Letusan gunung berapi tidak cuma merenggut nyawa manusia, tetapi juga mengubah wajah alam. Bumi membutuhkan waktu ratusan tahun untuk memulihkan diri dari dampak letusan gunung berapi.
Iklan
Letusan gunung Sinabung, Kelud, Merapi dan sederet gunung api aktif lainnya bukan hal yang aneh untuk Indonesia. Nyatanya negeri yang kita diami ini berdiri di atas cincin api Pasifik yang membentang hingga ke Chile. Tidak heran jika kawasan ini dianggap yang paling dinamis dari sudut pandang geologi.
Disadari atau tidak, letusan gunung berapi mengubah wajah Bumi. "Aliran lava dan awan panas menyebabkan kehancuran ekosistem yang ada," ujar Pakar Vulkanologi Islandia, Olafur Arnalds. Menurut ilmuwan, sebuah ekosistem membutuhkan waktu hingga 150 tahun untuk regenerasi setelah tertutup abu vulkanik setebal 10 hingga 20 centimeter.
Abu Merapi saat meletus tahun 2010 lalu misalnya masuk dalam kategori di atas.
Tapi jika abu vulkanik yang menutupi permukaan tanah mencapai 70 centimeter, maka ekosistem membutuhkan tambahan waktu beberapa ratus tahun lagi untuk kembali normal. Hal serupa juga diamati pada permukaan yang tertutup lelehan lava yang membeku.
Membunuh dan Membesarkan Ekosistem
Abu vulkanik atau batuan yang dimuntahkan saat erupsi gunung api yang kemudian tersedimentasi, mengubah struktur tanah di sekitar gunung api yang sering berarti mimpi buruk buat pertanian.
Desa Hantu di Kaki Sinabung
Letusan dahsyat gunung Sinabung lima tahun silam menyisakan desa hantu tak bertuan. Inilah rekaman mengenai detik-detik terakhir kehidupan penduduk sebelum bencana melanda.
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
Rumah Tuhan
Hampir tidak ada yang tersisa dari desa Simacem di Sumatera Utara. Kecuali sebuah gedung gereja yang remuk redam dihajar awan panas, hampir semua rumah penduduk rata dengan tanah
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
Rekaman Kengerian
Puncak Sinabung menjulang dari balik jendela rumah penduduk di desa Simacem. Kondisi di desa-desa sekitar gunung api ini merekam detik-detik terakhir ketika kehidupan penduduk terhenti secara tiba-tiba menyusul letusan tahun 2010 silam.
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
Alam Merebut Kembali
Rumah-rumah penduduk di desa Sibintun yang kini ditinggalkan mulai ditumbuhi tanaman liar. Sejak letusan besar 2010 silam, penduduk yang tinggal di radius tujuh kilometer dari gunung Sinabung tidak diizinkan kembali ke desanya. Mereka direlokasi secara permanen
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
Terbangun Lalu Binasa
Geliat Sinabung setelah lelap selama 400 tahun mengejutkan ilmuwan. Sejak letusan terbesar 2010 silam, gunung setinggi 2460 meter itu berulangkali memuntahkan awan panas. Awal tahun lalu sebanyak 17 orang meninggal dunia akibat debu vulkanik. Sedikitnya delapan desa terpaksa ditinggalkan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
Sisa Eksodus
Penduduk tidak punya waktu untuk mengosongkan seisi rumah ketika evakuasi. Kebanyakan cuma membawa benda-benda berharga. Sebanyak 30.000 orang dipindahkan dari kampung halamannya saat letusan pertama tahun 2010.
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
Bahaya di Ufuk
Kendati tidak hancur oleh abu vulkanik, desa Sukanulu juga terpaksa dikosongkan karena tingginya potensi erupsi. Sinabung bisa meletus setiap saat tanpa peringatan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
Tertinggal dan Dilupakan
Proses evakuasi yang berlangsung cepat tidak mengizinkan pemilik rumah membawa serta perlengkapan elektronik di rumahnya. Salah satunya adalah tape recorder yang hangus dilumat abu panas.
