1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Harimau Langka Mati Diracun

28 Agustus 2013

Harimau Sumatra yang terancam punah mati di kebun binatang Jambi karena diracun. Dua singa Afrika juga mengalami nasib sama.

Foto: picture alliance/dpa

Harimau berusia delapan tahun yang diberi nama Peter ditemukan lumpuh awal Agustus tahun ini di kebun binatang Taman Rimbo, propinsi Jambi, setelah memakan daging yang diracun. Sepekan kemudian harimau itu mati.

Dua singa Afrika, yang diklasifikasikan sebagai spesies langka, juga mati di sekitar waktu yang sama, kata Nurazman, pejabat dari BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Jambi.

Selain harimau Peter, anaknya harimau betina berusia dua tahun juga memakan daging yang dibubuhi racun tetapi berhasil selamat, demikian keterangan Nurazman selanjutnya.

Racun Striknin Matikan Harimau

"Menurut hasil autopsi, harimau-harimau itu mati karena diracun," kata Nurazman sambil menambahkan, daging itu dibubuhi zat kimia yang biasanya digunakan untuk melumpuhkan anjing-anjing liar yang terkena rabies. Nama populernya Striknin. Racun tersebut tidak bisa dibeli di pasar bebas, tetapi racun semacam itu disimpan di kebun binatang Taman Rimbo. Demikian Nurazman. BKSDA sudah menginterogasi lima orang, termasuk pekerja serta penjaga kebun binatang, dan distributor daging untuk kebun binatang. Sejauh ini belum jelas, siapa yang bertanggungjawab.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jambi, Sepdinal, mengatakan pengadaan Striknin harus melalui distributor tertentu, dan untuk kebutuhan khusus Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. Dari distributor biasanya racun diberikan kepada petugas Dinas Peternakan di seluruh kabupaten kota, demikian dikatakan Sepdinal kepada situs berita Vivanews.

Bayi harimau Sumatra yang baru berusia dua pekanFoto: AP

Spesies Terancam

Harimau Sumatra adalah spesies harimau paling kecil di dunia. Diperkirakan, di seluruh dunia hanya 400 sampai 500 ekor yang hidup di alam bebas Sumatra. Sementara badan konservasi alam internasional menyatakan dalam studi terbarunya, populasi singa Afrika sampai antara 20.000 dan 40.000.

Kebun binatang Indonesia yang paling terkenal buruk adalah kebun binatang Surabaya. Ratusan binatang mati di sana beberapa tahun belakangan ini karena tidak diurus. Sementara binatang yang masih hidup berada dalam kondisi mengkhawatirkan di kandang-kandang yang sempit dan kotor. Mereka juga menderita sakit, antara lain radang paru-paru dan diare.

ml/vlz (afp)