Harapan akan terciptanya perdamaian di Suriah bukan semakin nyata, malah semakin pupus. Perang justru makin hebat. Presiden Assad juga tegaskan gencata senjata tidak bisa dilaksanakan dengan cepat.
Iklan
Perang di Suriah bukan mereda, malah sebaliknya tambah gencar. Pesawat pembom Rusia terus gempur target yang disebut kubu teroris. Sementara Turki juga ngotot melanjutkan gempuran ke kubu milisi Kurdi yang disebut moderat oleh barat. Presiden Suriah Bassar al Assad juga menegaskan, tidak bisa menyepakati dan menerapkan gencatan senjata segera.
Sementara pernyataan PBB tentang serangan terhadap rumah sakit dan sekolah di Utara Suriah yang berlangsung Senin kemarin juga tambah menciutkan harapan. Menurut PBB jumlah orang yang tewas akibat serangan udara tersebut bertambah jadi 50.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon mengklaim seragan tersebut melanggar hukum internasional, dan mematahkan upaya penghentian perang saudara di Suriah. Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Marc Ayrault bahkan menyebutnya kejahatan perang.
Harapan gencatan senjata sirna
Dalam KTT Keamanan Internasional yang berakhir di München hari Minggu, sebenarnya diputuskan gencatan senjata di Suriah akan mulai berlaku dalam tempo sepekan.
Tapi Senin malam Presiden Suriah Bashar al Assad sudah menyatakan "cessation of hostilities" atau penghentian kekerasan yang ditetapkan AS dan Rusia di München tidak mungkin mulai dilaksanakan Jumat mendatang. Assad menambahkan, "walaupun gencata senjata berhasil dicanangkan, itu tidak berarti semua pihak pasti segera menghentikan kontak senjata."
Pengamat tuduh Rusia bom rumah sakit
Memang pihak berwenang masih harus menyatakan siapa yang bertanggungjawab atas serangan udara Senin kemarin. Pasalnya para pihak yang terlibat langsung dalam konflik Suriah makin banyak, dan banyak yang mengerahkan pesawat pembom.
Dan seperti biasa pihak-pihak yang terlibat perang Suriah saling menyalahkan. Duta besar Suriah bagi Rusia, Riad Haddad langusng menyatakan Senin, serangan terhadap rumah sakit itu dilancarkan angkatan udara AS.
Namun Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris menuduh Rusia yang melancarkan pemboman terhadap rumah sakit di Maaret al-Noumaan yang didukung organisasi internasional Dokter Tanpa Batas (MSF). Organisasi kemanusiaan itu mengungkap delapan stafnya masih dinyatakan hilang.
Moskow melancarkan serangan udara sebagai dukungan bagi Presiden Bashar al Assad sejak 30 September 2015. Rusia juga mendukung pasukan Suriah dengan serangan udara ke pihak pemberontak, untuk mendorong perebutan kembali kawasan dalam beberapa pekan belakangan ini, terutama di provinsi di utara Aleppo. Tujuan mereka adalah menguasai kembali kota terbesar Suriah tersebut yang sejumlah wilayahnya sudah luluh-lantak akibat perang.
ml/as (afp, afp, Twitter)
Inilah Aktor Utama Perang Suriah
Konstelasi konflik Suriah kini makin rumit. Perang dipicu ketidakpuasan rakyat atas rezim di Damaskus. Tapi di belakang layar juga ada negara lain yang ikut terlibat, baik yang punya kepentingan atau tunggangi konflik.
Foto: picture alliance/AP Photo/A. Kots
Bashar al Assad
Presiden Suriah ini bersama rezim di Damaskus adalah penyebab utama pecahnya perang saudara yang dimulai 2011. Rakyat yang tak puas atas kepemimpinannya 4 tahun silam menggelar berbagai aksi protes yang dijawab dengan tembakan peluru tajam. Sumbu peledak perang adalah tewasnya beberapa remaja yang menggambar grafiti anti Assad di tahanan aparat keamanan.
Foto: AP
Pemberontak Suriah
Mereka menamakan diri kelompok oposisi. Dalam kenyataanya mereka adalah kelompok militan yang punya berbagai agenda, dan kebetulan punya satu sasaran, yaitu menumbangkan rezim Bashar al Assad. Kelompok paling menonjol adalah Free Syrian Army, serta Front al Nusra yang merupakan cabang al Qaida di Suriah. Akibat perang saudara, 300.000 tewas dan lebih 12 juta warga Suriah mengungsi.
Foto: Reuters
Islamic State (IS)
Walaupun baru muncul awal tahun 2014, IS merupakan kelompok bersenjata paling kuat dan ditakuti. Kelompok Sunni ini didukung pakar militer bekas pasukan elit Saddam Hussein dari Irak. Anggotanya berdatangan dari berbagai negara Eropa. Kebanyakan anak muda, militan, radikal, dan punya keahlian di bidang militer maupun teknologi informatika. IS kini menguasai kawasan luas di Suriah dan Irak.
Foto: picture-alliance/Balkis Press
Arab Saudi
Merupakan negara pendukung kelompok pemberontak Sunni di Suriah. Arab Saudi terutama ingin menumbangkan rezim Assad dan meredam hegemoni penunjang kekuasaanya, yaitu Iran. Mereka sekaligus juga memerangi IS agar tidak semakin kuat. Riyadh punya kepentingan agar Suriah tidak runtuh, yang akan menyeret Libanon dan Irak serta seluruh kawasan ke situasi chaos.
Foto: picture-alliance/AP/Manish Swarup
Iran
Sebagai negara pelindung kaum Syiah, Iran mendukung milisi Hisbullah di Libanon yang bertempur membela rezim Al Assad. Iran juga mengirim tentara serta penasehat milternya ke Damaskus. Mula-mula kehadiran Iran tidak dianggap. Tapi perkembangan situasi menyebabkan pemain besar lainnya kini mulai merangkul pemerintah di Teheran untuk solusi krisis Suriah.
Foto: AP
Turki
Ankara takut terbentuknya negara Kurdistan di Suriah. Karena itu dengan segala cara hal ini hendak dicegah. Turki juga "melatih" pemberontak Suriah dengan dibantu biaya AS. Presiden Recep Tayyip Erdogan juga berseteru dengan Assad. Selain itu kaum Kurdi di Irak juga makin kuat karena mendapat dukungan Iran. Inilah yang membuat Turki mengerahkan militernya ke perbatasan atau melewatinya.
Foto: AP
Amerika Serikat
Keterlibatan Washington di kawasan dimulai 2003 dengan tumbangkan penguasa Irak, Saddam Hussein. Vakum kekuasaan picu runtuhnya Irak dan destabilisasi keamanan hingga ke Suriah. Kondisi ini yang juga ciptakan Islamic State (IS) yang mampu kuasai kawasan luas di Irak dan Suriah. AS juga membiayai pelatihan pemberontak "moderat" dengan dana 500 juta US Dolar, sebagian menyeberang ke Al Qaida.
Moskow dikenal sebagai pendukung rezim di Damaskus. Akhir 2015 Rusia memutuskan lancarkan serangan udara terhadap IS. Operasi militer ini memicu kecaman di kalangan NATO. AS dan Turki mengklaim serangan udara Rusia ditujukan ke kelompok pemberontak anti Assad. Insiden penembakan jet Rusia oleh militer Turki makin panaskan situasi.