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
Saksi Bisu
Rongsokan mobil di desa Simacem ini menjadi saksi bisu keganasan sebuah letusan gunung berapi. Tapi lima tahun setelah letusan Sinabung, ribuan penduduk masih bertahan di penampungan sementara. Mereka dijanjikan rumah permanen oleh pemerintah yang sayangnya hingga kini belum juga terwujud
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
Tembok Tanpa Atap
Gereja di desa Kuta Gugung ini cuma tersisa tembok tanpa atap. Sinabung meletus berulangkali pada tahun 2010. Awalnya penduduk yang dievakuasi diizinkan kembali saat ada letusan kecil di bulan Agustus. Tapi sebulan berselang Sinabung mengamuk dan penduduk tidak lagi punya waktu untuk berkemas.
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
9 foto1 | 9
Ilmuwan juga menemukan dampak yang sama pada sungai, populasi serangga dan jenis satwa liar lainnya. "Sedimentasi," tulis Arnalds, "bisa mengubah karakter tanah di dasar sungai dan pasokan bahan makanan untuk hewan."
Menurut Arnalds, perubahan juga bisa ditemukan pada padang rumput, dinding gua dan pepohonan, yang turut mengubah pola makan satwa yang hidup di dalamnya.
Dalam soal ini, fenomena gunung St. Helena di Amerika Serikat sering dijadikan contoh. Sejak meletus 1980, Departemen Flora dan Fauna AS menghitung erupsi gunung api tersebut membunuh sebanyak 11.000 kelinci, 6000 ekor rusa, 5200 elk, 1400 serigala dan 15 ekor puma.
Secara perlahan, kawasan di sekitar St. Helena kembali diramaikan oleh satwa liar, kendati populasinya masih terlalu kecil.
Dampak Positif
Tapi tidak selamanya letusan gunung berapi mematikan untuk lingkungan. Jumlah dan jenis material yang dimuntahkan juga memainkan peran penting. Dalam jumlah kecil, abu vulkanik justru akan memperkaya unsur hara dalam tanah.
Letusan gunung Pinatubo di Filipina tahun 1991 misalnya membunuh ribuan penduduk dan melumat 100 kilometer persegi lahan pertanian. Namun studi yang dibuat ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology baru-baru ini mengungkap, partikel Aerosol yang antara lain dimuntahkan Pinatubo berhasil menghambat pemanasan global sebanyak 30%.
"Atau coba kita lihat Hawaii", kata Ceridwen Fraser, Pakar Vulkanologi dari Australian National University. "Setiap pulau adalah sebuah gunung berapi. Gunung api yang paling tua pada dasarnya memiliki keanekaragaman hayati paling kaya."
Puncak-puncak Tertinggi di Dunia
Menyatu dengan alam. Mendaki puncak gunung tertinggi di dunia menjadi impian banyak pendaki dan pecinta alam. Kesulitan dalam mendaki puncak-puncak tertinggi Dunia ini jadi tantangan tersendiri.
Foto: Norbu Sherpa
Annapurna I
Salah satu gunung tertinggi di Himalaya ini terletak di Nepal. Louis Lachenal dan Maurice Herzog adalah pendaki legendaris yang menaklukan Annapurna I pada tahun 1950 dan menulis sebuah buku tentang seluruh ekspedisinya di Annapurna I. Annapurna gabungan dari enam gunung tertinggi di dunia. Annapurna I memiliki ketinggian 8.091 meter.
Foto: Wolfgang Beyer - sa
Nanga Parbat
Letaknya di Pakistan, Nanga Parbat dikenal sebagai salah satu gunung tertinggi paling berbahaya di dunia karena jalurnya yang sangat sulit. Pada tahun 1953 pendaki Australia bernama Hermann Buhl mencapai puncak Nanga Parbat bersama dengan timnya dari Australia dan Jerman. Tinggi puncak Nanga Parbat 8.125 meter.
Foto: picture-alliance/dpa
Manaslu
Terletak di Mansiri Himal, Himalaya, Nepal. Manaslu memiliki dua puncak yang terpisah dan tertutup lapisan es hampir sepanjang tahun. Ketinggian Manaslu 8.163 meter.
Foto: picture-alliance/dpa
Dhaulagiri
Nama gunung di Nepal ini memiliki beberapa arti: putih, cantik, menakjubkan dan beberapa lainnya. Dhaulagiri pertama kali didaki Max Eiselin dan Luzern. Gunung ini bagaikan es raksasa yang menarik setiap mata memandang. Wisatawan menyukainya. Ketinggian Dhaulagiri 8.167 meter.
