Harar, kota Islam tertua di Afrika mencoba bertahan diri melawan pengaruh budaya luar. Buat penduduk yang mendaulat kotanya sebagai kota suci ke-empat umat Muslim itu, agama menjadi faktor penting.
Iklan
Saban malam sekawanan Hiena berpesta daging di pinggir tembok purba yang mengitari Harar - salah satu kota Islam tertua di dunia. Selama beribu tahun wajah kota tidak berubah. Perempuan berkerudung memapah kayu bakar di kepala, sementara para lelaki bersarung menggiring kambing di tepi jalan.
Hingga kini penduduk kota masih berupaya menjaga tradisi dan warna kental Islam dari godaan dunia luar. Namun betapapun gigihnya Harar memenjarakan diri, modernitas perlahan mulai berjejak di kota tua ini.
Di balik tembok yang menjulang, pengaruh gaya hidup modern mulai terasa: Papan iklan bir dipajang pada dinding gedung yang kusam, sebuah toko modern menjajakan produk elektronik terbaru buatan Cina atau truk besar dari Eropa yang masih baru dan mengkilap serta melaju gagah di jalan utama beraspal, terlihat kontras dengan sedan Peugeot tua yang biasa lalu lalang di sini.
Perlawanan dari Balik Tembok
Namun begitu sekelompok aktivis bertekad melawan arus pengaruh dari dunia luar. Mereka mendikte semua yang dianggap mencerminkan kebudayaan lokal, mulai dari pakaian hingga teknik kuras buku, dari tari-tarian hingga nyanyian rakyat.
"Karena globalisasi, anda tidak bisa mencegah datangnya perubahan. Tapi budaya dan agama harus bertahan," kata Abdela Sherif, pemilik sebuah museum yang memiliki koleksi terbesar benda-benda kuno dari Harari.
"Kami akan mempertahankan budaya kami, tradisi kami, kebudayaan tua kami. Dan kami akan menyelamatkannya dengan cara merevitalisasi," imbuh Sherif. Salah satunya adalah dengan mendigitalisasi buku-buku dan lirik lagu kuno yang berasal dari Harar.
Harar, Kota Tertua Islam di Afrika Timur
Harar dibangun pada abad ke-10. Kota ini dikenal sebagai salah satu kota tertua di Afrika Timur, dengan tiga mesjidnya yang berusia lebih dari seribu tahun, tertua di luar Jazirah Arab. Beberapa bahkan mendaulat Harar sebagai kota suci ke-empat muslim, setelah Mekkah, Madinah dan Yerusalem.
Selama ratusan tahun tembok Harar yang menjulang setinggi empat meter mampu mendesak pengaruh asing. Sampai tahun 1887 pengunjung non-Muslim masih dilarang berjejak di Harar. Hingga Sultan Menelik dari Ethiopia menduduki kota itu dan membukanya buat penganut agama lain.
"Budaya di Harar sangat berbeda. Bagaimana cara mereka makan, bahkan bagaimana mereka beraktivitas dan berlaku dalam sosial," kata pakar sejarah dan Sosiologi Ethiopia, Abudusemed Idris.
"Mereka ingin tampil sebagai diri sendiri, tidak terintimidasi oleh budaya lain. Jadi jika menyangkut pengaruh budaya barat, mereka tetap berpikir itu adalah milik mereka, budaya kami adalah milik kami," imbuh Idris.
Tradisi Kuno
Sebagai hasilnya, beberapa tradisi tetap dijalankan seperti ribuan tahun silam. Terutama festival yang menandai berakhirnya bulan suci Ramadhan, di mana ribuan penduduk bernyanyi dan berpesta selama tiga hari.
"Kami takut kami akan kehilangan tradisi ini suatu saat nanti dan kami akan menangis," kata Amir Ridwan, sembari duduk di lantai beralaskan tikar dan mengunyah Khat, tanaman lokal. Ridwan menggunakan Facebook untuk berkomunkasi dengan para pemuda Harar: Ia mengajak kaum muda untuk tidak jengah mempelajari sejarah dan budaya sendiri.
