhin Sothy
5 foto1 | 5
Ulet dan rajin ketika kecil
Karena ulet dan rajin, Halimah diterima di SMP dan SMA yang bergengsi. Dari sebagian besar siswa di SMP Chinese Girl's School yang berasal dari etnis Cina, Halimah termasuk segelintir anak etnis Melayu yang bersekolah di sana.
Walaupun rajin bersekolah, Halimah juga harus membantu ibunya, sehingga kadang bolos sekolah. Akibatnya, ketika bersekolah di SMA Tanjong Katong Girl's School, Halimah hampir dikeluarkan dari sekolah. Masa sekolah adalah masa yang sulit baginya. Mereka harus berkali-kali menunggak uang sekolah karena pendapatan tidak cukup.
Walaupun sulit, ia akhirnya berhasil melewati masa itu dan diterima di Fakultas Hukum Universitas Singapura yang jadi salah satu universitas paling bergengsi di negara pulau itu. Ia juga dapat beasiswa dari Islamic Religious Council of Singapore
Mulai meniti karir
Setelah selesai kuliah tahun 1978, ia bergabung dengan organisasi perburuhan Singapura, National Trades Union Congres (NTUC). Di organisasi itu, Halimah awalnya hanya anggota biasa, dan akhirnya jadi Deputi Sekretaris Jenderal, setelah 30 tahun berkecimpung. Dan sekarang, ia pun populer di kalangan buruh.
Perempuan Yang Berkuasa di Dunia
Perempuan sering jadi korban kekerasan di banyak negara. Namun perempuan juga ada yang duduk di pucuk pimpinan negara dan berperan besar secara internasional. Berikut perempuan paling berkuasa tahun 2014 menurut Forbes.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Büttner
Angela Merkel
Angela Merkel (60) adalah perempuan pertama yang jadi kanselir Jerman. Posisi itu dijabatnya sejak 2005. Sebelum jadi kanselir, Merkel yang bergelar Doktor di bidang fisika sudah memegang posisi penting dalam politik Jerman. Antara lain menjabat sebagai menteri dan menjadi ketua salah satu partai terbesar. Foto: Merkel bersama Presiden AS Barack Obama di Washington.
Foto: picture-alliance/dpa
Janet Yellen
Janet Yellen (68) adalah pakar ekonomi AS. Sejak 1 Februari 2014 ia memimpin bank sentral AS, Federal Reserve Board. Sebelumnya ia pernah bekerja sebagai dosen bidang ekonomi di Harvard University. Karir di bank sentral AS sudah dimulai Yellen yang bergelar Ph.D. sejak 1974.
Foto: picture-alliance/dpa
Melinda Gates
Ia adalah seorang pebisnis perempuan dan filantropis asal AS. Ia (50) juga istri pendiri perusahaan Microsoft, Bill Gates. Pasangan itu berkenalan di perusahaan Microsoft, di mana Melinda bekerja sebagai manager proyek. Bersama suaminya ia mendirikan organisasi kemanusiaan Bill and Melinda Gates Foundation. 2006 keduanya mendapat penghargaan Prinz von Asturien untuk kerjasama internasional.
Foto: Brian Ach/Getty Images for The Lasker Foundation
Dilma Roussef
Dilma Rousseff (66) berhasil menang pemilihan ulang untuk memangku jabatan presiden Brasil periode kedua, setelah gagal mendapat 50% suara pada pemilihan pertama. Popularitas Rousseff mulai ternoda akibat kontroversi ongkos penyelenggaraan Piala Dunia 2014, padahal negara sedang dilanda resesi sejak awal 2014. Ekonomi Brasil adalah ketujuh terbesar di dunia.
Foto: Reuters
Christine Lagarde
Lagarde (58) adalah politisi dan pengacara asal Perancis. Sejak Juli 2011 ia menjadi direktur Dana Moneter Internasional (IMF). Mulai Juni 2007 hingga Juni 2011 ia jadi menteri ekonomi dan keuangan dalam kabinet PM Perancis, François Fillon. Baik dalam IMF maupun dalam kabinet Perancis, ia perempuan pertama yang memegang posisi tersebut.
Foto: Reuters/J. Ernst
Hillary Clinton
Clinton (67) adalah politisi AS dari Partai Demokrat. Ia menjabat menteri luar negeri dari 2009 hingga 2013. Dari 2001 sampai 2009 ia jadi senator di negara bagian New York. Tahun 2008 ia kalah dalam persaingan lawan Barack Obama untuk menjadi calon presiden dari Partai Demokrat. Hillary adalah istri Bill Clinton sejak 11 Oktober 1975, yang jadi presiden AS dari 1993 hingga 2001.
