1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hari Valentin di Jerman

Marjory Linardy14 Februari 2008

Ke manapun mata memandang, bentuk hati terlihat di mana-mana. Warna yang paling sering tampak adalah merah dan berbagai nuansanya. Mawar merah menghiasi banyak kaca toko. Begitulah di Jerman, jika Hari Valentin tiba.

Foto: PA/dpa

Di antara toko-toko yang menjual perhiasan dan wangi-wangian di kota Bonn, ada toko kecil yang menjual coklat. Ibu Howon dari perusahaan “Cerrini Confiserie“, yang membuat coklat dan gula-gula menceritakan, untuk menarik pembeli, perusahaannya menyediakan coklat dalam bentuk hati. Permen juga dibuat dalam bentuk itu. Mereka juga menyiapkan coklat Truffel, yang dapat jadi pelengkap coklat lainnya, seperti yang rasanya vanila. Siapapun yang masuk ke toko boleh mencobanya.

Sudah tradisi, coklat menjadi salah satu hadiah yang paling sering dibeli. Terutama jenis coklat yang disebut praline, dan biasanya yang di bagian atasnya ada tulisan: “I love you”. Demikian cerita ibu Howon. Jenis coklat kecil ini bentuknya berbagai rupa, dan isinya juga berbeda-beda. Misalnya jamur Truffel, yang harganya sangat mahal, atau juga minuman beralkohol. Satu kotak harganya bisa lebih dari 10€, atau sekitar seratus sampai seratus lima puluh ribu Rupiah.

Foto: AP

Mawar Merah untuk Pujaan Hati

Selain coklat, bunga juga menjadi hadiah favorit. Toko-toko bunga menawarkan karangan bunga khusus untuk merayakan Valentin. Toko bunga “Blume2000” misalnya, menawarkan satu karangan bunga lengkap dengan satu CD lagu-lagu cinta dan sebuah boneka beruang, yang bisa dipeluk. Penawaran lain, 10 kuntum bunga berikut jambangan dan sekotak coklat praline. Harganya antara 20€–30€. Dan semua itu bisa dipesan melalui internet.

Linda yang bekerja di toko bunga “La Fleur“ menceritakan, mawar merah biasanya dicari pembeli saat Valentin. Memang bunga-bunga lain juga kadang dikombinasikan, misalnya tulip, gerbera dan lainnya. Demikian ditambahkan Linda. Tetapi semuanya berwarna merah. Itulah warna yang sesuai dengan cinta. Demikian ditambahkan Linda sambil tertawa.

Sudah Tradisi

Tidak bisa disangkal, coklat praline yang sangat manis serta mawar merah memang punya keistimewaan tersendiri, sehingga jika memperoleh hadiah itu, orang pasti merasa, si pemberi mempunyai “niat tertentu”. Apalagi niatnya, kalau tidak berurusan dengan cinta.

Tetapi mengapa kedua hadiah itu menjadi tradisi hari Valentin? Itu tidak ada yang dapat menjawab. Yang sinis mengatakan, hari Valentin hanya diciptakan oleh perusahaan besar penjual bunga di Jerman, “Fleurop” dan pabrik pembuat praline untuk menarik keuntungan.

Foto: AP

Asal Mula Hari Valentin

Pertanyaan yang paling penting adalah: mengapa hari Valentin menjadi hari cinta? Nama hari Valentin berasal dari nama dua orang imam yang diangkat sebagai martir oleh gereja Katholik pada tangal 14 Februari, yaitu Santo Valentinus dari Roma dan Santo Valentinus dari Terni. Keduanya hidup sekitar tahun 190 hingga 269.

Sejauh ini belum banyak yang berhasil diketahui tentang kedua martir tersebut. Sebagian pakar malah berpendapat, hanya ada satu Santo Valentinus, tetapi dikenal dengan dua nama. Apakah hanya satu atau dua orang, yang jelas kaitan dengan cinta sama sekali tidak ada.

Legenda Romantis

Yang ada hanya berbagai legenda tentang Santo Valentinus, yang menampilkannya sebagai figur pahlawan yang simpatik dan romantis. Misalnya, ia dulu imam pada masa pemerintahan kaisar Roma, Claudius II.

