Hampir Dua Pertiga Kawasan Eropa Terdampak Kekeringan Parah
24 Agustus 2022
Menurut Komisi Eropa, kekeringan saat ini bisa menjadi yang terburuk " selama 500 tahun" terakhir. Banyak kawasan sekarang memberlakukan siaga darurat kekeringan atau peringatan kekeringan.
Iklan
Hampir dua pertiga wilayahi Eropa terancam oleh kekeringan ekstrem, menurut sebuah laporan Joint Research Centre, layanan sains dan ilmu pengetahuan Komisi Eropa. Kekeringan ini mungkin yang terburuk "setidaknya selama 500 tahun," kata juru bicara Komisi Eropa Johannes Bahrke, hari Selasa (23/8).
"Ini tentu saja baru penilaian pertama, dan kami perlu mengkonfirmasi ini dengan data-data mutakhir di akhir musim,” katanya merujuk pada laporan Uni Eropa yang dirilis Senin (22/8).
Menurut laporan tersebut, 47% wilayah Eropa berada dalam kondisi status peringatan, dengan defisit kelembaban tanah yang tinggi. Selanjutnya 17% berada dalam kondisi status, di mana vegetasi sudah terpengaruh.
Jarangnya hujan dan gelombang panas berturut-turut yang dimulai pada bulan Mei lalu telah memengaruhi debit sungai dan ketinggian air.
"Kekeringan parah yang mempengaruhi banyak wilayah Eropa sejak awal tahun telah semakin meluas dan memburuk pada awal Agustus," kata laporan itu. Kondisi kekeringan ini telah berdampak pada jalur transportasi air, pembangkit listrik dan hasil panen tertentu di Eropa.
Ketinggian air terus turun memaksa kapal-kapal mengurangi muatan mereka di jalur air utama seperti di sungai Rhein. Berkurangnya volume air juga berdampak buruk pada sektor energi, baik untuk pembangkit listrik tenaga air maupun pembangkit listrik lain yang menggunakan air sungai untuk sistem pendinginannya.
Rantai pasokan berisiko saat Rhein mengering
Tanaman musim panas juga telah terdampak, dengan hasil panen tahun 2022 untuk biji-bijian jagung 16% lebih rendah dari rata-rata lima tahun sebelumnya, dan hasil kedelai dan bunga matahari akan turun masing-masing sampai 15% dan 12%.
Iklan
"Kelembaban tanah dan stres vegetasi, keduanya sangat terpengaruh," kata laporan Komisi Eropa, yang mencatat lebih dari selusin negara, di mana bahaya kekeringan telah meningkat, termasuk Jerman, Prancis dan Inggris. "Kawasan Eropa lainnya, yang sudah terkena kekeringan sebelumnya, juga tetap pada kondisi kering yang stabil," tulis laporan itu.
Asit Biswas, profesor tamu di Universitas Glasgow, mengatakan kepada DW bahwa krisis air ini adalah juga "krisis manajemen" air.
"Kita memiliki banyak air untuk semua yang kita inginkan," kata Asit Biswas, seraya menambahkan bahwa pengelolaan air selama beberapa dekade terakhir tidak berkelanjutan.
"Kita memiliki manajemen (air) yang sangat buruk di seluruh dunia," katanya. Dia berpendapat, bahkan dengan perubahan iklim dan kekeringan serta banjir yang berkepanjangan, manajemen yang lebih baik akan memungkinkan umat manusia mengatasi krisis ini.
"Ada beberapa tempat sekarang, (di mana) mereka kehilangan 60% air karena infrastruktur yang rusak," kata Asit Biswas.
Biswas menilai, banyak anggota parlemen "hanya tertarik ketika ada kekeringan berkepanjangan atau banjir berkepanjangan." Saat banjir menghilang, masalah air juga menghilang dari agenda.
Dampak Perubahan Iklim, Dunia Mengalami Krisis Air
Meningkatnya suhu dan gelombang panas yang ekstrem telah membuat negara-negara di seluruh dunia gersang. Bencana kekeringan melanda Cina, AS, Etiopia, hingga Inggris.
Foto: CFOTO/picture alliance
Krisis kelaparan di Tanduk Afrika
Etiopia, Kenya, dan Somalia saat ini mengalami kekeringan terburuk dalam lebih dari 40 tahun. Kondisi lahan kering menyebabkan masalah ketahanan pangan yang parah di wilayah tersebut, dengan 22 juta orang terancam kelaparan. Lebih dari 1 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena bencana kekeringan, yang diperkirakan akan berlanjut selama berbulan-bulan.
Foto: Eduardo Soteras/AFP/Getty Images
Sungai Yangtze mengering
Dasar sungai terpanjang ketiga di dunia, Sungai Yangtze, tersingkap karena krisis kekeringan melanda Cina. Permukaan air yang rendah berdampak pada distribusi dan pembangkit listrik tenaga air, dengan produksi listrik dari Bendungan Tiga Ngarai turun 40%. Sebagai upaya membatasi penggunaan listrik, beberapa pusat perbelanjaan mengurangi jam buka dan pabrik melakukan penjatahan listrik.
