Asian Games berakhir. Apa yang berubah di Jakarta setelah berlangsungnya Asian Games? Simak opini Andibachtiar Yusuf berikut ini.
Iklan
"Terima kasih Asian Games,” ujar seorang kawan sinis di akun media sosialnya. Ia warga Jakarta tulen yang lahir dan besar di kawasan Jakarta Pusat, sangat pusat malah karena posisinya tak jauh dari Istana Negara.
Seperti saya, lama sekali ia merasa Jakarta sangat awut-awutan dan berantakan. Kurang lebih 20 tahun terakhir kami mengalami situasi macet yang tiap tahun bukannya makin baik tetapi malah makin buruk.
Kedatangan para migran dari luar kota bukan saja membuat lapangan pekerjaan jadi areal perebutan, jalanan pun menjadi semakin ramai. Apalagi pemerintah provinsi seolah tak juga menemukan cara yang cocok untuk bisa mengurai masalah kemacetan ini.
Transportasi umum semakin boleh berhenti seenak udelnya, ruas jalan bukannya makin besar tetapi malah semakin sempit. Jalan Sudirman yang dahulu kala sungguh besar itu sempat hanya bersisa 2 jalur akibat ruwetnya situasi pembangunan di sana.
Maka bersyukurlah kawan saya dan juga saya pada Asian Games. Kami mengira bahwa azab jalanan ini akan berlaku lama, karena fasilitas transportasi umum di Jakarta di satu sisi membaik, tetapi di sisi lain malah berkurang. MetroMini, mikrolet atau ragam bus kota lainnya semakin berkurang. Jalur Trans Jakarta dan commuterline belum benar-benar mampu melingkupi seluruh wilayah di Jakarta.
Akibatnya layanan taksi motor alias ojek yang kini dimodernkan lewat jasa pesan online menjadi alternative terbaik—hal yang oleh sebagian orang dianggap sebagai pemecahan masalah kemacetan di ibukota—padahal sebuah ibukota negara selalu butuh fasilitas umum yang sesuai.
Galeri Foto: Momen-momen Pembukaan ASIAN GAMES 2018
Upacara pembukaan Asian Games 2018 berlangsung di Jakarta tanggal 18 Agustus 2018. Ragam pertunjukan yang mengusung kebhinekaan Indonesia memeriahkan panggung spektakuler. Mana yang paling membuat Anda berkesan?
Foto: Reuters/I. Kato
Presiden Joko Widodo datang ke pembukaan Asian Games 2018 dengan sepeda motor besar.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Puluhan tim olahraga dari masing-masing negara siap bertarung
Foto: Reuters/C. McNaughton
Kontingen Korea (selatan dan utara bergabung dalam event ini) mendapat sambutan amat meriah dari pengunjung.
Foto: Reuters/I. Kato
Afghanistan tak ketinggalan
Foto: Reuters/I. Kato
Atlet Indonesia siap berjuang demi tanah air
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Bhin bhin, Atung dan Kaka
Foto: Reuters/I. Kato
Tarian Aceh dalam ritme harmoni, berganti kostum secepat kilat
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Beragam pertunjukan tradisonal diiringi orkestra
Foto: Reuters/I. Kato
Ragam tari-tarian dalam balutan baju tradisional mencuri perhatian
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Panggung ditata sebagaimana panorama Indonesia
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Anging Mamiri...
