1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hillary Clinton Unggul di New Hampshire

9 Januari 2008

Secara mengejutkan, Senator Hillary Clinton dari Partai Demokrat memenangkan pemilihan presiden putaran awal di negara bagian New Hampshire.

New Hampshire memilih Hillary Clinton sebagai kandidat utama presiden dari Partai Demokrat.
New Hampshire memilih Hillary Clinton sebagai kandidat utama presiden dari Partai Demokrat.Foto: AP Photo

Hillary Clinton telah kembali. Senator Partai Demokrat itu menang telak dalam putaran awal pemilihan presiden di New Hampshire. Padahal dalam jajak pendapat terakhir kali, posisinya jauh di bawah saingan beratnya Barack Obama.

Dalam pidato kemenangannya, Hillary Clinton mengatakan, “Kampanye ini akan mengubah Amerika Serikat karena kita akan merebut semua tantangan, kita akan menguasai semua kesempatan. Setiap hari saya tidak akan keluar sendirian, melainkan ditemani jutaan orang yang sama yakinnya seperti saya bahwa negara ini harus diperjuangkan. Terima kasih dan Tuhan memberkati Anda.”

Bagi Barack Obama yang menempati posisi kedua, dengan meraih suara jauh di bawah Clinton, kekalahan itu tetap merupakan suatu kesuksesan tersendiri baginya. Obama tetap percaya diri dan menyatakan dirinya semakin siap dan kuat untuk memperbaiki perpecahan di Amerika Serikat:

“Sesuatu terjadi ketika orang-orang memberikan suara tidak hanya untuk partai yang diyakininya, namun juga untuk harapan yang sama. Siapa pun kita, kaya atau miskin, hitam atau putih, Latin atau Asia, dari Iowa atau New Hamsphire, Nevada atau South Carolina, kita siap memandu negara ini ke arah baru. Itulah yang terjadi di Amerika Serikat saat ini, perubahan sedang terjadi di Amerika,“ ungkap Obama yakin.

John Edwards, bekas senator dari South Carolina, yang juga mencalonkan diri sebagai kandidat presiden dari Partai Demokrat, berada di posisi ketiga. Dengan begitu, kompetisi memperebutkan kandidat utama presiden dari Partai Demokrat masih terbuka. Barack Obama tidak berhasil mengulangi kemenangannya seperti di Iowa karena dua hal. Pemilih perempuan menjatuhkan pilihannya pada Hillary Clinton. Selain itu, pemilih independen ternyata berpihak pada Partai Republik dan memilih John McCain sebagai jagoan mereka.

Kemenangan di kubu Partai Republik sejak awal sudah diketahui. 20 persen suara memilih McCain, demikian hasil pemilihan yang diumumkan stasiun televisi. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya. Para pendukung McCain bersorak menyambut kemenangan kandidat pilihan mereka.

Pria veteran Perang Vietnam berusia 71 tahun itu sempat akan menghentikan kampanyenya karena kekurangan biaya. Dalam pidatonya, McCain menjanjikan untuk mengangkat kebijakan lama namun mengarahkannya ke tujuan baru.

Seperti yang dinyatakan McCain, "Saya tidak datang ke Washington demi kepentingan pribadi. Saya pergi ke sana untuk mengabdi pada negara. Dan kawan-kawanku, itulah yang akan saya lakukan jika saya mendapat kehormatan untuk terpilih menjadi presiden kalian.”

McCain unggul dari saingannya Mitt Romney, mantan gubernur Massachusetts. Romney diyakini tidak akan menang dalam pemilu, namun kenyataannya Romney berada di posisi teratas kandidat presiden dari Partai Republik dalam pemilihan di Wyoming Sabtu lalu (05/01). Kekalahan di New Hampshire merupakan pukulan bagi Romney, namun dia optimistis dan berjanji untuk tetap ikut serta dalam kancah pemilihan presiden.

Mantan gubernur Arkansas Mike Huckabee, yang juga dari Partai Republik menempati posisi ketiga di New Hampshire. Kini para kandidat menantikan putaran awal pemilihan selanjutnya yang digelar bulan Januari ini di Michigan, Nevada, South Carolina dan Florida.