1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hari Kedua KTT NATO Bahas Strategi Militer di Afghanistan

3 April 2008

Hari kedua pertemuan puncak atau KTT NATO, Kamis (03/04) di Bukarest, Rumania, dibuka dengan mengheningkan cipta bagi tentara pasukan NATO yang gugur dalam menjalankan tugasnya.

Sekjen NATO Jaap de Hoop Scheffer di BukarestFoto: AP

Saat hening itu juga ditujukan bagi sekitar 60.000 tentara pasukan NATO yang ditugaskan di Afganistan dan Kosovo. Kemudian setelah itu, dalam KTT yang dihadiri oleh pemimpin pemerintahan dan kepala negara dari 26 anggota NATO, Sekretaris Jenderal NATO Jaap de Hoop Scheffer menuntut peserta KTT untuk mengeluarkan keputusan yang diminta dalam soal perluasan NATO. Dia menegaskan bahwa Eropa harus bersatu dan aman.

Pada hari pertama KTT, Rabu (02/04), NATO dengan jelas mengurangi harapan-harapan negara tertentu dalam perluasan pakta militer itu. Hanya Kroasia dan Albania yang diundang pada hari kedua KTT untuk pembicaraan rencana keanggotaan. Makedonia yang juga berharap menjadi anggota, diminta untuk menyelesaikan dulu pertikaian soal nama negaranya dengan Yunani. Mengenainya Kanselir Jerman Angela Merkel mengutarakan:

"Saya sebenarnya mengharapkan bahwa Makedonia, Albania dan Kroasia dapat diterima bersama-sama dalam NATO. Saya hanya dapat mengatakan, hingga menit-menit terakhir, kami akan berupaya sekeras mungkin untuk menyelesaikan perbedaan pendapat dalam soal ini. Tapi, belum pasti apakah ini akan berhasil diselesaikan hari ini."

Meskipun demikian, pada pembukaan hari kedua KTT (03/04), Sekjen NATO Jaap de Hoop Scheffer menegaskan bahwa pakta militer tersebut akan mengupayakan perluasannya. Undangan pembicaraan keanggotaan untuk Makedonia gagal akibat veto Yunani. Negara ini menuntut agar Makedonia mengganti namanya. Yunani khawatir, negara tetangganya akan mengklaim wilayah utara Yunani yang juga bernama Makedonia. Karena Yunani tetap mengancam akan menggunakan hak vetonya, masalah keanggotaan Makedonia di NATO untuk sementara ditunda. Namun, pada akhir tahun ini, Yunani dan Makedonia harus berhasil menyelesaikan pertikaiannya seputar nama "Republik Makedonia". Pertikaian itu sudah berlangsung selama 17 tahun.

Pada hari pertama KTT, Rabu (02/04), para peserta juga gagal menemukan kesepakatan menyangkut tuntutan Presiden Amerika Serikat George W. Bush yang ingin agar bekas negara Uni Sovyet, Georgia dan Ukraina, dimasukkan ke dalam program calon keanggotaan NATO. Kanselir Jerman Angela Merkel adalah salah satu penentang gagasan Bush, karena menilai bahwa penerimaan kedua negara itu terlalu dini. Mengenai butir ini Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier mengatakan:

"Ada sejumlah alasan yang berhubungan dengan situasi dalam negeri di Ukraina dan Georgia. Saya harap bahwa diskusi mengenai masalah ini lah yang dikedepankan."

Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Jerman Gernot Erler menegaskan bahwa Rusia akan melihat penerimaan Georgia dan Ukraina sebagai provokasi. Dan ini bukanlah suatu kebijakan politik yang bijaksana. Apalagi mengingat ketegangan dengan Moskow sudah ada, misalnya yang berkaitan dengan sistem penangkis rudal. Demikian menurut Erler.

Pada hari pertama KTT juga tidak terpecahkan soal, apakah sistem penangkis rudal atau rudal jarak menengah yang lebih baik dipakai. Dalam agenda pada hari kedua KTT NATO di Bukarest tercantum perundingan mengenai strategi militer di Afganistan. Wakil dari 40 negara yang mengirimkan pasukannya ke Afganistan, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon, Presiden Afganistan Hamid Karsai dan Ketua Komisi Eropa Manuel Barroso juga akan hadir dalam pembicaraan itu. (cs)