1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialJerman

Perayaan Hanukkah: Tetap “Hadir” di Masa Pandemi Corona

10 Desember 2020

Bagi orang Yahudi di Jerman, perayaan Hanukkah tahun ini berbeda dari biasanya, namun tidak sepenuhnya hilang, bahkan menjadi simbol melawan kebencian dan antisemitisme.

Kehidupan Yahudi di Eropa
Perayaan Hanukkah di Jerman tahun 2019Foto: Carsten Koall/Getty Images

"Hanukkah adalah pesan adanya cahaya di dalam kegelapan," ujar rabi komunitas Yahudi di Berlin, Yehuda Teichtal. "Kita semua memiliki kemampuan untuk membawa cahaya ke dunia melalui kebersamaan dan toleransi." Itulah mengapa festival Hanukkah yang dimulai pada hari Kamis (10 Desember tahun ini), yang juga dikenal dalam bahasa Jerman sebagai festival cahaya, sangat mengena pesannya di masa corona ini baginya. Karena cahaya juga menjadi simbol dalam melawan rasa takut atau kesepian.

Festival Hanukkah atau Festival Penahbisan berlangsung selama delapan hari. Hanukkah menjadi peringatan masa pemberontakan kaum Makabe Yahudi melawan pemerintahan Suriah-Helenistik atau Seleukia di abad kedua sebelum masehi. Selain itu  festival Hanukkah yang disebut juga dengan Festival Kenisah juga menjadi peringatan tentang penahbisan kembali bait suci di Yerusalem.

Menurut tradisi, cahaya abadi di bait suci itu menyala selama delapan hari, meskipun minyaknya hanya sangat sedikit. Itulah mengapa orang Yahudi menyalakan lilin selama delapan hari - hanya satu lilin pada hari pertama, kemudian tambah dan semakin bertambah sampai hari kedelapan.

Perayaan terbesar di Eropa

Selama bertahun-tahun komunitas gerakan Yahudi Chabad, yang memandang dirinya sebagai "secara tradisional ortodoks, tetapi terbuka", telah meletakkan kandil di tempat umum di Jerman dan merayakan penyalaan lilin dengan meriah dan ceria setiap malam masa Hanukkah. Mungkin tidak ada kesempatan lain di mana kehidupan Yahudi begitu tampak hadir di lanskap kota di Eropa selain di masa perayaan ini.  Seperti yang telah terjadi selama lebih dari sepuluh tahun, kandil lilin Hanukkah terbesar di Eropa, setinggi hampir sepuluh meter, berdiri tepat di depan Gerbang Brandenburg, Berlin. "Tapi tahun ini berbeda," kata Teichtal kepada Deutsche Welle. , dalam beberapa tahun terakhir biasanya menjadi tontonan dengan musik, doa dan nyanyian serta dihadiri tamu-tamu terkemuka dengan ratusan penonton dan undangan. Tahun ini penyalaan lilin berlangsung tanpa pengunjung.

Tamu selebritas sendiri akan datang untuk menyalakan lilin, naik ke kandil dengan alat pengangkut. Rabi Teichtal berharap Menteri Kesehatan Federal Jens Spahn, Walikota Berlin Michael Müller dan pemimpin partai Hijau, Robert Habeck dapat melakukannya tahun ini. Bagi Teichtal, penting bahwa Spahn menyalakan llilin pertama. "Kami mendedikasikan malam pertama ini untuk semua pekerja medis, yang berada di barisan depan perang melawan corona," kata rabi itu.

Perayaan di Jerman

Pada malam selanjutnya dia mengharapkan menteri kehakiman dan menteri luar negeri Jerman dapat melakukannya. Teichtal mengandalkan anggota komunitas untuk mengikuti acara tersebut secara langsung via Facebook.