Foto: Sullivan/Getty Images
Mary Barra
Barra (52) adalah direktur utama perusahaan otomotif General Motors. Posisi itu dipegangnya sejak Januari 2014. Ia perempuan pertama yang memangku posisi direktur utama perusahaan otomotif bertaraf internasional. Sebelumnya ia sudah menduduki posisi wakil direktur bidang pengembangan produk di GM. April 2014, Barra menjadi sampul majalah Time edisi "100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia."
Foto: picture-alliance/AP Photo
Michelle Obama
Obama (50) adalah pengacara, penulis, dan ibu negara AS pertama yang berkulit hitam. Selain bekerja sebagai pengacara, ia juga pernah bekerja di kantor walikota Chicago dan di pusat pelayanan medis Universitas Chicago. Sebagai istri senator, dan kemudian istri presiden, ia jadi ikon fesyen dan panutan banyak perempuan. Ia juga kampanyekan pengentasan kemiskinan, masalah nutrisi dan kesehatan.
Foto: Getty Images
Sheryl Sandberg
Sandberg (45) adalah pebisnis perempuan asal AS. Sejak 2008 ia jadi manajer pelaksana Facebook Inc. Sebelumnya ia jadi wakil direktur utama divisi penjualan online global pada Google dan anggota staf departemen keuangan AS. Sandberg termasuk salah satu perempuan terkaya di dunia dan jadi wakil gerakan perempuan AS yang baru.
Foto: picture-alliance/dpa
Virginia Rometty
Rometty (57) adalah pakar informatika AS. Sejak sejak awal 2012 ia jadi direktur utama dan pemimpin direksi perusahaan IBM. 1981 ia jadi insinyur bagian sistem di perusahaan IBM. 1991 ia beralih posisi ke bidang ekonomi IBM.
Foto: Reuters
10 foto1 | 10
Tahun 2001, Perdana Menteri ketika itu, Goh Chok Tong, mengajak Halimah untuk terjun ke dunia politik. Ia kemudian jadi anggota parlemen mewakili daerah pemilihan Jurong. Ketika itu ia sudah menoreh sejarah dengan menjadi perempuan pertama dari etnis Melayu yang jadi anggota parlemen. Akhirnya Halimah juga jadi ketua Dewan Perwakilan Rakyat.
Kini ia kembali mengukir sejarah, dengan menjadi presiden perempuan pertama Singapura. Berdasarkan Undang-Undang, calon presiden kali ini hanya boleh dari etnis Melayu. Dan Halimah dinyatakan sebagai satu-satunya dari tiga calon, yang layak diperhitungkan jadi presiden oleh Komite Pemilihan Presiden.
Sebagai calon tunggal akhirnya Halimah Yacob, ibu dari lima anak, akhirnya diambil sumpahnya jadi presiden perempuan pertama Singapura Rabu, 13 September 2017.
Perempuan di Pucuk Pimpinan
Perempuan di pucuk pimpinan negara jaman sekarang bukan hal aneh lagi. Di Asia dan Eropa, perempuan sudah memegang posisi presiden atau perdana menteri sejak lama. Berikut beberapa di antaranya?
Foto: Reuters/N. Hall
Megawati Soekarnoputri, Indonesia
Megawati Soekarnoputri adalah presiden perempuan pertama Indonesia. Putri presiden pertama Soekarno ini menjadi presiden ke lima Indonesia dari 23 Juli 2001 hinga 20 Oktober 2004. Dalam pemilu putaran kedua 2004, ia kalah suara dari Susilo Bambang Yudhoyono. Megawati adalah ketua umum Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan
Foto: picture-alliance/dpa/D. Alangkara
Angela Merkel, Jerman
Merkel adalah kanselir perempuan pertama Jerman, dan menjabat sejak 2005. Putri seorang pendeta ini besar di bekas Jerman Timur. Ia punya gelar Doktor di bidang fisika, dan dulu aktif di bidang itu. Sejak penyatuan Jerman tahun 1989, nama Merkel mulai terdengar di dunia politik, awalnya sebagai anggota Parlemen Jerman Bundestag. Ia juga pernah pegang beberapa posisi menteri di kabinet Helmut Kohl.
Foto: Getty Images/AFP/J. Macdougall
Benazir Bhutto, Pakistan
Bhutto jadi perdana menteri perempuan pertama Pakistan yang terpilih secara demokratis tahun 1988. Setelah menjabat antara 1988-1990, ia kembali jadi perdana menteri antara 1993-1996. Kedua pemerintahannya dibubarkan presiden antara lain akibat tuduhan korupsi dan upaya kudeta. Ia pergi ke pengasingan di Dubai, dan 2007 kembali berusaha jadi perdana menteri. Desember 2007 ia tewas dibunuh.