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Permainan jemari Joey Alexander mengalunkan irama Gending Sriwijaya
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Beragam lagu dibawakan beragam penyanyi kenamaan
Foto: Reuters/C. McNaughton
Alunan suara Putri Ayu
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Kaya warna-warni dan kemegahan
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Penonton di stadion menyambut meriah
Foto: Reuters/Beawiharta
Kembang api menerangi langit malam Jakarta
Foto: Reuters/W. kurniawan
Tetabuhan dalam kostum tradisional yang unik
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Penari berlari membawa api
Foto: Reuters/Beawiharta
Atlet berprestasi dalam sejarah olahraga Indonesia mendapat kehormatan
Foto: Reuters/C. McNaughton
Penuh haru, Susi Susanti menyalakan obor Asian Games 2018
Foto: Reuters/I. Kato
Pesta kembang api
Foto: Reuters/D. Whiteside
22 foto1 | 22
Asian Games mengubah segalanya
Kemacetan tak karuan itu seperti menemukan solusinya. Jakarta kini mulai tak macet lagi terutama di jalan-jalan utama, orang-orang yang mengaku warga Jakarta padahal tinggal di Bintaro atau Serpong—keduanya terletak di provinsi Banten—bersorak sorai karena jalur jalanan mereka menjadi lebih lenggang. Padahal di kawasan non ganjil genap situasinya sama saja, bahkan senantiasa jadi lebih parah.
Perjalanan dari Kemayoran menuju Senayan yang normalnya di hari kerja bisa mencapai sekitar 1-2 jam, kini sedang disiapkan dan dipastikan bisa ditempuh hanya selama 24 menit. Pada saat Asian Games berlangsung, para atlet manca negara yang diinapkan di kawasan Kemayoran tak mengalami segala siksaan yang selama ini sudah biasa dialami oleh warga Jakarta atau para komuter dari kota-kota satelit di Bodetabek.
Pesta olahraga terbesar di Asia ini memang memberi Jakarta banyak perubahan. Bukan cuma soal kemampuan bersoleknya yang ciamik, tetapi juga soal kemampuan menyulap semua areal macet itu menjadi lenggang.
Apapun caranya, pembenarannya jelas… karena ini adalah hajatan terbesar di Asia, yang bahkan Singapura sekalipun belum pernah menjadi tuan rumah.
Jalan Sudirman yang di masa kanak-kanak pernah saya lihat berjalur sangat besar dan lebar itu, kini tampak malah semakin lebar. Setidaknya 4 jalur kendaraan pribadi disediakan.
Jika pemerintah kota tidak membuat taman rumput sebagai bagian dari estetika keindahan, saya rasa jalanan tersebut akan bisa memuat lima jalur kendaraan dan menjadi 6 jalur jika jalur Trans Jakarta ikut diperhitungkan.
Emas untuk Indonesia di Asian Games 2018
Kegemilangan kontingen Indonesia pada Asian Games 2018 sudah melampaui torehan pada ajang serupa tahun 2014 di Korea Selatan. Cabang olahraga mana saja yang berhasil menyumbang medali emas untuk Indonesia?
Foto: Reuters/C. Mcnaughton
Penyumbang emas pertama
Defia Rosmaniar (23 tahun) menjadi atlet pertama yang menyumbangkan medali emas untuk Indonesia di ajang Asian Games 2018. Atlet cabang olahraga taekwondo itu meraih gelar dalam nomor pertandingan poomsae, seni yang dipadu iringan musik. Emas kedua datang dari Lindswell Kwok dari cabang Wushu. Ia meraih total skor tertinggi (19,50) di antara 16 pewushu lainnya saat turun di nomor Taijijian.
Foto: picture alliance / Photoshot
Duet emas dari sepeda gunung
Emas ketiga disumbangkan Tiara Andini Prastika. Atlet dari cabang sepeda gunung nomor downwhill putri itu tercatat sebagai yang tercepat dalam Asian Games 2018. Saat berlomba di Khe Bun Hill Subang, Senin (20/08), Tiara membukukan waktu dua menit 33,056 detik, dan mengalahkan atlet Thailand, Vipavee Deekaballes dengan selisih waktu 9,598 detik...