Foto: UNI
Cho Oyu
Gunung ini terletak antara antara Cina dan Nepal. Dalam daftar gunung tertinggi di dunia--dibandingkan dengan beberapa gunung tertinggi di dunia yang memiliki tebing curam dan licin-- medan pendakian Cho Oyu tak terlalu parah tingkat kesulitannya. Ketinggian Cho Oyu 8.188 meter.
Makalu
Terletak di sisi perbatasan antara Cina dan Nepal seperti Cho Oyu, gunung ini memisahkan kedua negara. Tepi yang sangat tajam dan tebing yang curam dari Gunung Makalu membuat pendaki sangat sulit mencapai puncak. Pada tahun 1955 Lionel Terray dan Jean Couzy mendaki gunung ini. Tinggi Makalu 8.485 meter.
Foto: picture-alliance / dpa
Lhotse
Sama seperti Makalu dan Cho Oyu, gunung ini terletak di garis perbatasan China dan Nepal. Lhotse dikenal dengan jalurnya yang sangat berbahaya dan berbatu. Lhotse terletak sangat dekat dengan gunung tertinggi di dunia Mount Everest. Ernst Reiss dan Fritz Luchsinger pada tahun 1956 mendaki gunung ini. Ketinggian Lhotse 8.516 meter.
Foto: G. Kaltenbrunner
Kangchenjunga
Salah satu gunung tertinggi di dunia ini terletak di garis perbatasan India dan Nepal. Kangchenjunga berarti lima harta salju dan ini mencerminkan maknanya, bahwa keseluruhan lima puncak Kangchenjunga tertutup salju. Ketinggian Kangchenjunga 8.586 m.
Gunung tertinggi ke-2 di dunia ini terletak di garis perbatasan Nepal dan Pakistan. Kerap disebut Gunung Karakoram, K2 pertama kali didaki oleh tim Italia pada tahun 1954 dan setelah itu tidak ada seorang pun mampu mencapai puncak puncak gunung ini selama 23 tahun. Piramida alam besar ini tertutup salju, tajam dan jalurnya berbatu dan berbahaya. Ketinggian K2 8.611 meter.
Foto: picture-alliance / dpa
Mount Everest
Gunung tertinggi di dunia ini terletak di perbatasan Cina dan Nepal. Gunung ini adalah impian setiap pendaki gunung. Tenzing Norgay, Sherpa dari Nepal dan Edmund Percival Hillary dari Selandia Baru mencapai puncaknya pada tahun 1953. Banyak orang telah kehilangan nyawa mereka saat mendaki Everest karena gunung ini termasuk yang paling sulit didaki. Ketinggian Everest 8.848 meter.
Foto: Getty Images
10 foto1 | 10
Mendaki Pegunungan Tertinggi Dunia
Himalaya. Inilah surga para pecinta olah raga ekstrem. Musim pendakian tahun ini baru dibuka, dan pendaki gunung berdatangan ke pegunungan itu. Tujuan utama: Mount Everest.
Foto: picture alliance/dpa/C. Kober
Petualangan Mendaki Puncak Dunia
Tur treking di pegunungan Himalaya. Itulah yang kerap diimpikan pendaki gunung yang haus petualangan. 10 dari 14 puncak gunung dengan ketinggian lebih 8.000 meter ada di Himallaya. Yang pasti mereka lihat di sana adalah kain warna warni seperti bendera kecil, dan bertuliskan doa-doa. Warga di negara-negara Himalaya: Nepal, Tibet, Bhutan dan India banyak penganut Budha.
Foto: picture alliance/dpa/C. Kober
Raja Pegunungan Himalaya
Mount Everest dengan ketinggian 8.850 meter, adalah gunung tertinggi di Himalaya:. dan jadi legenda. Secara internasional Edmund Hillary asal Selandia Baru diakui jadi orang pertama yang berhasil mencapai puncaknya tahun 1953, bersama warga Nepal Tenzing Norgay. Tapi di antara pendaki profesional, gunung K2 di Pegunungan Karakorum dianggap lebih menantang daripada Mount Everest.
