Tahun 2045 menjadi patokan bagi para pelaku pembangunan sains di Indonesia. Namun mengapa hingga kini banyak ilmuwan enggan berkarya di tanah air? Rahadian Rundjan menjabarkan opini berikut ini.
Iklan
Engkik Soepadmo (foto) adalah satu dari 419 anak muda yang berhasil terpilih sebagai mahasiswa Akademi Biologi, sebuah sekolah khusus untuk mendidik ahli-ahli biologi Indonesia generasi pertama yang beroperasi di Ciawi, Jawa Barat, pada kurun 1955-1968. Saat itu pemerintah Indonesia memang tengah mencurahkan aset dan modal terbaiknya untuk mengembangkan biologi sebagai garis depan upaya dekolonisasi ilmu pengetahuan Indonesia. Di masa Belanda, biologi adalah primadonadinamika sains kolonial, dan setelah Hindia Belanda berganti rupa menjadi Republik Indonesia, sains pun dirasa perlu untuk "diindonesiakan”.
Soepadmo lulus pada 1959 dan kemudian ia langsung ditempatkan di Kebun Raya Bogor, institusi prestisius di masa kolonial yang reputasinya tengah jatuh pasca ditinggal peneliti-peneliti Belanda terbaiknya. Ia kemudian mendapat beasiswa studi doktoral di Universitas Cambridge, Inggris. Di Eropa, ia belajar di bawah bimbingan E.J.H. Corner dan Kees van Steenis, dua botanis terkemuka di Inggris dan Belanda. Setelah studi dan proyeknya rampung pada 1968, Soepadmo diminta pulang untuk mengabdikan ilmunya di Kebun Raya, namun ia menolak.
Mengapa? Soepadmo menuliskan unek-uneknya dalam sebuah surat kepada van Steenis, yang di sini saya kutip dari buku Kegagalan Ilmuwan Hindia Belanda karya sejarawan Andrew Goss:
"Sudah banyak contoh sebelum saya, ketika rekan-rekan saya tidak berpikir lebih hati-hati tentang masalah ini, dan mereka langsung pulang setelah menyelesaikan pendidikan mereka di luar negeri, berpikir bahwa dengan gelar M.Sc atau Ph.D, mereka akan mendapatkan posisi lebih baik di tanah air. Namun secara tragis, setelah mereka tiba di Bogor mereka menjadi ‘botanikus belakang meja'.”
Soepadmo sudah melihat bahwa ada yang tidak beres dengan dinamika riset di Indonesia. Alih-alih meneliti, para ilmuwan justru lebih banyak diarahkan untuk mengerjakan tugas-tugas administratif: mengurusi surat-surat, memo, dan laporan dari balik meja mereka. Gaji minim juga menjadi masalah, bahkan di Kebun Raya, gaji sekretaris lebih tinggi daripada peneliti.
Soepadmo akhirnya mengambil tawaran mengajar di Universiti Malaya yang mau menampung idealismenya untuk meneliti, dan ketika pada 1971 ia sekali lagi menolak untuk pulang, kewarganegaraan Indonesianya pun dicabut. Soepadmo lantas menjadi warga negara Malaysia, dan namanya kini tenar sebagai peneliti riset kehutanan terkemuka.
Bagaimana Teratai Menginspirasi Desain Pesawat Masa Depan
Mesin cetak tiga dimensi membuka kemungkinan baru buat ilmuwan dan desainer untuk meracik konsep pesawat masa depan. Alam adalah sumber inspirasi terbesar.
Foto: AIRBUS S.A.S.
Keajaiban Alam
Bunga teratai sebenarnya tumbuhan berdaun tipis. Tapi salah satu spesies terbesar yang tumbuh di Amerika Selatan ini misalnya mampu diduduki seorang bayi. Jenis yang lebih besar lagi bahkan mampu menahan bobot tubuh orang dewasa. Lantas apa rahasia teratai?
Foto: picture-alliance/dpa/R.Nederstigt
Memindai Rahasia Teratai
Rahasia tersebut coba diungkap oleh seorang pakar penerbangan Airbus. Ia awalnya memindai struktur daun teratai dengan pemindai tiga dimensi. Setelahnya ia menganalisa data tersebut lewat komputer.
Foto: Airbus
Berbagi Beban Lewat Struktur Alam
Melalui teknologi bionik ilmuwan bisa meniru struktur yang ada di alam dan meraciknya ke dalam desain atau konstruksi. Contoh dalam gambar ini berasal dari Institut Alfred Wagener untuk Penelitian Laut di Jerman. Di sini ilmuwan meniru alam buat menciptakan struktur jaringan yang mampu menahan bobot besar.
