1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hamas Kirim Kabar Mengenai Gilad Shalit

11 Juni 2008

Baru-baru ini Hamas memberikan isyarat kepada orang tua prajurit Israel yang mereka tahan, Gilad Shalit, bahwa putra mereka masih hidup. Saat ini pemerintah Israel tengah menyusun rencana tindakan selanjutnya.

Serdadu israel Gilad Shalit: "Tolong bebaskan saya"Foto: AP

Pemerintah Israel menyebut tindakan Hamas sebagai „isyarat itikad baik“. Tindakan Hamas yang dimaksud adalah menyampaikan surat prajurit Israel yang ditahan Gilad Shalit kepada orangtuanya. Semua surat kabar terkemuka Israel menulis judul besar di halaman utamanya mengenai surat Shalit dengan tajuk “Tolong bebaskan saya”. Kabinet Perdana Menteri Israel Ehud Olmert segera melakukan pertemuan untuk menindaklanjuti keadaan ini.

Olmert ingin menerima tawaran perundingan Hamas mengenai gencatan senjata. Sebelum sidang kabinet, sejumlah menteri menekankan bahwa mereka menentang rencana gencatan senjata karena perundingan dengan Hamas dianggap tidak akan ada gunanya.

Menteri Dalam Negeri Israel Meir Shitrit menyatakan, “Menurut saya, satu-satunya hal yang dapat diubah jika Hamas membebaskan Gilad Shalit. Jika Shalit dibebaskan, saya siap menghentikan serangan untuk sementara agar Gilad Shalit selamat sampai di rumah.”

Hamas tentu saja menolak untuk membebaskan Shalit. Sejak awal gencatan senjata, terpikirkan gagasan untuk membebaskan ratusan tahanan Palestina dari penjara Israel sebagai imbalan pembebasan Gilad Shalit. Blokade kawasan pesisir dan operasi militer melawan Hamas tidak akan mengancam keselamatan Shalit, demikian diungkapkan Menteri Industri dan Perburuhan Israel Eli Yishai dari Partai Shas yang berhaluan ultra ortodoks.

Yishai mengatakan, “Saya pikir, serangan Israel tidak akan mengancam keselamatan Shalit. Justru sebaliknya, tindakan kami akan menyelamatkan Shalit. Aksi ini harus benar-benar diperhitungkan dan menghasilkan keputusan.“

Perdana Menteri Israel Ehud Olmert, Selasa (10/06), mengadakan pembicaraan dengan Menteri Pertahanan Ehud Barak dan Menteri Luar Negeri Tzipi Livni mengenai hal tersebut. Selain itu, Olmert menyatakan bahwa sekarang saatnya untuk menghasilkan keputusan mengenai operasi militer besar-besaran.

"Seperti yang sudah saya katakan, kami mempertimbangkan segala kemungkinan guna mencapai keselamatan seluruh warga kawasan selatan Israel, tanpa memulai konfrontasi kekerasan dengan kelompok teror dari Jalur Gaza,“ jelas Olmert.

Di lingkup kabinet keamanan, Menteri Pertahanan Ehud Barak mengusulkan untuk menerima tawaran gencatan senjata Hamas, demikian dilaporkan media-media Israel. Kelompok Hamas kini berada dalam krisis serius karena pejabat kepercayaan Olmert, Menteri Pembangunan Pemukiman Israel Ze'ev Boim, baru saja menyatakan bahwa operasi militer besar-besaran terhadap Jalur Gaza akan segera dilancarkan. (ls)