Hasil Pemilu di Ukraina
28 Maret 2006Harian-harian internasional mengomentari dengan tajam hasil pemilu di Ukraina, yang menunjukan kembalinya kekuatan pro-Rusia. Para pewaris revolusi oranye memang harus banyak belajar, demikian komentar harian Perancis Le Figaro yang terbit di Paris.
"Fraksi pro-Rusia terus mengembangkan diri. Mereka meninggalkan cara-cara brutal dari masa lalu serta pidato-pidato yang ngotot, dan memanggil konsultan dari Amerika untuk merancang politik jalan tengah. Kini kelompok pro-Rusia memanen buah dari politik moderatnya. Para pewaris Revolusi Oranye harus menarik pelajaran berharga, bahwa perpecahan di tubuhnya berakibat fatal. Adalah keliru, meyakini bahwa masalah di Ukraina akan terpecahkan, jika mereka hanya mendekati Eropa dan menjauhi Rusia."
Sementara harian konservatif Inggris The Times yang terbit di London menulis komentar, Yushchenko harus mengatasi konflik di kubunya sendiri.
"Kemenangan kelompok oposisi dalam pemilu di Ukraina menggaris bawahi dua realitas. Yang pertama, revolusi oranye yang berjanji muluk, ternyata tidak mampu memenuhi janjinya. Dan yang kedua, Ukraina terus dibayangi perang antar fraksi dan tekanan dari luar. Jika Yushchenko tidak mampu menuntaskan konflik di kalangan pendukungnya, terutama melawan Julia Timoschenko yang sulit diperhitungkan, maka di masa depan ia harus membagi kekuasaan dengan kekuatan pro-Rusia."
Sedangkan harian Amerika Serikat The Washington Post yang terbit di Washington menulis, barat harus terus mendukung Ukraina.
"Pada tahun 2004, strategi kasar Rusia untuk memaksakan seorang presiden di Ukraina, digagalkan oleh revolusi rakyat. Dampaknya, kini digelar pemilihan parlemen yang diikuti 45 partai. Semua partai mengakui, pemilu digelar secara jujur dan adil. Terlepas dari siapa yang unggul, barat harus tetap mendukung dan membantu tumbuhnya demokrasi di Ukraina."
Sementara harian Luxemburg Luxemburger Wort menulis, pemilu parlemen di Ukraina kali ini, merupakan tahapan penting dari perkembangan politik di negara itu.
"Neraca pemerintahan Yushchenko selama ini memang tidak memuaskan. Aliansinya dengan mantan PM Yulia Timoschenko yang karismatis bubar. Laju pertumbuhan ekonomi melambat drastis. Padahal faktor pertumbuhan ekonomi amat menentukan bagi masa depan Ukraina. Itulah syarat utama untuk mendapat akses ke Uni Eropa. Sengketa gas dengan Rusia di awal tahun ini, menunjukan dengan jelas, Moskow sudah menyingkirkan Ukraina dari lingkaran negara yang mendapat perlakuan khusus. Jika Ukraina tidak mau terjerumus pada vakum kekuasaan, sekarang ekonominya harus diarahkan secara sistematis ke barat."