Dikatakan, kaisar Roma itu mengeluarkan larangan bagi tentaranya untuk menikah, karena pria yang lajang dinilai tentara yang lebih baik, daripada yang memiliki istri dan anak. Valentinus menentang keputusan itu, dan tetap memberkati perkawinan secara diam-diam. Ketika Claudius II mengetahuinya, Valentinus dihukum mati.

Foto: dpa

Dari Legenda Jadi Tradisi

Kaitan antara hari Valentin dan cinta yang romantis ditulis untuk pertama kalinya oleh pujangga Inggris Geoffrey Chaucer, yang hidup dari tahun 1343 hingga 1400. Yaitu dalam karyanya yang berjudul “Parlement of Foules”. Sehingga tradisi merayakan hari Valentin sebagai hari cinta dimulai di Inggris dan meluas ke Amerika Serikat dan Eropa.

Tradisi mengirimkan kartu, terutama dari pria kepada gadis pujaannya, dimulai pertengahan abad ke 19. Di abad ke 20, orang mulai memberikan hadiah coklat dan bunga. Dan di tahun 1980an, industri berlian mulai menggunakan Valentin sebagai hari untuk memberikan hadiah perhiasan.

Kurang Dikenal di Jerman

Di Jerman hari Valentin baru dikenal setelah Perang Dunia II. Tepatnya melalui tentara AS yang dulu ditempatkan di Jerman. Dan sampai saat ini, masih banyak orang Jerman yang kurang tahu tradisi asing itu. Contohnya seorang pria Jerman mengatakan, sebetulnya ia tidak tahu apa makna hari Valentin, seperti juga Halloween. Ia menduga di hari itu orang harus saling menyayangi. Selain itu, ini menjadi hari bagi perusahaan dan toko untuk menarik keuntungan. Jadi seperti Natal kedua.

Faktor memberikan hadiah nampaknya menjadi hal utama perayaan Valentin di Jerman, dan sebagian warga Jerman skeptis. Seorang itu mengatakan, seperti Natal orang jadi merasa harus membeli hadiah. Sementara ia lebih suka memberikan hadiah, ketika diperlukan, atau saat orang yang diberi hadiah benar-benar senang menerimanya.

Foto: AP

Hanya Tinggal Soal Uang

Hadiah, kemewahan, harus merogoh kocek. Itulah kesan hari Valentin bagi banyak orang Jerman. Dan itu tidak bisa disalahkan, wangi-wangian atau perhiasan yang tadinya biasa-biasa saja, kini disebut-sebut sebagai hadiah ideal untuk sang kekasih. Dan tentu saja, harganya dinaikkan.

Sebagian besar tidak tahu siapa Santo Valentinus, dan kaitan dengan cinta juga hampir tidak ada. Bagi toko coklat, toko bunga dan yang menjual perhiasan, sasaran utama adalah orang-orang muda yang baru jatuh cinta.

Foto: dpa

Alternatif bagi Yang Kurang Uang

Apakah ada alternatif lain, bagi mereka yang tidak punya banyak uang, tetapi ingin merayakan hari Valentin? Untuk Valentin kali ini, badan yang mengurus mahasiswa di Bonn, Studenten Werk bekerjasama dengan radio Uni Bonn mengadakan Valentin-Karaoke. Nadja Radkovskaja, yang memimpin café tempat karaoke menceritakan, karaoke sudah sering diadakan bagi mahasiswa, hanya kali ini kebetulan bertepatan dengan hari Valentin.

Menurut Nadja, semua orang boleh datang, usia tidak masalah. Yang penting senang bernyanyi dan bertemu orang lain. Dengan ceria ia menambahkan, siapa tahu, pada Valentin-Karaoke banyak orang yang ketemu jodohnya. Lagipula bernyanyi sangat cocok dengan hari Valentin. Untuk merayakannya, orang tidak perlu membeli bunga dengan harga mahal. Orang juga bisa menghadiahkan lagu yang dinyanyikan sendiri.