Namun tidak setiap jemaah memasang kandil di tempat yang menonjol, seperti tahun-tahun sebelumnya. Masyarakat di Essen, misalnya, kata Rabi Shmuel Aronow kepada DW, telah memutuskan untuk tidak menggunakan kandil besar di sebelah balai kota karena adanya pandemi corona. Dan di Karlsruhe, komunitas membangun kembali kandil lilin gantung perwakilan di alun-alun pasar kota, tetapi, ujar Rabi Mordechai Mendelson, penyalaan lilin hanya akan dirayakan pada hari Senin mendatang dengan tamu terkemuka, pimpinan Mahkamah Konstitusi Jerman, Stephan Harbarth.

Kebiasaan-kebiasaan perayaan Hanukkah, tidak jauh berbeda dengan perayaan Natal bagi umat Kristen. Jemaat atau keluarga biasanya saling bertemu untuk perayaan malam hari. Namun hal itu terjadi sebelum wabah corona. Presiden Dewan Pusat Yahudi, Josef Schuster sudah mengumumkan: "Tidak akan ada perayaan besar keluarga untuk Hanukkah tahun ini karena pandemi corona."

Lilin dan makanan lezat

Rabi seperti Yehuda Teichtal di Berlin, Shmuel Aronow di Essen atau Mordechai Mendelson di Karlsruhe dengan para karyawannya mengemas tumpukan kotak bersama karyawannya.

"Perusahan pos Jerman memperoleh cukup banyak penghasilan dari kami akhir-akhir ini," kata Mendelson sambil tersenyum. Sebanyak 70 paket menarik yang disebut Hanukkia, berisi kandil sederhana dengan total 44 lilin untuk delapan hari dan makanan kosher, terutama kue-kue manis khas festival Hanukkah, telah disiapkan oleh komunitas mereka untuk para lanjut usia yang karena pandemi tidak bisa ke luar rumah. "Mereka yang sudah tua dan sendirian harus tetap bisa merayakan festival ini."

Banyak orang-orang yang juga mengambil paket Hanukkah mereka di rumah ibadah Aronow di Essen mengatakan bahwa dari sekitar 600 paket, 350 di antaranya diberikan kepada anggota komunitas yang lebih tua. Mendelson berharap dengan adanya pembatasan corona, Hanukkah akan menjadi festival yang lebih kekeluargaan tahun ini. Orang tua dan anak-anak sekarang ada di rumah, jadi ada waktu untuk menceritakan kisah-kisah tradisional dan bernyanyi bersama.

"Jawaban kami atas kebencian"

Tempat lilin besar di alun-alun pusat kota, perayaan bersama ratusan orang Yahudi, partisipasi tokoh terkemuka - sangat penting di tanah Shoah atau yang pernah terjadi genosida. Pesan ini menjadi sangat jelas dalam sambutan dari politisi papan atas di festival tersebut.

Perayaan Cahaya ini, kata Kanselir Angela Merkel dalam pesan perayaan tahun lalu, adalah saksi bahwa setelah penghancuran peradaban di masa Shoah, kehidupan kaum Yahudi berkembang lagi di Jerman. Ini adalah "keajaiban yang sangat kami syukuri", ungkapnya.

Salam Merkel itu disampaikan datang pada 2019, dua bulan setelah serangan ke sinagoge di Halle pada hari Yom Kippur, festival paling penting dalam siklus tahunan Yahudi.

Bagi Rabi Teichtal, hadirnya kesadaran dalam kehidupan di ruang publik di negara tersebut juga merupakan respons terhadap insiden antisemit, kerusakan yang disengaja pada sinagog, dan penghinaan pada kaum Yahudi. "Itulah jawaban kami atas kebencian dan ideologi," katanya.

“Tidak ada isyarat yg lebih kuat di masa pandemi ketimbang cahaya dan kebersamaan ini , terutama karena pandemi disalahgunakan oleh berbagai kekuatan yang berbeda.“ Bagi kaum Yahudi, Hanukkah juga berarti menguatkan keyakinan di masa ancaman atau bahaya. "Jawaban kami jelas: tidak ada yang bisa mengintimidasi atau menahan kami dengan cara apa pun."