Mengenal Kembali Henry Pu Yi, Kaisar Terakhir Cina
15 Agustus 2020
Di ujung PD II tepatnya tanggal 16 Agustus 1945, kaisar terakhir Cina, Henry Pu Yi, berusaha melarikan diri ke Jepang, tetapi malah ditahan oleh Uni Soviet. Siapa kaisar terakhir itu? Berikut kilasannya.
Iklan
Di sebuah taman di botani di kota Beijing, Cina, pada suatu hari yang cerah di satu musim panas tahun 1960-an, seorang lelaki tua terlihat tengah merawat tanaman bunga dengan telaten. Tidak ada yang istimewa dari pria yang mengenakan jaket sederhana ini.
Orang-orang yang berlalu-lalu di taman tidak tahu, bahwa pria kurus berkacamata yang tampak terlupakan dan menyatu dengan latar belakang ini pernah memimpin sebuah kerajaan besar. Laki-laki itu adalah Henry Pu Yi, kaisar terakhir Cina.
Menjadi pemimpin terakhir di suatu negara atau kerajaan memang seringnya disertai kisah yang dramatis dan penuh intrik. Tidak terkecuali baginya.
Aisin Gioro Puyi atau juga dikenal dengan nama Henry Pu Yi lahir pada tanggal 7 Februari 1906 di Cina. Saat belum genap berusia tiga tahun, ia sudah diangkat menjadi kaisar. Karena masih sangat muda, Pu Yi bahkan harus digendong ayahnya saat berjalan menuju Takhta Naga di hari pelantikannya sebagai kaisar pada tahun 1908.
Kaisar muda berkacamata oval
Hanya tiga tahun setelah dilantik, keadaan politik Cina berubah drastis dan orang-orang berencana untuk menyingkirkannya. Pu Yi kecil dikelilingi puluhan pelayan, ia bermain dengan mereka di lingkungan istana. Namun ia tidak tahu bahwa istananya ini adalah penjaranya.
Karena masa kecilnya jauh dari perawatan orang tua normal, para pelayan pun memanjakannya. Tidak ada yang berani mengajarkan disiplin kepada kaisar kecil ini. Pu Yi lantas berkembang menjadi anak yang suka menyiksa para kasim atau pelayan.
Kaki Kecil Ini Simbol Kecantikan ala Tiongkok Kuno
Ini bukan kaki bocah. Ini kaki orang dewasa yang saat mereka kecil diremukkan, dilipat & dibebat hingga tetap kecil. Tak jarang timbulkan infeksi & membusuk. Namun berabad lalu, “kaki seroja” dianggap cantik di Tiongkok.
Foto: Getty Images/AFP/M. Ralston
Tradisi Feodal
Tradisi membebat kaki hingga membentuk yang disebut Kaki Lotus atau Kaki Seroja sudah ada sejak zaman Dinasti Sui (581-618), tapi mulai populer di masa dinasti Tang (618-907) dan makin populer di zaman Dinasti Song (960-1279). Pada masa itu, perempuan dengan kaki mungil dipandang cantik. Jadi, meski sangat menyakitkan, banyak perempuan mengikat kakinya agar tetap kecil.
Foto: Getty Images/China Photos
Legenda Awal Kaki Seroja
Banyak kisah asal muasal Kaki Seroja (Kaki Lotus). Salah satu yang terkenal adalah ketika seorang penari bernama Yao Ning mengikat kakinya hingga berbentuk bulan sabit saat menari. Hal itu mempesona Kaisar Li Yu. Kaisar Li Yu memuji kaki yang dianggapnya sempurna itu. Membebat kaki menjadi populer di istana kekaisaran dan kemudian menyebar ke kelas petani dan jadi simbol status berabad lamanya.
Foto: picture-alliance/CPA Media Co.
Kasta tiap Kaki Lotus
Disebut Kaki Lotus atau Kaki Seroja karena Yao Ning menari di atas lantai bermotif lotus. Dari situs theworldofchinese.com disebutkan jika tapak kaki lebih dari 10 cm disebut Lotus Besi, antara 7,6-10 cm disebut Lotus Perak. Status tertinggi: pemilik Lotus Emas yang telapaknya kurang dari 7,6 cm. Pemilik kasta tertinggi ini tak perlu bekerja keras. Dianggap seksi, mereka jalan melenggok-lenggok.