Foto: picture alliance/AP Photo/T.Sherpa
Persiapan Sangat Penting
Akilimatisasi adalah hal terpenting. Itu juga harus dilakukan pendaki profesional. Pasalnya, semakin tinggi kadar oksigen makin berkurang, Itu bisa berbahaya bagi paru-paru yang tidak biasa. Di Kamp gletser Khumbu pada ketinggian 5.350 meter berkumpul orang-orang yang berniat mendaki Everest. Di sini mereka berusaha menyesuaikan diri dengan iklim sekitar.
Foto: picture alliance/dpa/R.Harding
Naik Bertahap
Mendaki Everest bukan hal wajib. Rute Annapurna juga banyak diminati. turis yang hobinya "treking". Yang penting orang harus punya ketahanan tubuh, bisa menyesuaikan diri dengan iklim dan punya waktu sedikitnya tiga pekan. Petualangan biasanya didampingi Sherpa, yakni pemandu gunung warga Nepal.
Foto: picture alliance/Joker
Bukan Untuk Yang Penakut
Jurang rekahan es di gletser Khumbu dikategorikan sangat berbahaya. Yang penting di sini bukan hanya kemampuan dan kondisi tubuh, tapi juga perlengkapan yang tepat. Tiap musim pendakian pasti ada korban jiwa. Misalnya karena terjatuh ke jurang es, tertimpa longsor es, beku dan lain-lain.
Foto: Imago
Gunung Sampah Tertinggi di Dunia
Ribuan pendaki gunung datang ke Himalaya setiap tahunnya. Di Mount Everest sejak lama sudah ada semacam "wisata masal". Dampak menyedihkannya: gunung sampah yang merusak alam, mulai dari kompor gas sampai krem kulit anti matahari. Padahal ada peraturan pendaki gunung yang seharusnya dijunjung tinggi: yang dibawa ke atas, juga harus dibawa turun.
Foto: Getty Images/N.Sherpa
Pariwisata di Atas Atap Dunia
Sebagian besar wisatawan treking mulai pendakian dari Nepal. Bagi negara itu, turisme pegunungan adalah pemasukan penting bagi perekonomian. Walaupun sebagian besar ekspedisi mahal ke Himalaya diorganisir biro perjalanan internasional, tanpa Sherpa dari Nepal, perjalanan tidak mungkin dilaksanakan. Penulis: Vera Kern (ml/as)
Foto: Getty Images/P.Mathema
7 foto1 | 7
Gunung Api Paling Berbahaya dan Mematikan
Di seluruh dunia terdapat 1.500 gunung api aktif, yang erupsinya dalam dua abad terakhir menewaskan ratusan ribu orang. Indonesia dengan 130 gunung api aktif, memegang rekor letusan terdahsyat dan korban terbanyak.
Foto: picture-alliance/dpa
Tambora, Indonesia
Letusan gunung Tambora di Sumbawa tahun 1815 memuntahkan jutaan kubik meter material ke atmosfir, yang menyebabkan Eropa pada 1816 mengalami tahun tanpa musim panas. Sedikitnya 92.000 orang tewas akibat erupsi. Sekitar 100.000 korban lain tewas di Eropa dan Amerika akibat kelaparan yang dipicu gagal panen gara-gara abu letusan Tambora menyebabkan musim dingin panjang.
Foto: picture-alliance/AP
Krakatau, Indonesia
Letusan gunung Krakatau 27 Agustus 1883 menyemburkan material ke atmosfir hingga ketinggian 20 km. Debu vulkaniknya tersebar ke seluruh dunia dan erupsi memicu tsunami dahsyat. Dentumannya terdengar hingga ke Mauritius yang jaraknya 4.800 km. Sedikitnya 36.000 orang meninggal akibat letusan tersebut. Kini dari bekas kaldera muncul gunung Anak Krakatau.
Foto: AP
Mt. Pelee, Martinique Perancis
Letusan dahsyat yang terjadi mulai 25 April hingga mencapai puncaknya 8 Mei 1902 menewaskan lebih 40.000 orang di pulau kawasan Antilles Kecil milik Perancis. Gunung api yang diduga sudah mati itu tiba-tiba aktif dan melontarkan isi dapur magmanya. Letusan final tanggal 8 Mei sangat hebat, sehingga meluluhlantakkan kota St. Pierre. Hanya dua orang warga kota yang selamat dari kematian.