"Semua bergantung pada mereka, pada kita semua untuk mempertahankan budaya dan tradisi dengan apapun yang kami miliki," katanya.
rzn/ap (afp,rtr)
Peliharalah, Bukan Merusak
Baik Islam, Buddha. Hindu, Kristen, Katholik dan Yahudi, memiliki kitab suci yang memberikan petunjuk dalam kehidupan. Di dalamnya mengajarkan para pengikut agama tersebut untuk merawat bumi dan lingkungannya.
Foto: Jody McIntryre / CC-BY-SA-2.0
Melestarikan Ciptaan
Adam dan Hawa di Taman Eden: Kristen dan Yahudi meyakini memelihara ciptaan Tuhan adalah satu tugas yang Tuhan percayakan kepada manusia: "Dan Tuhan menempatkannya di Taman Eden untuk bekerja dan memelihara taman itu" .(Alkitab: Kejadian 2: 15)
Foto: Jonathan Linczak / CC BY-NC-SA 2.0
Yahudi dan Kristen Alkitab berbagi pesan kunci
Kisah penciptaan diceritakan dalam perjanjian lama Kitab Musa. Kitab pertama Musa adalah bagian dari kitab Taurat, bagian pertama dari kitab Yahudi, yang disebut Tanakh.
Foto: Lawrie Cate / CC BY 2.0
Buku paling laku di dunia
Kisah penciptaan juga bagian sentral dari Perjanjian Lama dalam kitab suci umat Kristen, yang menjalin bagian-bagian dari teks-teks suci Yahudi. Alkitab adalah teks tertulis yang paling banyak digunakan dan paling sering dipublikasikan di dunia.
Foto: Axel Warnstedt
"Aturan ketertiban" manusia
"Dan Allah memberkati mereka, lalu berfirman: Beranakcuculah dan bertambah banyak, memenuhi bumi dan menaklukkannya. Berkuasalah atas ikan-ikan di laut, dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi "(Alkitab, Kejadian 1: 28).
Foto: Axel Warnstedt
Bekerja dengan berhati-hati atas ciptaannya
Dalam Islam, ciptaan Allah harus dilindungi. Manusia dapat memanfaatkannya, tapi dengan secara baik: "Matahari & bulan beredar menurut perhitungan, bintang-bintang dan pohon-pohon tunduk pada-Nya. Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca keadilan. Jangan ganggu keseimbangannya. Tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu menguranginya". (Al Qur‘an, Surat 55, 3-10)
Foto: sektordua / CC BY 2.0
Jangan sebabkan kerusakan di muka bumi
Al-Qur'an berisi petunjuk khusus dan rinci bagi umat Muslim. Banyak petunjuk di dalamnya yang langsung berkaitan dengan masalah lingkungan dan alam. Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". (Al Qur'an, Surat Al-Baqarah: 2, 11)
Foto: Axel Warnstedt
Hindu dalam siklus abadi
Dalam semuanya bergerak dalam siklus di mana masing-masing komponen – kelahiran atau kematian, terlihat atau tidak terlihat – semua terulang secara terus-menerus. Manusia adalah bagian dari dunia ini, statusnya sama seperti makhluk hidup lainnya.
Foto: public domain
Selalu menjaga keseimbangan
Keseimbangan alam harus dipertahankan. Siapa yang sudah mengambil sesuatu, harus mengembalikannya. Dewa mengurus berbagai kebutuhan hidup: "…dengan pengorbanan, Dewa akan memberkati apa yang kamu butuhkan. Ia yang menikmati apa yang para dewa beri, tanpa memberi imbalan sesungguhnya adalah pencuri . "(Bhagavad Gita 3:12)
Foto: Jody McIntryre / CC-BY-SA-2.0
Semua saling terkait
Dalam bahasa Pali pada kitab awal Buddha, terdapat tulisan mengenai segala sesuatu yang saling ketergantungan dan keterkaitan: "Sesuatu yang ada, memiliki keberadaan. Eksistensi muncul dari keberadaannya. Jika sesuatu tidak ada, maka eksistensinya pun tiada. Dengan terhentinya sesuatu, maka hal ini akan selesai. "(Pali, Samyutta Nikaya II, 12:21)
Foto: Mixtribe-Photo / CC BY 2.0
9 foto1 | 9
Kehancuran Mekkah dan Madinah
Sejak menguasai dua kota suci, Mekkah dan Madinah, kerajaan al Saud secara sistematis menghancurkan berbagai situs bersejarah Islam. Langkah itu tidak cuma digerakkan oleh kepentingan bisnis haji, tapi juga keyakinan
Foto: picture-alliance/dpa/afp/Naamani
Ambisi Haji
Sejak jatuhnya harga minyak, pemerintah Arab Saudi ingin lebih cepat mengembangkan wisata Haji sebagai salah satu pondasi perekonomian. Salah satu proyek terbesar adalah perluasan Masjid al Haram di Mekkah dan pembangunan berbagai hotel berbintang di sekitarnya. Namun proyek tersebut bergulir dengan mengorbankan berbagai situs bersejarah dari era kelahiran Islam.