Foto: picture-alliance/Xinhua
Downhill putra turut sumbang prestasi
... Khoiful Mukhib juga meraih medali emas pada mountain bike nomor downhill putra, Senin (20/8). Dia menjadi yang tercepat di nomor downhill dengan catatan waktu 2 menit 16,687 detik. Torehan waktu Khoiful lebih cepat 1,497 detik dari Shengshan Chiang asal Taiwan. Raihan emas dari Khoiful ini membuat tim sepeda Indonesia sukses mengawinkan emas pada nomor downhill putra dan putri.
Foto: picture-alliance/Xinhua
Angkat besi kian populer
Eko Yuli Irawan penuhi tugasnya sebagai lifter andalan Indonesia di Asian Games 2018. Medali emas untuk Eko Yuli Irawan dikalungkan langsung Presiden RI Joko Widodo yang hadir di JIExpo Kemayoran. Pria berusia 29 tahun itu tercatat sebagai sebagai lifter pertama yang menyumbang medali emas di ajang Asian Games. Ia berharap olahraga angkat besi bisa populer layaknya sepak bola dan bulu tangkis.
Foto: picture-alliance/Xinhua
Dua emas dari paralayang
Dua emas disumbangkan cabang olahraga paralayang untuk kontingen Indonesia di Asian Games 2018. Tim beregu putra yang diperkuat Hening Paradigma, Thomas Widyananto, Rony Pratama, Jafro Megawanto berhasil mencatat skor terbaik pada nomor akurasi. Sehari setelahnya, emas kedua dari cabang paralayang disumbangkan Jafro Megawanto pada nomor akurasi tunggal putra di Gunung Mas Puncak.
Foto: picture-alliance/Photoshot
Emas dari panjat tebing
Atlet putri, Aries Susanti Rahayu menyumbangkan satu emas saat berlaga di Jakabaring Sport City, Palembang. Ia menjadi yang tercepat pada babak final ketika berhadapan dengan wakil Indonesia lainnya, Puji Lestari. Raihan ini membuat panjat tebing sekaligus menyumbang satu emas dan satu perak untuk kontingen Indonesia di ajang Asian Games 2018.
Foto: Reuters/E. Su
Dayung sumbang emas ke-9
Medali emas dipersembahkan cabang olahraga dayung bagi kontingen Indonesia pada Asian Games 2018, Jumat (24/8/2018). Tim putra Indonesia dari nomor Men's Lightweight Eight (LM8-) unggul atas tim Uzbekistan dan Hong Kong pada perlombaan di Jakabaring Rowing Lake. Indonesia mendapat lima medali dari cabang dayung, yakni satu medali emas, dua perak dan dua perunggu.
Foto: Getty Images/AFP/B. Kurniawan
Emas dari tenis
Pasangan ganda campuran, Christopher Benjamin Rungkat dan Aldila Sutjiadi, berhasil menyumbangkan medali emas kesepuluh pada Asian Games 2018 dari cabang olahraga tenis, Sabtu (25/08). Kedua atlet tenis ganda campuran itu mengalahkan pasangan dari Thailand dengan skor 6-4, 5-7, 10-7 di Arena Tenis Jakabaring, Palembang. (kompas.com, detik.com, bola.com)
Foto: picture-alliance/Photosport/A. Cornaga
Emas terbanyak dari Pencak Silat
Indonesia tampil mendominasi di cabang olah raga bela diri ini. Dari 14 nomor final mereka ikuti, 11 medali emas sudah direbut pesilat-pesilat nasional. Namun ada sejumlah kejanggalan dikeluhkan negara peserta Asian Games 2018 di cabang ini.
Foto: Imago/Xinhua
Dua emas dari bulutangkis
Dari cabang olah raga bulutangkis, Indonesia mendapatkan dua emas, dua perak, dan empat perunggu. Medali emas diperoleh Jonatan Christie pada nomor tunggal putra dan Kevin Sanjaya Sukamuljo dengan Marcus Fernaldi Gideon dari nomor ganda putra.