Jaringan Terbagi
Struktur serupa bisa ditemukan pada bunga teratai. Cuma saja jaringan yang membentuk daun teratai lebih besar dan padat, terutama pada bagian yang menahan beban paling besar. Sementara pada bagian yang tidak dibebani dengan bobot besar, strukturnya lebih longgar dan ramping.
Foto: Airbus
Sayap Teratai
Inilah hasilnya: Sebuah spoiler (rem pada sayap) yang diproduksi Airbus dengan meniru struktur teratai dan dicetak secara tiga dimensi dengan laser. Spoiler ini memiliki konstruksi logam yang sangat ringan dan stabil. Tanpa teknologi 3-D, spoiler sayap ini tidak bisa diproduksi.
Foto: DZP/Ansgar Pudenz
Inspirasi di Dunia Mikro
Bukan cuma teratai yang bisa dijadikan inspirasi untuk konstruksi ringan. Gambar ini adalah foto mikroskop sebuah alga plankton. Struktur organisme kecil ini harus mampu menahan bobot yang sangat tinggi. Prinsip konstruksi ini tercipta lewat evolusi jangka panjang.
Foto: Alfred-Wegener-Institut für Polar und Meeresforschung
Ringan Berkat Alga
Ilmuwan lalu meniru alga plankton untuk membuat struktur konstruksi ringan yang kemudian digunakan di banyak bidang, antara lain untuk pembuatan pesawat atau mobil. Salah satu bagian sayap pesawat ini juga dibuat dengan konsep sama dengan mesin cetak tiga dimensi.
Foto: DW/Fabian Schmidt
Penerbangan Masa Depan
Desain pesawat ini dibuat dengan teknologi bionik. Badan pesawat misalnya terlihat seperti sebuah pohon. Studi yang diusung Airbus ini memang belum mungkin diproduksi dengan teknologi yang ada saat ini. Tapi desain dan konsepnya memberikan prespektif mengenai burung besi masa depan.
Foto: AIRBUS S.A.S.
Berkat Mesin Cetak 3D
Mesin cetak logam yang mulai digunakan Airbus tahun 2016 bisa memproduksi bagian-bagian kecil pesawat - hingga panjang sisi sekitar satu meter. Mesin cetak 3D saat ini memang belum bisa memproduksi seluruh bagian pesawat. Tapi teknologi yang ada mampu membuat bagian kecil menjadi lebih ringan dan dengan begitu membantu menghemat bahan bakar.
Foto: AIRBUS S.A.S.
9 foto1 | 9
Tradisi Kuasa dan Kendali
Kasus Soepadmo nyatanya masih relevan sampai sekarang. Banyak ilmuwan enggan berkarya di tanah air karena minimnya kesempatan meneliti, modal, dan distraksi kerja birokrasi yang begitu akut. Pertanyaannya, apakah situasi ini sengaja dipelihara oleh penguasa untuk mengendalikan laju sains di Indonesia sampai batas-batas tertentu saja?
Jika berkaca pada sejarah, jawabannya: iya. Mungkin selain korupsi, pengendalian ketat terhadap sains adalah tradisi negatif lain yang kita wariskan dari Belanda.
Misalnya, Perusahaan Dagang Hindia Timur (VOC), pernah sengaja melarang penerbitan Herbarium Amboinense, sebuah buku setebal 1.661 halaman yang mencantumkan data 1.200 spesies flora dan fauna di perairan Ambon, magnum opus dari Georg Eberhard Rumphius, pegawai VOC kelahiran Jerman sekaligus naturalis Hindia paling mahsyur di zamannya.
Alasannya? Karena buku itu disebut memuat informasi sensitif, yang jika diketahui publik Eropa, dianggap akan melemahkan dominasi dagang VOC di kepulauan rempah-rempah. Herbarium Amboinense yang selesai ditulis pada 1690 itu akhirnya baru bisa diterbitkan pada 1741.
Di masa Hindia Belanda, kelompok ilmuwan bekerja dengan rasa kecewa. Idealisme mereka, yakni mempelajari alam Hindia demi kemakmuran masyarakat koloni, selalu dijegal penguasa. Produk-produk sains, seperti biologi dan botani yang lahir di Kebun Raya, temuan sejarah dan arkeologi dari Komunitas Sains dan Seni Batavia, serta metode pertanian ilmiah yang dikembangkan Departemen Pertanian tidak dapat dirasakan oleh masyarakat koloni secara luas, apalagi kaum pribumi, akibat intervensi pemerintah.