Foto: picture-alliance/dAP Photo/K. Mohammed
Makam Khadijah
Isteri pertama nabi Muhammad S.A.W, Khadijah binti Khuwaylid dimakamkan di kompleks pemakaman Jannatul Mualla di Mekkah. Namun tahun 1925, kompleks tersebut dibuat rata dengan tanah oleh Raja Ibn Saud. Termasuk yang menghilang adalah kubah yang menaungi makam Khadijah R.A.
Benteng Ayjad
Benteng yang tampak pada sisi kiri gambar dibangun tahun 1780 oleh kesultanan Utsmaniyah untuk melindungi Kabah dari serangan kelompok bandit yang kebanyakan berfaham Wahabi. Tahun 2002 kerajaan Arab Saudi menghancurkan benteng historis itu untuk membangun hotel berbintang lima, Mecca Royal Hotel Clock Tower. Langkah tersebut mengundang kecaman dunia. Namun Riyadh bergeming
Foto: public domain
Rumah Khadijah
Tidak cuma makam Khadijah yang dibuldozer kerajaan Arab Saudi, rumahnya yang terletak di dekat bukit Marwah juga lenyap pada saat perluasan Masjid al Haram. Kini lokasi tersebut diyakini telah menjadi toilet umum. Menurut catatan sejarah, nabi Muhammad tinggal selama lebih dari 20 tahun di rumah isteri pertamanya itu.
Foto: Fayez Nureldine/AFP/Getty Images
Maqbaratul Baqi'
Pemakaman historis ini antara lain menjadi pembaringan terakhir buat sejumlah keluarga nabi Muhammad dan juga khalifah ketiga, Uthman bin Affan. Kompleks pemakaman Al-Baqi' terutama dipercantik pada era kekhalifahan bani Umayyah. Tapi tahun 1926 raja Ibnu Saud memerintahkan pembongkaran musoleum dan makam, serta membuat kompleks al-Baqi' rata dengan tanah.
Foto: public domain
Petaka di Gunung Uhud
Termasuk makam yang dihancurkan adalah milik Hamza ibn ‘Abdul-Muttalib, paman nabi Muhammad yang meninggal dalam perang Uhud. Kompleks bersejarah di utara Mekkah itu kini dipagar. Pemerintah Arab Saudi juga menutup enam masjid di sekitar gunung Uhud, di mana nabi Muhammad diklaim pernah beribadah. Masjid ke tujuh, milik khalifah Abu Bakar as-Siddiq, dirubuhkan dan kini menjadi rumah ATM
Foto: Public Domain
Daftar Panjang
Daftar situs bersejarah Islam yang hancur oleh monarki Arab Saudi antara lain rumah kelahiran cucu nabi Muhammad, Hassan dan Hussein, makam Amina binti Wahab, ibu nabi Muhammad, kompleks makam Banu Hashim dan berbagai masjid atau makam yang dikhawatirkan bakal dijadikan tempat ziarah kaum Syiah.
Foto: Getty Images/AFP
Bayang-bayang Wahabisme
Penghancuran situs bersejarah Islam oleh kerajaan Arab Saudi tidak cuma digerakkan oleh motivasi bisnis semata, melainkan juga oleh faham Wahabisme yang melarang ziarah makam. Majelis Ulama Arab Saudi misalnya ikut berperan sebagai konsultan dalam berbagai proyek konstruksi di Mekkah dan Madinah.