Foto: Getty Images
Indira Gandhi, India
Indira Gandhi adalah satu-satunya perdana menteri perempuan India. Ia besar dalam keluarga yang aktif di dunia politik. Ayahnya, Jawaharlal Nehru adalah tokoh utama pejuang kemerdekaan dan PM pertama India. Indira Gandhi jadi perdana menteri dari 1966-1977 dan 1980-1984. Ia tewas dibunuh dua warga Sikh yang jadi pengawal pribadinya.
Foto: picture-alliance/KPA
Corazon Aquino, Filipina
Ia berasal dari salah satu keluarga kaya Filipina. 1954 ia menikah dengan pemimpin oposisi, Benigno Aquino yang tewas dibunuh 1983 setelah pulang dari pengasingan. "Corry" Aquino jadi tumpuan harapan oposisi untuk perangi diktator Ferdinand Marcos. Aquino jadi presiden 1986-1992. Ia adalah presiden perempuan pertama Filipina, sementara yang kedua adalah Gloria Macapagal-Arroyo.
Foto: picture alliance/CPA Media/AMN G.B. Johnson
Park Geun-hye, Korea Selatan
Presiden Korea Selatan saat ini sejak terpilih tahun 2013. Ayahnya Park Chung-hee terkenal sebagai presiden diktator. Ibu dan ayahnya tewas terbunuh dalam serangan yang diarahkan pada presiden Park. Tokoh partai konservatif ini, berjanji mengupayakan penyatuan kedua Korea. Tapi hubungan dengan negara tetangga Korea Utara sampai sekarang tidak membaik.
Foto: Reuters/J. Silva
Tsai Ing-wen, Taiwan
Ia presiden perempuan pertama Taiwan, dan mulai memangku jabatan Mei 2016 lalu. Ia menimba pendidikan di bidang hukum, ekonomi dan politik di Taiwan, AS dan Inggris. Sebelum terjun ke dunia politik, ia sempat mengajar sebagai dosen. Berbeda haluan presiden sebelumnya, Tsai Ing-wen menentang politik pendekatan Taiwan dengan Cina.
Foto: Reuters/T. Siu
Vigdís Finnbogadóttir, Islandia
Ia jadi presiden Islandia mulai tahun 1980 hingga 1996. Dengan masa jabatan 16 tahun, sejauh ini ia adalah perempuan yang memangku jabatan presiden terlama di dunia. Ia jadi presiden perempuan pertama Islandia, dan juga Eropa. Sampai sekarang ia jadi satu-satunya presiden perempuan Islandia. Negara itu juga pernah punya perdana menteri perempuan.
Foto: picture alliance/dpa/A. Brink
Gro Harlem Brundtland, Norwegia
Pertama kali ia jadi perdana menteri 1981, tapi tidak sampai setahun. Setelah itu, ia jadi perdana menteri lagi antara 1986-1989 dan 1990-1996. Ketika jadi perdana menteri kedua kali, ia terkenal karena menunjuk 8 perempuan dari 18 posisi menteri. Selain itu ia juga terkenal karena mendorong penggunaan energi terbarukan serta berbagai kebijakan lain di bidang lingkungan hidup.
Foto: imago/Fotoarena
Margaret Thatcher, Inggris
Ia jadi ketua Partai Konservatif Inggris 1975-1990. 1979 ia jadi perdana menteri Inggris, hingga 1990 dan dikenal dengan julukan "Iron Lady" karena politiknya yang tak kenal kompromi. Sejumlah kebijakan yang berawal dari masa pemerintahannya dikenal dengan sebutan Thatcherism. Thatcher adalah perdana menteri perempuan pertama Inggris, dan jadi perdana menteri yang memangku jabatan paling lama.
Foto: Getty Images
Theresa May, Inggris
Theresa May jadi perdana menteri perempuan kedua Inggris, setelah Margaret Thatcher. 13 Juli 2016 ia resmi mulai menjalankan kewajiban seorang perdana menteri, setelah pertemuan dengan Ratu Elizabeth II. Sebelumnya, ia jadi menteri dalam negeri. Seperti Kanselir Jerman Angela Merkel, Theresa May adalah politisi partai konservatif, dan putri seorang pendeta.
Foto: Reuters/N. Hall
11 foto1 | 11
Meskipun jadi kepala negara, Halimah tetap ingin hidup sederhana. Ia ingin terus menetap di rumah susun di Yishun, Sungapura utara, yang sudah didiaminya sejak jadi Ketua Parlemen.
ml/hp (rtr, dpa, kompas.com)
Di Mana Perempuan Berkuasa
Di dunia ada 194 negara yang diakui secara internasional. Sebagian besar dipimpin pria. Perempuan jarang memimpin pemerintahan. Tapi mereka yang berkuasa benar-benar pemimpin yang kuat.