Foto: picture-alliance/CPA Media Co.
Kecil itu indah atau sakit?
Apakah seorang perempuan kakinya diikat atau tidak dan bagaimana cara mengikat kaki -- pada masa itu berpengaruh pada masalah perjodohan. Di zaman kuno tersebut, setiap kelas sosial menganggap kaki besar adalah hal memalukan. Sebaliknya, kaki kecil dipuji sebagai sesuatu yang bisa dibanggakan.
Foto: Getty Images/China Photos
Agar “Laku“ Saat Dewasa
Seorang gadis mulai mengikat kakinya kala berumur 5-6 tahun. Kain panjang mengikat empat jari kaki selain jempol dan menekuknya ke bawah telapak kaki. Banyak orang tua memaksa gadis-gadis kecil mereka untuk melakukannya, mengabaikan teriakan dan air mata mereka karena kesakitan, hanya untuk memenuhi tanggung jawab dan menjamin masa depan anak gadisnya agar ada yang mau meminang.
Foto: Getty Images/China Photos
Infeksi dan Membusuk
Mula-mula kaki direndam dalam air panas, kemudian kuku dipotong pendek. Setelah itu kaki dipijat dan diminyaki. Semua jari-jari kaki, kecuali jempol ditekuk ke bawah. Tekukan kaki kemudian diikat dengan kain. Kelebihan daging kadang dipotong, sehingga tak jarang kaki jadi infeksi dan membusuk. Karenanya tiap 2 hari sekali pembungkusnya harus diganti. Proses ini memakan waktu sekitar 2 tahun.
Foto: picture-alliance/CPA Media Co.
Mengapa Populer?
Ada dua alasan yang tersebar di balik kecenderungan mengikat kaki: yang pertama adalah bahwa hal itu merupakan kehendak penguasa dalam 'mempengaruhi' kehidupan masyarakat; yang kedua adalah mencari penghargaan dan pujian dari orang-orang terdidik, demikian dikutip dari chinahighlights.com. Tampak dalam foto perempuan tua yang akan latihan menari di desa Liuyi, yang kaki manula-nya masih terbebat.
Foto: Getty Images/China Photos
Pengaruh Kaum Terdidik
Selain kehendak penguasa, sastrawan juga banyak mempengaruhi kebiasaan sosial tersebut. Mereka yang berpendidikan menganggap bahwa kepala dan kaki merupakan bagian yang paling penting dari keindahan. Itu bisa dilihat dari penggambaran mereka tatkala memuji kaki yang terbebat sebagai "teratai emas“ atau ungkapan lain yang bernada mewah.
Foto: picture-alliance/CPA Media Co.
Sepatu Khusus
Sepatu teratai emas dibuat khusus pada masa Dinasti Tang dan lebih dari 1.000 tahun menjadi populer. Para perempuan Tiongkok -- dengan kaki terikat-- mengenakan sepatu kecil khusus beraneka warna dan motif.
Foto: Getty Images/China Photos
Masa Pembebasan
Setelah tahun 1911, sistem feodal kekaisaran runtuh, perempuan tak lagi harus mengikat kaki. Tapi masih ada beberapa perempuan yang tidak bersedia untuk mengubah kebiasaan. Beberapa pabrik tetap memproduksi sepatu itu. Lalu makin lama permintaan berkurang. 1999, pemilik pabrik sepatu Lotus terakhir di Harbin mengirim sepatu teratai emas ke museum untuk diabadikan. Ed: ap/vlz(berbagai sumber)
Foto: Getty Images/AFP/M. Ralston
10 foto1 | 10
Pada tahun 1919, seorang diplomat asal Skotlandia bernama Reginald Johnston diangkat sebagai guru dan tutor untuk Pu Yi yang saat itu berusia 13 tahun. Karena melihat ada yang tidak normal dalam penglihatan anak didiknya, Johnston bersikeras membawa Pu Yi ke dokter mata, di mana dokter kemudian memutuskan bahwa ia harus memakai kacamata.