Foto: picture-alliance/AP Photo
8 foto1 | 8
Khadijah, Feminis Islam Pertama
Nama Khadijah binti Khuwaylid, istri dari Nabi Muhammad SAW mengemuka dalam perdebatan mengenai peran perempuan dalam Islam. Ia dianggap sebagai feminis pertama dalam dunia Islam.
Pebisnis sukses dan terhormat
Ayah Khadijah merupakan saudagar sukses dari suku Quraisy yang bermukim di Mekah. Dalam masyarakat yang didominasi kaum pria, Khadijah mewarisi keterampilan, integritas, dan keluhuran ayahnya. Ia mengambil alih bisnis tersebut dan berdagang, mulai dari mebel, tembikar dan sutra -- melalui pusat-pusat perdagangan utama pada saat itu, dari Mekah ke Syria dan Yaman.
Berjiwa mandiri
Dia menikah dua kali sebelum akhirnya menikahi Nabi Muhammad. Kedua pernikahan itu dikaruniai anak-anak. Ketika kembali menjanda, ia sangat hati-hati dalam mencari pasangan. Sebagai perempuan sukses dan hebat, tak sedikit pria ingin meminangnya. Tak ingin lagi menderita ditinggal suami, ia memfokuskan diri sebagai orangtua tunggal, hingga akhirnya meminta Nabi menikahinya. Ia jatuh cinta...
Foto: Fotolia/Paul Posthouwer
Umur bukan halangan
Cintanya tak bertepuk sebelah tangan. Khadijah mempelajari sifat dan pengalaman Nabi Muhammad yang mengelola kafilah pada rute perdagangan ketika menyertai pamannya, Abu Thalib. Usianya menginjak 40 tahun ketika menikah dengan Nabi Muhammad yang kala itu berusia 25 tahun.
Foto: Fotolia/Carina Hansen
Istri ideal, lambang kisah cinta sejati
Pernikahan Khadijah & Muhammad merupakan pernikahan monogami hingga akhir hayatnya 25 tahun kemudian. Kenabian Muhammad mulai sejak pernikahannya dengan Khadijah, ketika menerima wahyu melalui Malaikat Jibril yang membuatnya takut, tegang & merasa sendiri kala tak seorangpun percaya padanya. Khadijah menghibur dan mendukung suaminya di masa paling sulit dalam hidupnya.
Foto: fotolia/Anatoliy Zavodskov
Pemeluk Islam pertama
Khadijah, ibu pertama kaum Mukmin, adalah orang pertama di bumi yang menerima Muhammad sebagai nabi terakhir Allah dan menerima wahyu yang memuncak menjadi Al-Qur'an. Dia disambut dengan "Salam kedamaian” oleh Allah sendiri serta Malaikat Jibril. Dia mewariskan harta duniawi dan menempatkan dirinya untuk menghadapi ancaman bahaya dalam mendukung Nabi Muhammad menegakkan Islam di negeri itu.
Foto: Getty Images/AFP/M. Al-Shaikh
Ia mendermakan kekayaan duniawinya bagi kaum miskin
Khadijah memberikan penghasilannya kepada orang miskin dan anak yatim, untuk para janda dan orang sakit. Dia membantu gadis-gadis miskin untuk menikah dan memberikan mas kawin bagi mereka. Khadijah menjadi salah satu wanita paling luar biasa dalam sejarah. Perempuan saleh, sederhana dan berani mencapai cita-citanya. (foto: Mauseleum Khadijah di Mekkah, wikipediacommon)
6 foto1 | 6
Menyelamatkan Naskah Islam Kuno Timbuktu
Ketika kelompok Islamis menaklukkan Mali utara pada tahun 2012, ribuan naskah bersejarah terancam hancur. Tapi rakyat Mali memahami pentingnya nilai warisan budaya mereka dan mengorganisir penyelamatan.
Foto: DW/P. Breu
Harta Karun Bersejarah
Naskah kuno dari Timbuktu memiliki nilai sejarah yang tak ternilai, yakni penelitian ratusan tahun tentang Islam. Dahulu kala, Timbuktu adalah Pusat Studi Islam dan Al Quran di Afrika.