7 Misteri Iptek Yang Belum Terpecahkan
Para ilmuwan sejak lama berusaha memecahkan sejumlah misteri ilmu pengetahuan yang ternyata hingga kini tetap belum terpecahkan. 7 diantara misteri sains yang masih dilacak jawabannya.
Foto: Fotolia/Noel Powell
Materi Lebih Banyak dari Anti Materi?
Berdasar ilmu fisika partikel yang dipahami saat ini, jumlah materi dan anti materi seharusnya seimbang dan jika bertemu akan saling memusnahkan. Tapi faktanya jumlah materi lebih banyak dari anti materi. Buktinya adalah milyaran galaksi dan trilyunan bintang di jagad raya yang tersusun dari materi. Hingga kini masih diteliti mengapa jumlah anti materi lebih sedikit dari materi?
Foto: picture alliance/dpa
Apa Penyusun Materi Gelap?
Lebih 80 persen massa di jagad raya tidak kasat mata dan disebut materi gelap. Para ilmuwan hingga kini belum mengetahui komposisi materi yang tidak memancarkan cahaya itu. Sejak ditemukan indikasinya 60 tahun lalu, hingga kini tidak ada bukti langsung eksistensi materi gelap ini. Artinya tidak ada yang tahu persis bagaimana komposisi materi gelap tersebut.
Foto: picture-alliance/dpa
Apa Energi Gelap itu?
Energi gelap menjadi misteri yang lebih besar dibanding materi gelap. Energi gelap diyakini mencakup lebih 70 persen dari seluruh energi di alam semesta dan diduga merupakan implikasi dari ekspansi jagad raya. Dipertanyakan apakah energinya konstan atau berfluktuasi mengikuti ekspansi alam semesta? Tersusun dari apa? Mengapa terindikasi kerapatannya mirip dengan densitas materi?
Foto: Zosia Rostomian, LBNL; Nic Ross, BOSS Lyman-alpha team, LBNL; and Springel et al, Virgo Consortium and the Max Planck Institute for Astrophysics
Adakah Makhluk Cerdas Lain?
Apakah manusia satu-satunya makhluk cerdas di jagad raya? Alam semesta kasat mata, diameternya sekitar 92 tahun cahaya dan berisi milyaran galaksi, bintang dan planet, tapi tidak ada pertanda eksistensi makhluk cerdas lain. Atau “alien” itu sejak lama telah berkunjung ke bumi, cuma kita tidak tahu atau mereka tidak mau menjalin kontak?
Foto: picture-alliance/dpa
Bagaimana Kehidupan Muncul?
Misteri lain yang terkait erat dengan manusia adalah, bagaimana kehidupan muncul? Dari mana asal usul kehidupan di bumi? Mengapa di bumi? Banyak teori dilontarkan, mulai dari model adonan purba yang berkembang mejadi molekul kompleks yang punya DNA hingga teori kehidupan berupa mikroba yang terbawa komet atau meteorit. Tapi semua itu tidak menjawab pertanyaan bagaiama kehidupan bisa terjadi?
Foto: Fotolia/Gernot Krautberger
Bagaimana Mekanisme Gravitasi?
Semua tahu, gravitasi dari bulan membuat siklus pasang dan surut laut di bumi. Gravitasi bumi membuat manusia tetap berada di permukannya dan gravitasi matahari membuat bumi stabil di orbitnya. Tapi para ilmuwan hingga kini masih belum dapat memastikan, bagaimana cara kerja gravitasi itu. Mengapa gaya yang menjaga stabilitas atom beda dengan gaya tarik bumi? Apakah gravitasi itu partikel?
Foto: NASA
Bagaimana Cara Kerja Lempeng Tektonik?
Kita juga tahu, pergerakan lempeng tektonik memicu gempa, aktivitas gunung api, membentuk benua dan gunung, tapi para ilmuwan belum tahu sepenuhnya mekanisme gerakan lempeng ini. Alfred Wegener saat melontarkan teorinya tahun 1932 ditertawakan banyak ilmuwan, dan baru 1960 teori dapat dibuktikan. Tapi hingga kini masih jadi misteri, apa pemicu gerakan ini dan bagaimana batas lempengan tercipta.