Tantangan keras pun datang dari para mantan selir kekaisaran yang mengatakan bahwa memakai kacamata adalah pelanggaran tradisi bagi Kaisar Naga. Namun akhirnya Pu Yi boleh memakai kacamata, pilihannya jatuh kepada kacamata berbentuk oval berlapis emas 14 karat.
Terinspirasi Raja Henry VIII dari Inggris
Beranjak remaja, Pu Yi memilih sendiri nama barat baginya, yaitu Henry. Ia terinspirasi oleh kisah Raja Henry VIII dari Inggris. Namun ternyata seperti Henry VIII, Pu Yi juga menjadi kaisar pertama yang bercerai. Pada usia 16 tahun Pu Yi diberi empat foto gadis yang belum pernah dia temui untuk dipilih. Ia juga akan diberikan seorang istri kekaisaran dan seorang selir resmi kekaisaran.
Seperti Henry, semasa hidupnya Pu Yi punya lima orang istri. Namun tidak seperti Henry, Pu Yi dikabarkan tidak terlalu terlibat secara romantis dengan perempuan. Pada tahun 1931 istri keduanya yaitu Wenxiu, atau dikenal denagn nama resmi Permaisuri Shu, menceraikan kaisar muda ini. Dalam alasan perceraiannya, Permaisuri Shu menyatakan adanya “kekosongan hidup selama sembilan tahun.” Istri ketiganya yaitu Li Yuqin, yang ditunjuk sebagai Selir Xiang, juga menceraikannya pada tahun 1945.
Saat Pu Yi berusia 19 tahun pada tahun 1924, Cina berada dalam kondisi kacau. Ia pun melarikan diri ke pemukiman internasional di Tientsin untuk berlindung kepada Jepang. Keadaan ini lantas dimanfaatkan oleh Jepang. Ketika menguasai Manchuria pada tahun 1931, Jepang lantas memproklamasikan Pu Yi sebagai Kaisar Manchukuo. Padahal pada kenyataannya, Pu Yi hanya menjadi kaisar boneka yang disetir oleh Jepang.
Menjadi warga negara biasa
Pada tahun 1945, posisi Jepang dalam perang dunia kedua berbalik dan nyaris kalah. Ketika Jepang resmi kalah setelah dua kali dibom atom oleh Amerika, Pu Yi mencabut gelarnya sendiri dan mengumumkan bahwa daerah Mancukuo adalah bagian dari Cina. Pu Yi mencoba melarikan diri dengan terbang ke Korea dan ke Jepang, tetapi tanggal 16 Agustus 1945 dia ditangkap oleh pasukan Uni Soviet di bandara Mukden dan diterbangkan ke Siberia di mana dia ditawan.
Setelah melewati berbagai gejolak, Republik Rakyat Cina akhirnya resmi berdiri pada tahun 1949. Tahun 1950 Soviet kemudian menyerahkan Pu Yi kepada rezim Komunis di Cina. Saat itu Pu Yi yakin dia akan dieksekusi.
70 Tahun Republik Rakyat Cina
Dari perang dan revolusi sampai Olimpiade dan pendaratan di bulan, Republik Rakyat Cina telah mengalami perubahan dramatis. Inilah beberapa peristiwa penting yang menentukan sejarah bangsa dan negara Cina.
Foto: Reuters/T. Peter
Mao Zedong, Sang Bapak Bangsa
Mao Zedong muncul di Tiananmen dan mengumumkan pendirian Republik Rakyat Cina (RRC) pada 1 Oktober 1949. Deklarasi itu menyusul berakhirnya perang saudara yang berlangsung bertahun-tahun antara para panglima perang yang berlomba-lomba mengambil kendali setelah jatuhnya dinasti Qing. Rakyat Cina merindukan persatuan dan perdamaian yang dijanjikan Mao Zedong.
