1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiJerman

Ini Hasil Uji Coba Kerja 4 Hari Seminggu di Jerman

1 November 2024

Bekerja 4 hari semiggu dengan bayaran yang sama seperti 5 hari? Gagasan ini diujicoba di Jerman awal tahun ini selama enam bulan dan sekarang dievaluasi oleh Universitas Münster. Apa hasilnya?

Foto ilustrasi tempat kerja
Foto ilustrasi tempat kerjaFoto: Ute Grabowsky/imago images/photothek

Bekerja lebih sedikit, merasa lebih baik dan menjadi lebih produktif? Kedengarannya bagus untuk karyawan maupun pengusaha. Eksperimen dengan empat hari kerja seminggu sudah dimulai di Jerman awal tahun 2024 dan sekarang dievaluasi oleh Universitas Münster. Ada beberapa hasil positif.

45 perusahaan dan organisasi di Jerman mendaftar untuk ikut serta dalam uji coba empat hari kerja seminggu selama enam bulan – tanpa mengurangi gaji atau upah. Semuanya diprakarsai oleh konsultan manajemen Intraprenör, bekerja sama dengan organisasi nirlaba 4 Day Week Global (4DWG).

Dari 45 perusahaan, dua perusahaan mengundurkan diri, dan dua perusahaan lain tidak diikutsertakan dalam evaluasi. Dari 41 perusahaan yang tersisa, hanya sekitar sepertiga saja yang benar-benar mengurangi jam kerja satu hari.

Tentu saja, jumlah perusahaan yang berpartisipasi dalam uji coba relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah keseluruhan perusahaan yang ada di Jerman, yaitu sekitar 3,4 juta perusahaan. Mengapa hanya sedikit perusahaan yang ambil bagian dalam proyek ini?

Marika Platz, salah satu pakar dari Universitas Münster yang mengevaluasi uji coba ini menjelaskan, proyek ini seharusnya diluncurkan di Jerman dua tahun lalu, namun saat itu tidak cukup banyak pengusaha yang bersedia ambil bagian. Hal ini mungkin disebabkan, antara lain, oleh fakta bahwa - tidak seperti di negara lain - bekerja paruh waktu di Jerman sudah umum dilakukan.

Kerja empat hari seminggu membuat karyawan lebih senang dan lebih sedikit stresFoto: Khakimullin Aleksandr D9/Zoonar/picture alliance

Parameter kunci: produktivitas

Bekerja lebih sedikit dengan gaji dan hasil kerja yang sama – logikanya ini hanya bisa dicapai dengan produktivitas yang lebih tinggi. Apakah peningkatan produktivitas meningkatkan stres karena beban kerja yang lebih tinggi? Selain melakukan wawancara dengan pekerja, juga diambil sampel rambut untuk dianalisis dan memperoleh informasi tentang tingkat stres. Selain itu juga diperiksa data fisiologis seperti detak jantung, tingkat aktivitas, dan kualitas tidur untuk menentukan kondisi kebugaran.

Hasil analisanya: Karyawan ternyata merasa lebih senang dan lebih baik ketika jam kerja dikurangi. Mereka juga sama produktifnya dengan kerja lima hari seminggu – bahkan dalam beberapa kasus mereka lebih produktif. "Pada saat yang sama, karyawan melaporkan peningkatan signifikan dalam kesehatan mental dan fisik mereka," kata Julia Backmann, pemimpin ilmiah uji coba ini. Para karyawan merasakan lebih sedikit stres dan gejala kelelahan. Hal ini juga ditunjukkan oleh jam tangan pintar yang mengukur menit stres per hari.

Dua dari tiga karyawan mengatakan, ada lebih sedikit gangguan dan proses kerja telah dioptimalkan. Pada lebih dari separuh perusahaan, pertemuan untuk rapat dirancang berbeda: rapat diadakan lebih jarang dan lebih singkat. Satu dari empat perusahaan juga menggunakan alat digital baru untuk meningkatkan efisiensi.

"Potensi pengurangan jam kerja tampaknya tersembunyi di balik proses yang rumit, rapat, dan sedikit digitalisasi,” kata Carsten Meier dari perusahaan konsultan Intraprenör, yang merangkum hasil studi ini.

Fakta bahwa para karyawan menjadi lebih aktif, diukur dari jumlah langkah dan latihan fisik, juga menghasilkan kesejahteraan yang lebih baik selama masa kerja empat hari seminggu. Selain itu, mereka rata-rata tidur 38 menit lebih lama per minggu dibandingkan kelompok kontrol yang bekerja normal lima hari.

Making workers happier with a four-day week

03:56

This browser does not support the video element.

Bagaimana kelanjutan proyek ini?

Lebih dari 70 persen perusahaan dan organisasi ingin terus menerapkan waktu kerja empat hari seminggu, ada yang ingin memperpanjang tahap uji coba, ada pula yang ingin langsung menerapkan pengurangan jam kerja.

Tapi sistem kerja empat hari seminggu tentu tidak mungkin dilakukan di semua sektor industri. Ada beberapa industri yang harus terus menerus berfungsi, misalnya sektor transportasi, sektor ritel, sekolah, rumah sakit, kepolisian dan panti jompo.

Pemimpin studi Julia Backmann menekankan, tujuan studi ini bukan untuk mengadvokasi penerapan empat hari kerja seminggu di semua sektor, tapi lebih untuk menguji "kemungkinan model waktu kerja yang inovatif dan dampaknya".

"Hasil positif dari kerja empat hari seminggu tidak bisa didapat ibaratnya hanya dengan menekan satu tombol,” kata Carsten Meier dari Intraprenör. Peruhaannya menawarkan layanan konsultasi kepada perusahaan-perusahaan yang ingin menerapkan perubahan jam kerja.

Diadaptasi dari Artikel DW bahasa Jerman

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait