Hasil Pemilihan Presiden di Nigeria
24 April 2007Partai oposisi menyatakan tidak akan mengakui hasil pemilihan tersebut. Komisi pemilihan sebaliknya memujinya sebagai pijakan bersejarah. Komisi pengamat pemilu Uni Eropa mengkiritik berbagai aksi kekerasan dan tindak kecurangan. Saksi mata melaporkan kertas pemilihan yang sudah ditandai, kotak-kotak suara yang dicuri serta polisi yang menekan para pemilih. Sementara surat kabar Nigeria memberitakan pada hari pemilu sedikitnya 16 orang tewas.
Ketua Komisi Pemilihan Nasional Maurice Iwu menarik neraca positif dari pemilihan presiden di Nigeria
“Tidak ada kejadian luar biasa, selain di sejumlah pos pemilihan pemungutan suara terlambat dimulai dan oleh karena itu kami mengijinkan perpanjangan waktu pemberian suara.”
Menurut Iwu keterlambatan itu terjadi akibat pencetakan tambahan surat suara bagi pemilihan presiden. Ini hal darurat karena Mahkamah Agung Nigeria secara mengejutkan baru hari Senin pekan lalu mengijinkan wakil presiden Atiku Abubakar diikutkan dalam pemilihan presiden. Meskipun sebelum keputusan tersebut Iwu berulang kali mengatakan pemilu sudah disiapkan sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi keterlambatan.
Oleh sebab itu organisasi pengamat pemilu nasional terbesar Transition Monitoring Group TMG juga tidak menerima keputusan mahkamah agung dipakai sebagai alasan. 10 ribu pengamat anggota TMG mencatat terjadinya pelanggaran dan keterlambatan di seluruh negara. Juga banyak ditemukan kertas suara yang tidak lengkap dan kurangnya bilik suara. Demikian disampaikan ketua TMG Innocent Chukwuma
“Kami telah menjadi pengamat tahun 1999 dan 2003. Sekarang kami harus bertanya apakah hal seperti ini akan tetap disebut pemilu atau kami menginginkan pemilu yang benar. Oleh sebab itu kami menolak hasil pemilihan tanggal 21 April.”
Itu adalah gabungan dari ketidak mampuan paling buruk dan niat memanipulasi hasil yang sudah diputuskan. Demikian dikatakan Chukwuma lebih lanjut.
Dewan Nasional harus segera bersidang untuk mencari jalan keluarnya. Juga kedua calon terpenting dari partai oposisi, Muhammadu Buhari dan Atiku Abubakar menilai pemilu hari Minggu lalu sebagai permainan tipu daya. Abubakar bahkan menyebut pemilihan itu sebagai yang terburuk dalam sejarah Nigeria. Sementara pengamat pemilu internasional masih menahan diri dalam penilaiannya, apakah pemilu tersebut dapat disebut cerminan keinginan rakyat Nigeria. Kelompok pengamat dari kelompok persemakmuran yang beranggotakan 17 orang itu hari Minggu memuji komisi pemilu, yang dinilainya dibandingkan pemilihan regional mengalami perbaikan dalam hal keamanan dan organisasi. Sekitar 61 juta pemilih diserukan untuk memilih presiden baru Nigeria. Presiden Olusegun Obasanjo tidak diijinkan lagi mencalonkan diri untuk masa jabatannya yang ketiga. Umaru Yar’Adua yang selama ini merupakan gubernur yang kurang terkenal di provinsi di Utara merupakan orang kepercayaan Obasanjo.