Foto: Getty Images/AFP/S. Tumbelaka
Sepak takraw berikan emas terakhir
Indonesia menambah perolehan emas Asian Games 2018 dari cabang olah raga sepak takraw Indonesia yang berjaya di final nomor kuadran putra. Kemenangan ini membuahkan medali emas ke-31.Tim sepak takraw putra Indonesia diperkuat Muhammad Hardiansyah Muliang, Nofrizal, Saiful Rizal, Husni Uba, Rizky Abdul Rahan Pago, dan Abdul Halim Radjiu.
Foto: Getty Images/AFP/M. Rasfan
11 foto1 | 11
Investasi besar
Pesta olahraga memang adalah soal investasi, sebagian besar jangka panjang dan saebagian lainnya adalah jangka pendek. Afrika Selatan pun bebenah tak terkira saat mereka akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010, Brasil pun demikian demi Piala Dunia 2014 dan Olimpiade 2016.
Di kemudian hari segala infrastruktur yang dibangun atau diperbarui mereka gunakan sendiri dan sebagian diantaranya menjadi sarana komersial.
Stadion-stadion di Afrika Selatan atau di Ukraina (Euro 2012) misalnya, kini berfungsi juga sebagai mal yang lengkap dengan fasilitas ice skating misalnya. Tranportasi antar kota di Brasil menjadi sangat baik dan hajat hidup orang cenderung berubah.
Indonesia Bersolek Jelang Asian Games
Setahun menjelang perhelatan akbar Asian Games 2018, Indonesia masih sibuk membenahi lusinan arena olahraga di Jakarta dan Palembang. Sejauh apa persiapan panitia?
Foto: Getty Images/M.King
Persiapan Empat Tahun
Indonesia masih sibuk membenahi stadion dan merampungkan proyek infrastruktur setahun menjelang digelarnya Asian Games 2018. Berbeda dengan Asian Games sebelumnya, kali ini tuan rumah hanya mendapat waktu empat tahun untuk persiapan menyusul sikap Vietnam menarik diri dari status tuan rumah 2014 silam.
Foto: Getty Images/A.Berry
Berpusar di Senayan
Jantung Asian Games 2018 akan berdetak di Gelora Bung Karno yang kini tengah direnovasi. Selain mengganti kursi stadion, pemerintah juga membenahi lapangan rumput, tribun penonton dan bagian dalam stadion yang akan digunakan para atlit. Proyek renovasi stadion Gelora Bung Karno menelan biaya lebih dari 700 milyar Rupiah.
Foto: Getty Images/A.Berry
Terhalang Biaya
Perhelatan olahraga se-Asia kali ini akan mengundang lebih dari 9.000 atlit, serta 8.000 awak media dan perwakilan dari 45 negara peserta. Kali ini Komite Olympiade Asia harus memangkas jumlah turnamen dari 484 menjadi 431 dari 42 cabang olahraga lantaran kekhawatiran seputar biaya.
Foto: Getty Images/A.Berry
Separuh Dana Anggaran
Dalam wawancara dengan Tempo Juli silam, Ketua Komite Penyelenggara Asian Games, Erik Tohir, mengaku terpaksa berhemat lantaran pemerintah hanya mengabulkan separuh dari anggaran yang diajukan. Dari sekitar 8,7 trilyun yang diminta, Presiden Joko Widodo hanya memberikan 4,5 trilyun Rupiah. Namun demikian pemerintah juga menyediakan dana pembangunan infrastruktur senilai 25 trilyun Rupiah.
Foto: Getty Images/A.Berry
Solusi Transportasi
Salah satu tantangan terbesar adalah menyiapkan moda transportasi yang bisa membawa para atlit ke arena olahraga tanpa terjebak arus macet. Seorang pejabat kepolisian mempertimbangkan akan menggunakan jalur busway untuk mengangkut atlit. Namun hingga kini belum ada keputusan akhir terkait masalah tersebut.
