Editorial harian pemerintah Korea Utara, Rodong Sinmun, berpendapat Presiden AS Donald Trump selayaknya dijatuhi hukuman mati karena telah menghina pimpinan Korut Kim Jong Un.
Iklan
Korea Utara melanjutkan serangan verbalnya terhadap Presiden AS Donald Trump. Menyinggung kritik Trump terhadap pimpinan Korea Utara, surat kabar resmi "Rodong Sinmun»", Rabu (15/11) berkomentar, bahwa Trump layak dihukum mati.
Harian yang menyebut Trump sebagai "budak uang tua" ini, menuduhnya telah merendahkan martabat sang penguasa Kim Jong Un. "Trump harus tahu, ia adalah penjahat yang divonis hukuman mati oleh orang Korea."
Yang Unik dan Menarik Tentang Kim Jong Un
Walaupun sering menggunakan retorika anti Barat, pimpinan Korut Kim Jong Un adalah penggemar pizza, hamburger dan olahraga bola basket.
Foto: Reuters/KCNA
Pemimpin Termuda Dunia
Kim Jong Un menjadi pimpinan Korea Utara pada usia 28 tahun, setelah ayahnya meninggal. Dia menjadi kepala pemerintahan termuda di dunia saat ini. Di tempat kedua sebagai pemimpin termuda adalah Syeikh Qatar Tamim bin Hamad Al Thani, yang saat ini berusia 36 tahun. Posisi kedua ini sebenarnya diisi oleh PM Georgia, Irakli Garibashvili, yang berusia 33 tahun ketika ia meletakkan jabatan tahun 2015.
Foto: Reuters/KCNA
Jendral Termuda
Jabatan militer Kim Jong Un adalah "daejang", jabatan senior pada militer yang digunakan di Korea Utara dan Selatan. Pangkat militer itu setara dengan pangkat jenderal atau admiral di negara lain. Sekalipun memiliki pangkat setingkat Jenderal, Jong Un tidak punya pengalaman militer.
Foto: Reuters/KCNA
Senang fast food dari barat
Sekalipun retorika Kim Jong Un hampir selalu anti Barat, dia adalah penggemar makanan cepat saji yang berasal dari Barat. Pada masa-masa awal pemerintahannya, dia berusaha mengembangkan restoran pizza, french fries dan hamburger. Restoran pizza yang pertama dibuka di Korea Utara tahun 2009 selama pemerintahan ayahnya.
Foto: Imago/Xinhua/KCNA
Senang bintang bola basket Amerika
Kim Jong Un adalah penggemar berat olahraga bola basket. Dia khusus mengundang bintang bola basket Amerika Serikat Dennis Rodman dari klub Chicago Bulls datang beberapa kali ke Pyongyang. Kedatangan Rodman ke Korea Utara mengundang kecaman luas dari publik dan sesama atlit. Kunjungan itu bahkan didokumentasikan dalam film "Rodman's Big Bang in Pyongyang".
Foto: picture-alliance/AP Photo/KCNA
Diam-diam dikirim sekolah ke Swiss
Beberapa pengamat mengatakan, Jong Un sempat sekolah di Swiss saat masih anak-anak. Namun tidak ada konfirmasi mengenai hal ini. Ada juga yang mengatakan, yang sekolah di Swiss adalah kakaknya, Kim Jong Chul. Beberapa sumber lain menyatakan, Jong Un memang bersekolah di Bern dengan nama "Pak Un". Yang jelas, Kim Jong Un gemar main ski dan memerintahkan pembangunan tempat-tempat pelatihan ski.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Sinmun
5 foto1 | 5
Dalam pidatonya di depan parlemen Korea Selatan, Trump memberi peringatan ke Korea Utara. Selama 30 menit ia membandingkan perbedaan tajam antara Korea Selatan yang makmur dan Korea Utara yang miskin.
Sebelumnya, Trump dan pimpinan di Pyongyang sudah saling bertukar komentar pedas. Minggu (10/11), saat berkunjung ke Hanoi, Trump menulis di akun Twitternya: Mengapa Kim menghina dia sebagai tua, padahal ia sendiri tak pernah mengatakan Kim kecil dan gendut.