Foto: K. Tribouillard/AFP/Getty Images
Vesuvius, Italia
Erupsi yang dicatat sebagai paling dramatis dalam sejarah dunia, adalah letusan gunung Vesuvius di Italia pada tahun 79 Masehi. Akibat letusan, kota-kota Pompeii, Herculaneum dan Stabia hancur dan lebih dari 10.000 orang tewas dilanda awan dan lahar panas. Sementara letusan tahun 1631 tercatat menewaskan lebih 6.000 orang.
Foto: Imago
Kelud, Indonesia
Letusan gunung Kelud 19 Mei 1919 menghancurkan lebih dari 100 desa dan menewaskan sedikitnya 5.000 orang. Saat erupsi, 38 juta kubik meter air dilontarkan dari danau kawah. Letusan terakhir terjadi 2014 yang membuat sengsara warga di sekitar Blitar hingga ke Yogyakarta.
Foto: Reuters
Nevado del Ruiz, Columbia
Gunung api ini sebetulnya sudah melontarkan sinyal akan meletus hebat, dengan tremor dan gempa kecil terus menerus. Tapi pemerintah Columbia mengabaikannya, hingga sebuah erupsi hebat tanggal 13 November 1985 malam, menyemburkan lava, lahar panas serta lahar dingin yang menimbun kota Armero. Sedikitnya 23.000 orang tewas akibat letusan gunung api tersebut.
Foto: picture-alliance/dpa/Ingeominas
Merapi, Indonesia
Gunung Merapi di dekat Yogyakarta yang berpopulasi padat terkenal sebagai gunung api paling aktif dalam beberapa dekade terakhir ini. Erupsi yang terjadi tahun 1930 tercatat menelan korban terbanyak, 1.300 tewas. Letusan tahun 2010 yang merupakan erupsi terhebat sejak 1872 menewaskan sedikitnya 350 orang.
Foto: picture alliance/dpa
Mount Nyiragongo, Republik Demokrasi Congo
Gunung berapi yang berlokasi di Virunga National Park dekat perbatasan antara Republik Demokrasi Congo dan Ruanda ini terkenal karena danau lava cairnya dengan diameter sekitar 1,2 km. Erupsi yang terjadi 2002 meluluhlantakan kota Goma dengan aliran lava cairnya. Sejarah mencatat erupsi, gunung api Nyiragongo menyumbang kontribusi 40% dari seluruh kasus letusan gunung api di benua Afrika.
Foto: AP
Unzen, Jepang
Erupsi gunung api Unzen pada tahun 1792 dicatat sebagai salah satu bencana alam terhebat dalam sejarah Jepang. Letusan Unzen yang berlokasi dekat kota Nagasaki itu memicu tanah longsor dan tsunami. Sedikitnya 15.000 orang tewas akibat kombinasi bencana alam letusan gunung api, tanah lonsor dan tsunami.
Foto: picture-alliance/dpa
Laki Volcanic System, Islandia
Erupsi berlangsung 8 bulan mulai 8 Juni 1783 hingga Februari 1784 muntahkan lebih dari 14,7 kubik kilometer lava dan sebabkan munculnya retakan sepanjang 27 kilometer. Tapi sekitar 9.500 korban tewas bukan diakibatkan lontaran material vulkanik padat, melainkan akibat dilanda gas beracun yang juga dilontarkan ke atmosfir dan memicu hujan asam, yang membunuh ribuan hewan ternak dan meracuni tanah.
Foto: picture-alliance/Arco/R. Kiedrowski
10 foto1 | 10
rzn/as
10 Fakta Potensi Awan Abu Bardarbunga
Eropa waspada seraya salah satu gunung berapi terbesar di Islandia menunjukkan peningkatan aktivitas. Akankah awan abu baru kembali melumpuhkan industri penerbangan Eropa? Berikut 10 fakta yang patut Anda ketahui.
Foto: AP
Sistem Vulkanik Terbesar
Bardarbunga terletak di bagian tengah Islandia, menjulang hingga 2.009 meter di atas permukaan laut dan merupakan gunung tertinggi kedua di Islandia. Seperti terlihat pada foto, Bardarbunga tertutup sepenuhnya oleh Gletser Vatna dan menjadi bagian sistem vulkanik terbesar di Islandia yang terdiri dari beberapa gunung berapi yang terbentang sepanjang 190 kilometer.