Foto: Chinatopix/AP/picture alliance
Hujan yang jarang terjadi di Irak
Irak yang sangat rentan terhadap perubahan iklim dan isu penggurunan terus berjuang mengatasi kekeringan yang terjadi selama tiga tahun berturut-turut. Sebuah situs Warisan Dunia UNESCO di selatan negara itu pun telah mengering. Bencana kekeringan berkontribusi pada kontraksi ekonomi sekitar 17% dari sektor pertaniannya selama setahun terakhir.
Foto: Ahmad Al-Rubaye/AFP
Pembatasan penggunaan air di Amerika Serikat
Pasokan air Sungai Colorado menyusut setelah curah hujan jauh di bawah rata-rata selama lebih dari dua dekade. Krisis ini diyakini sebagai yang terburuk dalam lebih dari 1.000 tahun. Sungai yang mengalir melalui barat daya Amerika Serikat dan Meksiko, memasok air bagi jutaan orang dan lahan pertanian. Sejumlah negara bagian diminta untuk mengurangi penggunaan air dari Sungai Colorado.
Foto: John Locher/AP Photo/picture alliance
47% wilayah Eropa terancam kekeringan
Eropa mengalami gelombang panas ekstrem, sedikit hujan, dan kebakaran hutan. Hampir setengah wilayah benua itu saat ini terancam kekeringan, yang menurut para ahli bisa menjadi yang terburuk dalam 500 tahun. Sungai-sungai besar termasuk Rhein, Po, dan Loire telah menyusut. Permukaan air yang rendah berdampak pada transportasi barang dan produksi energi.
Foto: Ronan Houssin/NurPhoto/picture alliance
Dilarang pakai selang di Inggris
Beberapa wilayah di Inggris berada dalam status kekeringan pada pertengahan Agustus. Krisis kekeringan parah sejak 1935 melanda negara itu di bulan Juli. Pihak berwenang mencatat suhu terpanas Inggris pada 19 Juli mencapai 40,2 derajat Celsius. Penggunaan selang air untuk menyiram kebun atau mencuci mobil tidak diperbolehkan lagi selama Agustus di seluruh negeri.
Foto: Vuk Valcic/ZUMA Wire/IMAGO
Masa lalu prasejarah Spanyol terbongkar
Spanyol sangat terdampak oleh krisis kekeringan dan gelombang panas. Kondisi tersebut telah memicu kebakaran hutan hebat yang menghanguskan lebih dari 280.000 hektar lahan dan memaksa ribuan orang mengungsi. Permukaan air yang surut di sebuah bendungan mengungkap lingkaran batu prasejarah yang dijuluki "Stonehenge Spanyol".
Foto: Manu Fernandez/AP Photo/picture alliance
Beradaptasi dengan dunia yang lebih kering
Dari Tokyo hingga Cape Town, banyak negara dan kota di dunia beradaptasi mengatasi kondisi yang semakin kering dan panas. Solusinya tak harus berteknologi tinggi. Di Senegal, para petani membuat kebun melingkar yang memungkinkan akar tumbuh ke dalam, yang bisa menampung air berharga di daerah yang jarang hujan. Di Cile dan Maroko, orang menggunakan jaring yang mampu mengubah kabut jadi air minum.
Foto: ZOHRA BENSEMRA/REUTERS
Berjuang untuk tetap terhidrasi
Setelah Cape Town, Afrika Selatan, nyaris kehabisan air pada tahun 2018, kota ini memperkenalkan sejumlah langkah untuk memerangi kekeringan. Salah satu solusinya adalah menghilangkan spesies invasif seperti pinus dan kayu putih, yang menyerap lebih banyak air dibanding tanaman asli seperti semak fynbos. Pendekatan berbasis alam telah membantu menghemat miliaran liter air. (ha/yf)
Foto: Nic Bothma/epa/dpa/picture alliance
9 foto1 | 9
Kondisi tidak akan membaik dalam beberapa bulan mendatang
Daerah dengan kondisi terburuk adalah kawasan yang sudah terkena dampak kekeringan pada musim semi 2022 - termasuk Italia utara, Prancis tenggara, dan beberapa daerah di Hungaria dan Rumania - menurut laporan itu.
Para peneliti memperkirakan bahwa kondisi di wilayah Mediterania barat cenderung lebih hangat dan lebih kering dari biasanya hingga November.
Inggris juga perlu terus mengelola sumber daya air dengan hati-hati selama beberapa minggu dan bulan mendatang untuk memenuhi kebutuhannya setelah musim panas terkering selama 50 tahun, kata kelompok peneliti National Drought Group hari Selasa (23/08).
Menurut kelompok yang terdiri dari pejabat pemerintah, perusahaan air dan organisasi lingkungan itu, tetap ada cukup air untuk semua kebutuhan rumah tangga dan bisnis yang penting. Sepuluh dari 14 wilayah Badan Lingkungan Hidup di Inggris sekarang berada dalam status kekeringan.