Foto: picture-alliance/KPA/United Archives
Ketika warga Tibet berdiri menentang kekuasaan Cina
Tahun 1959, di Lhasa, ibukota Tibet, terjadi aksi menentang Partai Komunis dan kekuasaan Cina, yang ditindas pemerintah pusat di Beijing dengan pengerahan dan kekerasan militer. Pemimpin politik dan spiritual Tibet, Dalai Lama ke-14, melarikan diri ke India. Tibet hingga kini berada di bawah kendali Beijing, namun banyak warga Tibet yang tetap setia pada pemimpin spiritualnya, Dalai Lama.
Foto: picture-alliance/dpa/UPI
Mahasiswa pimpin "Revolusi Kebudayaan" yang brutal
Tahun 1966 Mao Zedong mencanangkan periode "Revolusi Kebudayaan" yang dimaksudkan untuk merevitalisasi proyek sosialis. Agenda tersebut dijalankan oleh para siswa dan kelompok milisi "Garda Merah" yang menyerang orang-orang yang dianggap punya pandangan yang bertentangan dengan nilai-nilai Partai Komunis. Banyak penulis, intelektual dan akademisi yang terbunuh selama periode itu.
Foto: picture-alliance/dpa/DB UPI
Penggagas reformasi: Deng Xiaoping
Mao Zedong mendirikan negara RRC, namun yang membawa negara itu memasuki era modern adalah sang reformator Deng Xiaoping. Dia merombak sistem ekonomi, menggiatkan kegiatan ekonomi swasta dan menggalakkan produk ekspor. Deng Xiaoping berhasil mengelola transisi Cina dari negara komunis menjadi sebuah ekonomi pasar yang terkendali, langkah awal Cina merambah pasaran dunia.
Foto: Getty Images/AFP/P. Lim
Memasuki era baru
Beijing mengalami ledakan pembangunan ketika mempersiapkan diri menjadi tuan rumah Olimpiade 2008. Stadion nasionalnya, yang dikenal sebagai Sarang Burung, dan Pusat Renang Nasional, yang dijuluki "Water Cube" adalah ikon Beijing era baru.
Foto: picture-alliance/Xinhua/L. Hongguang
Jalur Sutra Baru menghubungkan Eropa, Asia dan Afrika
Proyek ambisius Jalur Sutra Baru adalah proyek infrastruktur lintas benua yang mencakup Asia, Eropa, dan Afrika. Proyek Xi Jinping dimulai tahun 2013. Banyak pihak menyambut proyek ini sebagai pengisi kesenjangan infrastruktur dan mendorong pertumbuhan. Pihak lain khawatir tentang pengaruh dan dominasi Cina yang makin luas.
Foto: picture-alliance/dpa/Imaginechina/D. Gang
Mendarat di bulan
Januari 2019, media Cina melaporkan pendaratan wahana Chang'e-4 di kutub selatan bulan. Prestasi ini menandai satu tonggak penting lagi dalam ambisi Cina menantang dominasi ruang angkasa AS dan Rusia. Cina berharap akan menjadi kekuatan ruang angkasa utama pada tahun 2030. hp/na (dw)
Foto: Getty Images/AFP/CNSA
7 foto1 | 7
Namun pemerintah menempatkannya di pusat manajemen penjahat perang bersama dengan beberapa keluarganya, mantan pejabat Manchukuo dan perwira militer lainnya. Di sana, Pu Yi dikenal dengan identitas sebagai Tahanan No 981 dan bertugas merawat kebun sayur milik penjara. Pu Yi menghabiskan nyaris sepuluh tahun hidupnya di Pusat Manajemen Penjahat Perang Fushun di Provinsi Liaoning dari tahun 1950 hingga 1959.
Setelah beberapa tahun menjalani masa 'rehabilitasi' Pu Yi diterima sebagai seorang komunis sejati dan menjadi warga negara Cina. Dia pun secara resmi diampuni. Pu Yi bekerja paruh waktu sebagai asisten tukang kebun di kebun raya Beijing dan pada tahun 1962 menikahi istri kelima dan terakhirnya. Istri terakhir Pu Yi bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit.
Di akhir hidupnya, Pu Yi kerap dipamerkan kepada para pejabat asing yang berkunjung ke Cina untuk memuaskan rasa ingin tahu mereka. Pu Yi meninggal dalam keadaan sebagai rakyat biasa karena kanker ginjal pada usia 61 di tahun 1967.