Foto: Getty Images/A.Berry
Berbekal Arena Sea Games
Sejauh ini wisma atlit di kawasan Kemayoran sudah 80% rampung. Pemerintah juga merenovasi Velodrom di Rawamangun dan arena pacuan kuda di Pulomas. Beruntung berkat penyelenggaraan Sea Games 2011, banyak arena olahraga yang berada dalam kondisi baik sehingga tidak memerlukan renovasi total.
Foto: Getty Images/C.Spencer
Palembang Andalkan Jakabaring
Tuan rumah Palembang mengandalkan kompleks olahraga Jakabaring yang telah teruji saat menyelenggarakan Sea Games 2011. Hanya stadion Gelora Sriwijaya mendapat tambahan kapasitas dari 36.000 menjadi 60.000 kursi. Pemprov Palembang juga sedang menambah panjang danau Jakabaring menjadi 2.300 meter.
Foto: Getty Images/M.King
7 foto1 | 7
Jakarta bisa jadi sedang menuju arah sana, walau rumput di sisi trotoar jalan utama di ibukota itu sudah mulai botak-botak dan kita tak pernah tahu apakah sarana di kawasan olahraga GBK itu akan punya fungsi komersial seperti di Stadion Luzhniki selepas Piala Dunia 2018 kemarin.
Juga saya yakin banyak sekali orang—termasuk saya—yang ragu bahwa trotoar jalanan kita akan tetap lapang tanpa gangguan pedagang kaki lima yang selalu saja punya izin dagang di tempat yang jelas terlarang macam trotoar, atau apakah jalur MRT dan LRT kita sungguhan sudah siap dipakai sampai bertahun ke depan.
Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWnesia adalah sepenuhnya opini penulis dan menjadi tanggung jawab penulis.
*Bagaimana komentar Anda atas opini di atas? Anda bisa sampaikan dalam kolom komentar di bawah ini.
Demi Asian Games, Kali Item Ditutup Waring, Solusi Tepatkah?
Upaya Pemprov DKI Jakarta ‚menyelimuti‘ Kali Item dengan waring demi Asian Games dikritik. Cara itu dinilai tidak menyelesaikan pangkal persoalan.
Foto: Detik.com
Ada yang berbeda di Kali Item
Pemandangan mencolok di belakang Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, jadi perhatian. Penyebabnya, waring alias jaring hitam menutup di sepanjang sekitar 200 meter. Waring ini dipasang di Kali Sentiong, yang masuk ke wilayah Sunter Jaya, Jakarta Utara. Orang sekitar lebih mengenal aliran sungai ini sebagai Kali Item.
Foto: Detik.com
Lokasinya dekat Wisma Atlet
Demi Asian Games, Pemprov DKI Jakarta menutup Kali Item di belakang Wisma Atlet Kemayoran dengan waring. Selain untuk menutup hitamnya warna air kali, waring disebut Gubernur DKI Anies Baswedan berguna untuk mengurangi bau tak sedap.
Foto: Detik.com
Estetis?
Dikutip dari Detik.com, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut waring dipasang untuk mengurangi bau tak sedap. Kasubbag Kepegawaian Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Supriyono menyebut waring ini juga untuk estetika.
Foto: Detik.com
Penyelesaian masalah yang terpotong-potong
Upaya Pemda DKI menuai kritik. Dilansir oleh Detik.com, Sekretaris Fraksi Hanura DPRD DKI Veri Yonnevil menyebutkan pemasangan waring di Kali Item tidak akan menyelesaikan persoalan bau dari kali. Sementara anggota DPRD DKI dari Fraksi PKB Darussalam. Pemprov DKI semestinya melihat permasalahan secara menyeluruh.
Foto: Detik.com
bersihkan kali
Dulu Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno pernah menjanjikan untuk membersihkan Kali Item dengan alat pengolah tinja bernama PAL-Andrich Tech System. Sumber : Detik.com(ap/rzn)