Korea Utara mencela kunjungan Trump ke Asia dengan sebutan ''kunjungan si penghasut perang'' dan menyebut Trump ''orang tua pikun''.
Dalam beberapa bulan terakhir, ketegangan di kawasan ini meningkat secara signifikan setelah Korea Utara berulang kali melaklukan uji coba roket dan melanggar resolusi PBB.
vlz/hp (dpa)
Seberapa Besar Kemampuan Militer Korea Utara?
Korea Utara punya tentara dalam jumlah besar. Ditambah lagi, negara komunis itu terus menambah dan meningkatkan persenjataannya termasuk senjata nuklir.
Foto: Reuters/KCNA
Jumlah Tentara Sangat Besar
Dengan jumlah tentara reguler 700.000 orang, dan hampir 4,5 juta tentara cadangan, hampir seperlima rakyat Kore Utara berbakti dalam militer. Semua pria di negara komunis itu wajib mengikuti pendidikan militer dalam bentuk apapun. Dengan demikian, militer Korea Utara dari segi jumlah dua kali lebih besar daripada Korea Selatan.
Foto: Getty Images/AFP/E. Jones
Alutsista Banyak
Menurut Global Firepower Index 2017, Korea Utara punya banyak alat utama sistem pertahanan berupa 76 kapal selam, 5.025 panser, serta 458 jet tempur. Foto dari 2013 ini menunjukkan pemimpin Kim Jong Un di pusat komando militer. Dari tempat ini ia bisa memerintahkan persiapan peluncuran roket yang sebagian bisa dimuati hulu ledak nuklir, untuk menyerang AS dan Korea Selatan.
Foto: picture-alliance/dpa
Pamer Persenjataan
Tiap tahun, rezim Korea Utara mamamerkan kekuatan militernya lewat parade di ibukota Pyongyang. Jadwal penyelenggaraan pamer senjata seperti ini biasanya jatuh pada hari peringatan penting di negara komunis itu, atau bertepatan dengan perayaan penting di keluarga Kim.
Foto: picture-alliance/dpa/KCNA
Peluru Kendali Balistik Antar Benua
AS mengkonfirmasi uji coba peluru kendali balistik antar benua (ICBM) terbaru oleh Korea Utara sukses. Keberhasilan ini adalah "eskalasi dan ancaman baru bagi AS, sekutunya dan dunia," begitu dinyatakan Menlu AS Rex Tillerson. Roket tipe Hwasong-14 mampu "mencapai sasaran manapun di dunia". Demikian laporan kantor berita Korea Utara, KCNA.
Foto: Getty Images/AFP/KCNA
Uji Coba Nuklir Dilanjutkan
Walaupun dunia internasional menjatuhkan sanksi berat, Korea Utara melanjutkan program nuklirnya. Hingga sekarang sudah dilakukan lima kali uji coba nuklir. Tahun 2016 saja dialkukan dua kali. Menteri Pertahanan Korea Selatan Han Min Koo menilai kemungkinannya besar, Korea Utara dalam waktu dekat akan menguji senjata nuklir untuk ke enam kalinya.
Foto: picture-alliance/dpa/KCNA
Ancaman bagi Perdamaian Dunia
Hanya Cina dan Rusia yang bisa terhitung sekutu Korea Utara. Rezim itu melihat apa yang mereka sebut "kekuatan imperialis AS" sebagai musuh utama, disusul Jepang dan Korea Selatan. Korea Utara terutama memberi reaksi tajam terhadap latihan militer tahunan yang diadakan AS dan Korea Selatan.
Foto: Reuters/K. Hong-Ji
Akhir Kesabaran?
Setelah Korea Utara melakukan tes peluru kendali balistik antar benua, tampaknya AS sudah habis kesabaran. Presiden AS Donald Trump akan membicarakan solusi dengan sekutunya, sebagai pembicaraan sampingan dalam KTT G20 di Hamburg. Cina dan Rusia terutama berusaha mencegah AS melancarkan serangan pertama terhadap Korea Utara. Ed: H. Gui/A. Grunau (ml/as)