Foto: DW/P. Breu
Naskah Diamankan
Tahun 2012, situs bersejarah di Mali Utara mulai dihancurkan kelompok ekstrimis. Untuk menyelamatkan dokumen penting itu, banyak naskah diselundupkan dari Timbuktu ke ibukota Bamako. Di sana, naskah disimpan di sebuah gedung apartemen, dalam kotak logam, menunggu untuk didigitalisasikan serta diawetkan.
Foto: DW/P. Breu
Menyelamatkan Naskah
Abdel Kader Haidara memimpin operasi penyelamatan. Pemilik perpustakaan keluarga ini tidak hanya menyelamatkan naskah-naskahnya sendiri, tetapi juga semua dokumen yang terancam mengalami kehancuran di Timbuktu.
Foto: DW/P. Breu
Perpustakaan Digital
Dalam sistem pengarsipan di Bamako, naskah didigitalisasi. Untuk mencapai tujuan ini, setiap halaman ditempatkan di bawah kamera, difoto, diperiksa dan kemudian dikatalogkan dalam arsip pusat. Raksasa internet Google telah menyatakan minatnya dalam penyimpanan naskah.
Foto: DW/P. Breu
Pengetahuan bagi Semua
Digitalisasi memiliki dua tujuan: Melestarikan naskah untuk anak cucu, sebagai antisipasi naskah aslinya yang rentan cuaca di Bamako. Tujuan keduanya, agar naskah ini tersedia untuk masyarakat umum. Sebelum konflik terjadi tidak ada proyek digitalisasi dokumen.
Foto: DW/P. Breu
Kotak Diukur
Setelah digitalisasi, naskah disimpan dalam kotak bebas asam, di mana dokumen bisa disimpan secara permanen. Karena setiap naskah memiliki formatnya sendiri, semua karton untuk naskah haruslah buatan tangan.
Foto: DW/P. Breu
Rak-rak Tetap Kosong
Tak ada buku lagi di perpustakaan Mamma-Haidara. Banyak yang berpendapat bahwa naskah-naskah lebih aman berada di Bamako. Namun kalangan lain berpendapat berbeda, status pusat budaya kota Timbuktu tanpa naskah-naskah ini jadi terancam.
Foto: DW/P. Breu
Perpustakaan Kosong
Institut Ahmed Baba dibangun dengan dana dari Aga Khan Foundation dan dengan dana dari Afrika Selatan serta Arab Saudi. Di sini, bukan hanya terdapat perpustakaan dan arsip, tetapi juga ada perangkat dan peralatan untuk pelestarian dan digitalisasi manuskrip.
Foto: DW/P. Breu
Peringatan
Ketika kelompok Islam datang, mereka ingin menunjukkan kekuatan mereka ke hadapan dunia Barat. Buku-buku dikumpulkan dan beberapa naskah dibakar di halaman Institut Ahmed Baba di Timbuktu. Sekitar 4000 jurnal hilang begitu saja. Sisa pembakaran sekarang disimpan di institut - sebagai peringatan.
Foto: DW/P. Breu
Timbuktu yang Terancam
Konflik pada tahun 2012 tidak hanya berdampak bagi dunia wisata di Timbuktu, namun juga budaya. Tampaknya Timbuktu sekarang benar-benar kehilangan, karena ada di kota ini hampir tidak ada naskah tersisa. Apakah naskah-naskah ini akan kembali ke Timbuktu, tidak jelas.
Foto: DW/P. Breu
Beberapa Naskah
Beberapa perpustakaan pribadi masih ada yang tersisa. Seorang warga Timbuktu, yang mewarisi dari kakeknya beberapa halaman naskah, dengan bangga memamerkan harta benda yang paling berharga.
Foto: DW/P. Breu
Masa Depan yang Tak Pasti
Situasi politik tetap tegang di Mali dan tentara Mali terlalu lemah untuk menjamin keamanan. Tahun 2012, banyak penduduk melarikan diri dari Timbuktu dan belum kembali karena tak percaya perdamaian akan berlangsung kekal. Kota ini memiliki masa depan yang tak pasti.