Foto: picture-alliance/ Globus Infografik
7 foto1 | 7
Kalangan ilmuwan yang terkungkung inilah yang Andrew Goss sebut sebagai floracrat, para pakar sains, terutama ilmu alam, yang dikendalikan oleh negara. Pemerintah kolonial mengkehendaki sains terpisah dari masyarakat, dan ia baru dipromosikan bila sejalan dengan kebijakan negara.
Misalnya, ekspedisi maritim Siboga (1899-1900) dan Snellius (1930-1931) yang dilaksanakan Belanda untuk merespon, secara politis, kehadiran kapal-kapal penelitian Inggris, Perancis, dan Jerman di wilayah perairan Hindia. Begitu pula dengan proyek Politik Etis, yang awalnya bertujuan mencetak sumber daya manusia untuk menyokong kerangka sains kolonial, justru melahirkan para penantang kuasa kolonial: kaum pergerakan.
Huru-hara Perang Dunia II mematikan geliat sains Hindia Belanda, dan orang-orang Indonesia harus memulai pembangunan sains mereka dari nol, atau paling tidak, sisa-sisa kejayaan yang diwariskan Belanda. Hal ini ternyata cukup sulit dilakukan, karena sekali lagi, penguasa masih berperan sebagai patron pengendali dinamika sains.
Di masa Orde Lama, Sukarno mengarahkan sains agar sesuai dengan semangat revolusionernya, yang konfrontatif dan anti-Barat. Serangkaian proyek raksasa, seperti industri roket dan instalasi nuklir, dibangun namun dengan cepat bangkrut akibat krisis ekonomi dan politik. Sedangkan pada Orde Baru, kaum ilmuwan cenderung dibungkam. Pemerintah memang mensponsori kegiatan ilmiah dengan dana yang besar, namun hasilnya malah mencetak kelompok cendekiawan "menara gading”, yang penelitiannya sulit untuk dinikmati oleh masyarakat luas.
Menakar Target 2045
Keajaiban Evolusi Ciptakan Burung Warna-Warni
Burung jantan dikenal punya warna-warni mencolok dan cemerlang. Tujuannya: menarik perhatian betina. Tapi ada burung betina yang tidak kalah cemerlangnya. Inilah keajaiban alami berkah dari evolusi selama jutaan tahun.
Foto: picture-alliance/dpa/P.Pleul
Kakatua Jantan dan Betina
Burung Kakatua membuktikan, jantan dan betina bisa sama-sama punya warna cemerlang. Tapi jadi sulit membedakan mana jantan dan betina. Burung kakatua ini habitatnya di hutan tropis Amerika Selatan.
Foto: picture-alliance/dpa/P.Pleul
Dimorfisme Seksual
Pada spesies burung lain, lazimnya hanya burung jantan yang memiliki bulu berwarna-warni. Seperti burung pemakan lebah dari Amerika Tengah ini. Fungsi bulu multi warna adalah untuk menarik lawan jenisnya. Burung jantan (foto kanan) terlihat berwarna lebih kuat dan kontras.
Foto: Bill Holsten
Samasekali Berbeda
Evolusi kadang sulit dimegerti. Seperti pada spesies burung tanager, jantan dan betina seolah berasal dari dua jenis berbeda. Burung jantan berwarna hitam dengan badan berwarna merah menyala dan paruh keperakan. Betinanya nyaris seluruh bulu badannya berwarna kehijaun seperti buah zaitun dengan paruh berwarna perak.
Foto: Bill Holsten
Persaingan
Burung jantan dari kawasan tropis, biasanya memiliki bulu berwarna lebih cemerlang. Yang unik, burung betina bersaing dengan betina lain untuk memperebutkan burung jantan. Ini sebabnya evolusi memberikan burung jantan bulu yang lebih berwarna warni dan cemerlang. Tapi juga diketahui, makin besar jenis burungnya, makin marak pula warna pada burung betina.
Foto: Bill Holsten
Tarian Ajakan Kawin
Burung cendrawasih terkenal dengan dimorfisme seksual amat tajam. Burung jantan biasanya juga memiliki bulu hiasan yang amat mencolok seperti bulu ekor amat panjang. Untuk menarik lawan jenis agar mau kawin, burung jantan biasanya melakukan tarian dengan pamer keindahan dan kecemerlangan warna bulunya.