Foto: picture-alliance/Hinrich Bäsemann
Ribuan Gempa Bumi
Badan Meteorologi Islandia telah mendeteksi lebih dari 2.000 gempa bumi di wilayah Bardarbunga - pada kedalaman 5 hingga 10 kilometer - sejak 16 Agustus 2014. Ilmuwan memandang gempa bumi sebagai peringatan awal bahwa sebuah gunung berapi akan meletus. Begitu magma bergerak jauh di bawah tanah, tekanannya memecahkan bebatuan dan bumi mulai bergoncang.
Foto: Reuters
Sedikit data
Periset hanya punya sedikit data terkait gunung berapi ini. Periset gunung berapi di Pusat Helmholtz GFZ di Potsdam memantau aktivitas Magma.
Foto: picture-alliance/dpa
Letusan Vulkanik Terbesar
Bardarbunga terakhir meletus tahun 1996, dan gempa bumi pada 16 Agustus 2014 tercatat sebagai yang terbesar di wilayah Bardarbunga sejak letusan tahun 1996. Sementara erupsi terbesar gunung berapi itu terjadi sekitar 500 tahun lalu, dan disebut-sebut ilmuwan sebagai salah satu ledakan vulkanik terbesar di muka bumi dalam 10.000 tahun terakhir.
Foto: picture-alliance/dpa
Lebih Besar dari Eyjafjallajökull
Eyjafjallajökull yang meletus tahun 2010 dan Bardarbunga punya banyak kesamaan. Keduanya tercipta berkat aktivitas tektonik bawah tanah yang sama. Keduanya tertutup es. Properti geologis mereka juga banyak yang sama. Magma mereka juga terletak pada kedalaman yang serupa. Namun Bardarbunga jauh lebih besar dari Eyjafjallajökull dan akan melepaskan lebih banyak magma.
Foto: AP
Awan Abu Awet di Udara
Ketika Eyjafjallajökull meletus, magma panas bersentuhan dengan es. Air menguap tiba-tiba, dan letusan merobek magma serta memecah bebatuan sehingga terbentuk awan abu. Akibat kandungan magma di Islandia, partikel abu begitu kecil dan bisa bertahan di udara selama berhari-hari. Karena Bardarbunga juga tertutup gletser - yakni air beku - prosedur yang sama dapat terjadi, apabila gunung meletus.
Foto: flickr/Daniel Örn
Tergantung Arah Angin
Angin dapat mengirim awan abu dari Islandia menuju daratan Eropa. Semuanya tergantung ke arah mana angin bertiup. Tahun 2010, awan abu dari letusan Eyjafjallajökull menyelimuti Eropa.
Foto: Halldor Kolbeins/AFP/Getty Images
Berbahaya bagi Mesin
Pesawat dilarang terbang melewati awan abu. Itulah mengapa begitu banyak penerbangan yang dibatalkan ketika Eyjafjallajökull meletus. Partikel abu dapat merusak mesin pesawat. Saat partikel masuk ke dalam ruang bakar mesin, partikel meleleh dan menempel secara permanen pada bilah-bilah pendingin hingga akhirnya menyebabkan rusak mesin.
Foto: AP
Tak Hanya Dampak Lingkungan
Ledakan Eyjafjallajökull tahun 2010 berdampak besar bagi ekonomi. Total kerugian industri penerbangan diperkirakan mencapai lebih dari satu miliar Euro. Perekonomian Islandia dilaporkan menderita kerugian beberapa juta Euro - terutama petani terkena dampak terbesar.
Foto: Jonathon Hall
Harap Tenang
Kalau Bardarbunga sampai meletus, ancaman terbesar bagi Islandia adalah banjir. Magma dari Bardarbunga dapat melelehkan gletser dan mengirim air dalam jumlah besar ke arah lembah. Menurut ilmuwan Jerman di Potsdam, warga Eropa tidak perlu panik karena perkembangan di Bardarbunga terus dipantau ketat. Kemungkinannya tidak akan terjadi apa-apa - kecuali lebih banyak lagi gempa bumi.