Foto: DW/P. Breu
12 foto1 | 12
Masjid Termegah di Dunia
Dari Mekah ke Medinah, dari Yerusalem hingga Casablanca, bahkan dari Rusia hingga Roma, berdiri masjid-masjid termegah di dunia. Berikut di antaranya.
Foto: picture-alliance/dpa
Masjidil Haram di Mekah
Ini adalah masjid terbesar di dunia dengan luas 350 ribu meter persegi. Masjid tujuan utama ibadah haji ini dibangun pada abad ke-16 dan memiliki sembilan menara. Dari waktu ke waktu, masjid ini terus diperluas. Masjid al Haram kini bisa menampung hingga satu juta orang.
Foto: picture-alliance/dAP Photo/K. Mohammed
Masjid Nabawi di Madinah
Setelah Masjid al-Haram di Mekah, masjid terpenting lainnya di dunia adalah Masjid Nabawi. Makam Nabi Muhammad dan para sahabatnya terdapat di sini. Batu pondasi diletakkan pada tahun 622. Masjid ini bisa menampung 600 ribu orang. Masing-masing menara tingginya sekitar 100 meter.
Foto: picture-alliance/epa
Masjid Al-Aqsa di Yerusalem
Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem dapat menampung 5000 orang. Bersama dengan Kubah Batu dengan kubah berlapis emas, masjid ini menjadi salah satu yang paling terkenal, setelah masjid Al-Haram di Mekah dan masjid Nabawi di Madinah. Masjid Al-Aqsa dibuka sejak tahun 717.
Foto: picture alliance/CPA Media
Masjid Hassan II di Casablanca
Masjid di pantai Atlantik ini dinamakan sesuai nama mantan Raja Maroko Hassan II. Masjid dibangun untuk memperingati ulang tahunnya ke-60 dan diresmikan tahun 1993. Sebenarnya ada masjid yang jauh lebih besar, tetapi rekor dunia yang dipegang masjid ini adalah ketinggian menaranya yang mencapai lebih dari 210 meter.
Foto: picture alliance/Arco Images
Masjid Sheikh Zayed di Abu Dhabi
Masjid ini dibuka pada tahun 2007 dan merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Masjid ini luasnya 224 x 174 meter, dengan menara setinggi lebih dari 107 meter. Kubah utamanya yang berdiameter 32 meter, merupakan kubah masjid terbesar di dunia.
Foto: imago/T. Müller
Masjid Agung Roma
Ibu kota Katolik Roma, memiliki sebuah masjid agung. Dengan luas 30.000 meter persegi, masjid ini menjadi yang terbesar di Eropa. Pusat Kebudayaan Islam Italia bermarkas di sini. Mereka menyediakan layanan budaya dan sosial bagi umat Islam Sunni dan Syiah. Bangunan suci ini diresmikan tahun 1995.
Foto: picture-alliance/akg-images
Masjid Akhmad Kadyrov di Grozny
Masjid ini dinamai sesuai nama mantan Presiden Chechnya yang juga seorang Mufti dan wafat dalam serangan tahun 2004. Pembangunan masjid terganggu beberapa kali karena perang Chechnya. Masjid ini dibangun oleh perusahaan Turki dan dibuka tahun 2008. Karena sering gempa bumi di wilayah tersebut, masjid dibangun di atas pondasi tahan gempa.
Foto: picture-alliance/dpa/RIA Novosti/A. Kudenko
Masjid Kul Sharif di Kazan
Nama masjid Kul Sharif mengingatkan pada Imam terakhir dari Kazan sebelum dicaplok Rusia. Masjid ini bertetangga dengan Katedral Annunciation. Keduanya menjadi simbol dari keharmonisan penduduk Muslim dan Ortodoks Tatarstan (wilayah otonom di Rusia). Setelah sembilan tahun dibangun, masjid ini dibuka tahun 2005,
Foto: Maxim Marmur/AFP/Getty Images
Masjid Agung Moskow
Di Moskow, ibukota Rusia terdapat salah satu masjid terbesar di Eropa, yang kembali diresmikan tahun 2015. Bangunan enam lantai ini luasnya hampir 20.000 meter persegi dan ruangannya bisa memuat 10.000 orang. Saat peresmian kembali oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin hadir presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dan pemimpin Palestina, Mahmud Abbas.