Foto: picture-alliance/dpa/P.Schulze
Semegah Merak
Burung merak jantan terkenal suka pamer keindahan bulunya. Aksi ini juga merupakan salah satu cara untuk menarik lawan jenis agar mau diajak kawin. Keindahan dan kecemerlangan bulu juga menunjukkan kesehatan genetika burung jantan.
Foto: picture-alliance/dpa/U.Anspach
Rajanya Burung Bangkai
Burung bangkai dari Amerika Selatan warna bulunya tidak mencolok, hanya balutan hitam, kelabu dan putih. Tapi bagian kepalanya memiliki "asesori" luar biasa, berupa paruh berwarna merah dan hitam, jengger berwarna oranye dan kuning serta bulu kepala berwarna ungu, menimbulkan kontras yang mencolok.
Foto: picture-alliance/dpa/M.Lopez
Ornamen Paruh Rangkong
Juga ornamen warna-warni dan relief pada paruh burung Rangkong di garis depan berfungsi menarik burung betina agar mau diajak kawin. Sialnya, ornamen ini menjadi daya tarik bagi pemburu etnis lokal yang biasa menggunakannya untuk acara ritual magis. Akibatnya burung Rangkong termasuk daftar terancam punah.
Foto: picture-alliance/dpa/R.Jensen
Bergaya Dengan Bulu Merah
Burung Flamingo memperoleh warna kemerahan pada bulunya lewat makanan berupa udang kecil dan plankton yang mengandung "carotenoid". Warna kemerahan jauh lebih menarik perhatian burung betina ketimbang warna asli putih.
Foto: picture-alliance/dpa/M.Hiekel
Burung Pipit Lakukan Evolusi
Burung pipit biasanya tidak berwana mencolok. Tapi sejenis burung pipit dari Afrika Timur melakukan evolusi dan mengembangkan bulu warna-warni mencolok. Di kawasan burung ini diberi nama pipit super.
Foto: picture-alliance/dpa/G.Graudins
10 foto1 | 10
Tahun 2045, yang bertepatan dengan seabad kemerdekaan Indonesia, belakangan ini menjadi patokan bagi para pelaku pembangunan sains di Indonesia. Misalnya, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), yang memberangkatkan ribuan anak-anak muda Indonesia ke luar negeri untuk belajar, menargetkan 2045 sebagai tahun pembuktian keberhasilan program pendidikannya. Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), juga Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sama-sama pula menargetkan 2045 sebagai tenggat waktu pembangunan riset Indonesia.
Di atas kertas, jargon-jargon dan rencana lembaga-lembaga riset, juga pemerintah yang terkesan mendukung pembangunan sains patut diacungi jempol. Mungkin penetapan target akan memacu para pelaku sains, baik peneliti maupun birokrat, untuk bergerak cepat membenahi ketertinggalan sains negeri ini yang telah berlangsung selama 72 tahun. Namun, apakah hal tersebut dapat dilakukan dengan mudah?
Belum lama ini, seperti diberitakan detik.com (16/1) bahwa anggaran indikatif Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) turun dari Rp1,1783 triliun (2016) menjadi Rp1,1662 triliun untuk tahun 2017. Hal sama terjadi pada anggaran untuk Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), juga sektor penelitian dan pengabdian masyarakat di perguruan tinggi. Ini awalan buruk bagi target tahun 2045, jika memang pemerintah benar-benar menganggap serius ambisinya untuk memajukan sains.
Kendali negara terhadap sains masih nir-produktif. Dilema klasik, yakni mempertimbangkan karir yang lebih baik di luar negeri daripada di Indonesia, seperti yang dulu dialami Engkik Soepadmo, masih akan menjangkiti ilmuwan-ilmuwan muda Indonesia ke depannya. Agaknya, dari zaman Belanda sampai sekarang, hubungan patron-klien antara negara dengan ilmuwan memang belum mampu secara maksimal membuat sains hadir, dan hidup, di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Penulis:
Rahadian Rundjan (ap/as)
Esais, kolumnis, penulis dan peneliti sejarah
*Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWnesia menjadi tanggung jawab penulis.