Foto: picture-alliance/dpa/Bildfunk
Angela Merkel
Merkel berusia 62 tahun, dan jadi kanselir sejak 2005. Ia adalah pemimpin perempuan pertama Jerman, dan sekarang sedang berkampanye untuk periode ke empat. Putri seorang pendeta, yang besar di negara komunis Jerman Timur itu punya gelar Doktor di bidang kimia, dan dijadikan "Tokoh 2015" oleh majalah Time.
Foto: picture-alliance/dpa/O.Hoslet
Theresa May
Theresa May adalah perdana menteri perempuan ke dua di Inggris, setelah Margaret Thatcher yang memimpin di tahun 1980-an. May (60) dulu menjabat menteri dalam negeri, dan resmi jadi perdana menteri Juli 2016, hanya beberapa pekan setelah Brexit. Berapa lama ia akan memerintah belum jelas. Tetapi sebuah jajak pendapat yang baru diadakan menunjukkan ketidaksukaan warga terhadapnya.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Tyagi
Tsai Ing-wen
ia adalah perempuan pertama yang jadi presiden Taiwan. Inaugurasinya Mei 2016 menyebabkan Cina membekukan hubungan dengan negara pulau, yang dinilai Cina provinsi yang membangkang. Tsai menyatakan tidak akan tunduk pada tekanan untuk takluk kepada Cina.
Foto: Reuters/T. Siu
Ellen Johnson Sirleaf
Perempuan yang berusia 78 tahun ini sudah jadi presiden Liberia sejak 2006. Ia juga jadi perempuan pertama yang memimpin negara di Afrika. 2011, Sirleaf dan dua aktivis prempuan lain dari Liberia dan Yaman dianugerahi Nobel Perdamaian, untuk "perjuangan tanpa kekerasan untuk keamanan perempuan, dan hak-hak perempuan untuk berpartisipasi dalam penegakkan perdamaian."
Foto: Reuters/N. Kharmis
Dalia Grybauskaite
Dalia Grybauskaite adalah perempuan pertama yang memimpin Lithuania, di tepi Laut Baltik. Ia kerap disebut "Iron Lady" atau "Magnolia Baja" karena punya sabuk hitam dalam karate dan selalu berbicara dengan tegas. Grybauskaite (61) sudah memangku beberapa jabatan pemerintahan sebelum dipilih jadi presiden tahun 2009, kemudian untuk periode ke dua di tahun 2014.
Foto: Reuters/E. Vidal
Erna Solberg
Norwegia juga dipimpin perempuan. Erna Solberg (56) jadi perdana menteri 2013, dan jadi perempuan kedua yang memangku jabatan itu, setelah Gro Harlem Brundtland. Kebijakan suakanya yang ketat menyebabkan orang memberikannya julukan "Iron Erna."
Foto: picture-alliance/dpa/V. Wivestad Groett
Beata Szydlo
Ia adalah perdana menteri perempuan Polandia yang ketiga, dan memangku jabatan sejak November 2015. Fokus politiknya: menjamin keamanan bagi seluruh warga Polandia, dan berperan dalam keamanan Uni Eropa. Sebelum jadi perdana menteri, ia jadi walikota dan anggota parlemen.
Foto: picture-alliance/W. Dabkowski
Saara Kuugongelwa-Amadhila
Perdana menteri ke empat Namibia ini mulai menjabat tahun 2015. Kuugongelwa-Amadhila (49) hidup di pengasingan di Sierra Leone ketika remaja. Ia mendapat pendidikan tinggi di AS, tamat kuliah dengan gelar di bidang ekonomi, sebelum kembali ke Namibia tahun 1994, dan mulai aktif dalam politik. Ia perempuan pertama yang memimpin pemerintahan Namibia, dan jadi pendukung kuat hak-hak perempuan.
Foto: Imago/X. Afrika
Michelle Bachelet
Michelle Bachelet sudah jadi presiden di Chili sejak 2014. Ini periode ke dua. Ia sudah pernah jadi presiden Chili dari 2006-2010. Ketika muda ia pernah dipenjara dan mengalami penyiksaan di Chili. Ia kemudia tinggal di pengasingan di Australia dan Jerman Timur, di mana ia kuliah kedokteran. Setelah kembali ke Chili tahun 1979, ia mendorong diadakannya transisi menuju demokrasi.
Foto: Getty Images/AFP/C. Reyes
Sheikh Hasina Wajed
Majalah bisnis AS, Forbes menempatkan perempuan berusia 69 tahun ini dalam daftar 100 perempuan paling berkuasa tahun 2016. "Sheikh Hasina Wajed memimpin negara dengan populasi ke delapan terbesar di dunia, yaitu 162 juta. Dan ia mulai berkuasa sejak 2009." Demikian ditulis Forbes. Penulis: D. Breitenbach, C. Burack (ml/hp)