Murid Sekolah Paling Bodoh di Dunia
Hasil penelitian PISA membuka aib pendidikan di Indonesia, Malaysia dan negara-negara Amerika Selatan. Murid sekolah di sebelas negara ini dinilai berprestasi paling rendah di bidang matematika, membaca dan sains
Foto: picture-alliance/dpa
#1. Peru
Dari 65 negara yang disurvey dalam Program Penilaian Pelajar Internasional 2012, Peru berada di urutan paling buncit. Untuk itu PISA menganalisa kemampuan murid sekolah berusia 15 tahun di tiga bidang, membaca, matematikan dan ilmu pengetahuan alam. Hasilnya Peru mendapat skor umum sebesar 375. Nilai tertinggi diraih murid Shanghai dengan nilai 587 dan rata-rata skor negara maju berkisar 497
Foto: Enrique Castro Mendívil/PRODAPP Program
#2. Katar
Sekitar 70% murid Katar dikategorikan "berprestasi rendah" di bidang matematika. Terlebih negeri kecil di Teluk Persia ini mencatat tingkat kehadiran siswa paling rendah. Lebih dari 29% tercatat pernah bolos selama beberapa jam atau berhari-hari, jauh lebih tinggi ketimbang rata-rata internasional yang sebesar 25%. Tidak heran jika Katar mendarat di posisi 64 dari 65 negara.
Foto: Getty Images/G.Shkullaku
#3. Indonesia
Bersama Peru dan Qatar, Indonesia yang cuma mendapat perolehan skor sebesar 384 menghuni posisi juru kunci dalam daftar PISA 2012. Indonesia termasuk memiliki jumlah tertinggi siswa yang dikategorikan "berprestasi rendah" di bidang matematika (76%) dan ilmu pengetahuan alam (67%).
Foto: picture alliance/Robert Harding
#4. Kolombia
Selain cuma mencatat nilai total sebesar 393, Kolombia juga tercatat sebagai negara peserta dengan ketimpangan terbesar antara murid perempuan dan laki-laki. Di negeri itu murid laki-laki rata-rata mampu mengungguli murid perempuan sebanyak 31 angka di tiga bidang yang diujikan.
Foto: Imago
#5. Albania
Murid Albania banyak memperbaiki skor PISA sejak pemerintah menggulirkan reformasi pendidikan tahun 2002. Namun begitu negeri pecahan Yugoslavia itu masih berada di urutan terbawah dengan nilai total 395.
Foto: DW/A. Ruci
#6. Tunisia
Angka siswa yang harus mengulang tahun pelajaran di Tunisia termasuk yang tertinggi di dunia, yakni sekitar 36%. Terlebih jumlah murid yang dikategorikan "berprestasi rendah" di bidang matematika mencapai 68%. Sebab itu Tunisia cuma mendapat skor umum 397 dan mendarat di posisi 59 dari 65 negara.
Foto: picture-alliance/dpa/H.Hanschke
#7. Argentina
Dua dari tiga murid sekolah di Argentina dikategorikan "berprestasi rendah." Sebab itu negara di Amerika Selatan ini menduduki posisi 59 dari 65 negara. Secara umum Argentina cuma mendapat skor 397 dalam daftar PISA 2012.
Foto: AP
#8. Yordania
Secara umum murid Yordania mencetak skor 398 dalam daftar PISA. Uniknya di sini murid perempuan mampu mengungguli murid laki-laki di semua bidang yang diujikan. Kendati memiliki perguruan tinggi berkualitas tinggi dibandingkan negara Arab lain, Yordania masih keteteran membenahi kualitas pendidikan dasar untuk murid sekolah menengah ke atas.
Foto: Save the Children
#9. Brazil
Lebih dari 65% murid Brazil gagal menjalani uji matematika. Sebab itu pula Brazil mendarat di posisi 57 dari 65 negara. Negeri raksasa di selatan Amerika ini sebenarnya sudah banyak melakukan perbaikan di bidang pendidikan sejak tahun 2000. Namun begitu statistik mencatat, 36% murid sekolah berusia 15 tahun pernah mengulang tahun pelajaran setidaknya satu kali.
Foto: picture-alliance/dpa
# 10. Uruguay
Seperti negara Amerika Selatan lain, Uruguay juga tercecer di posisi 55 dari 65 negara. Celakanya, prestasi murid di negeri bekas jajahan Portugal ini banyak menurun jika dibandingkan hasil survey tahun 2009. Menurut BBC, Uruguay adalah contoh dimana anggaran pendidikan yang besar saja tidak cukup buat memperbaiki kualitas pendidikan dan prestasi murid.
Foto: picture-alliance/dpa
#11. Malaysia
Dua hal yang menyeret posisi Malaysia ke peringkat 54 dalam daftar PISA 2012 adalah kemampuan membaca dan pemahaman di bidang ilmu pengetahuan alam. Untuk sains negeri jiran itu bahkan tertinggal 81 angka dari rata-rata negara industri maju.