Hong Kong Keluar dari Indeks Tahunan Ekonomi Paling Bebas
4 Maret 2021
Hong Kong telah dihapus dari indeks tahunan ekonomi paling bebas di dunia. Penyebabnya, lembaga pemikir yang menyusun tabel menyebut perekonomian kota itu dikendalikan langsung oleh Beijing.
The Heritage Foundation, sebuah lembaga pemikir konservatif Amerika Serikat (AS), menerbitkan indeks tahunan tentang seberapa ramah aturan bisnis dan hukum di sebuah negara.
Selama 26 tahun terakhir, Hong Kong menduduki peringkat teratas untuk semua kategori. Prestasi ini merupakan sumber kebanggaan bagi pemerintah kota, yang sering memanfaatkan penghargaan tersebut dalam siaran pers resmi dan brosur investasi yang ditujukan untuk para investor.
"Hilangnya kebebasan politik dan otonomi yang diderita Hong Kong selama dua tahun terakhir, telah membuat kota itu hampir tidak dapat dipisahkan (dalam banyak hal) dari Cina, hampir sama seperti Shanghai dan Beijing," kata Edwin J. Feulner, Pendiri Heritage Foundation, yang ditulis di Wall Street Journal pada hari Rabu (03/03).
"Hubungan [Hong Kong] dengan Beijing semakin kuat," tambah Feulner, sementara "tradisi hukum umum Inggris, kebebasan berbicara, dan demokrasi telah melemah secara signifikan."
Hari-hari Penuh Kekerasan di Hong Kong
Selama setengah tahun, para mahasiswa di Hong Kong berdemonstrasi menuntut kebebasan dan demokrasi. Protes pun semakin radikal. Terakhir, pecah bentrokan di Universitas Politeknik Hong Kong.
Foto: Reuters/T. Siu
Protes di Kampus Politeknik
Inilah kampus Universitas Politeknik. Para demonstran dipukul mundur di sini dan terlibat dalam bentrokan dengan polisi selama lebih dari 24 jam. Di kampus, ratusan orang berbekal senjata alat pembakar dan senjata rakitan sendiri. Untuk menangkal polisi, mereka menyalakan api besar-besar.
Foto: Getty Images/AFP/Ye Aung Thu
Diringkus dan ditangkap
Aktivis melaporkan bahwa polisi mencoba menyerbu gedung universitas. Karena gagal, aparat pun menciduk para demonstran di sekitaran universitas. Mahasiswa yang ingin meninggalkan kampus ditangkap. Polisi mengatakan mereka menembakkan amunisi di dekat universitas pada pagi hari, tetapi tidak ada yang tertembak.
Foto: Reuters/T. Siu
Gagal melarikan diri
Di luar kampus, polisi bersiaga dengan meriam air. Asosiasi mahasiswa melaporkan bahwa sekitar 100 mahasiswa mencoba meninggalkan gedung universitas. Namun mereka terpaksa kembali ke dalam gedung kampus ketika polisi menembakkan gas air mata ke arah mereka.
Foto: Reuters/T. Peter
Lokasi strategis penting
Universitas Politeknik menjadi penting dan strategis bagi para demonstran karena terletak di pintu masuk terowongan yang menghubungkan daerah itu dengan pulau Hong Kong. Dalam beberapa hari terakhir, pengunjuk rasa telah mendirikan barikade di luar terowongan untuk memblokir pasukan polisi. Ini adalah bagian dari taktik baru untuk melumpuhkan kota dan meningkatkan tekanan pada pemerintah.
Foto: Reuters/T. Peter
Apa tuntutannya?
Protes di Wilayah Administratif Khusus ini telah berlangsung selama lebih dari lima bulan. Tuntutan para demonstran antara lain yaitu pemilihan umum yang bebas dan penyelidikan kekerasan yang dilakukan oleh polisi. Perwakilan pemerintahan Beijing di Hong Kong belum menanggapi kedua tuntutan ini.
Foto: Reuters/T. Peter
Peningkatan kekerasan
Protes yang awalnya damai kini berubah menjadi penuh kekerasan. Polisi menindak tegas dan mengancam akan menggunakan amunisi tajam. Aktivis Hong Kong berbicara tentang adanya 4.000 penangkapan sejak protes dimulai. Para demonstran sendiri melawan dengan melempari batu, melemparkan bom Molotov dan menggunakan busur serta anak panah.
Foto: Reuters/T. Siu
Busur dan anak panah untuk melawan
Seorang polisi terluka pada hari Minggu (17/11) akibat tusukan anak panah di kakinya. Aktivis terkenal Hong Kong, Joshua Wong, membenarkan kekerasan yang dilakukan para demonstran. "Dengan protes yang damai, kami tidak akan mencapai tujuan kami. Dengan kekerasan saja juga tidak mungkin, kami membutuhkan keduanya," kata Wong kepada media Jerman, Süddeutsche Zeitung.
Foto: picture-alliance/dpa/Hong Kong Police Dept.
Sembunyikan identitas
Pemerintah Hong Kong telah melarang pemakaian topeng. Banyak demonstran memakai masker gas untuk perlindungan terhadap serangan gas air mata. Yang lain mengikat kain di depan wajah mereka untuk menyembunyikan identitas. Mereka takut penangkapan dan konsekuensinya jika mereka sampai dikenali.
Foto: Reuters/T. Siu
Khawatir militer turun tangan
Eskalasi kekerasan juga makin berlanjut. Kehadiran beberapa tentara Cina pada hari Sabtu (16/11) di Hong Kong menyebabkan kekhawatiran. Para tentara ini diturunkan untuk membantu membersihkan serakan batu. Di antara para demonstran, muncul kekhawatiran besar bahwa Cina bisa saja menggunakan militernya untuk mengakhiri protes di Hong Kong. (ae/pkp)
Foto: picture-alliance/dpa/AP/Ng Han Guan
9 foto1 | 9
Singapura geser peringkat Hong Kong
The Heritage Foundation adalah salah satu lembaga pemikir kebijakan utama yang memengaruhi konservatif fiskal di AS. Feulner juga merupakan seorang kritikus vokal terhadap Beijing dan Ketua Victims of Communism Memorial Foundation.
Iklan
Sebelumnya, pemerintah Hong Kong yang pro-Beijing menerima tabel liga think-tank itu setiap tahun. Pada tahun 2019 ketika Hong Kong didapuk menduduki puncak klasemen selama 25 tahun berturut-turut, pemerintah di bekas koloni Inggris itu melontarkan propaganda, keberhasilan itu menunjukkan "ketahanan ekonomi, kerangka hukum berkualitas tinggi, toleransi rendah terhadap korupsi, tingkat transparansi pemerintah yang tinggi, kerangka peraturan yang efisien, dan keterbukaan untuk perdagangan global."
Cina mengklaim undang-undang itu dibutuhkan untuk memulihkan stabilitas. Namun pada kenyataannya, peraturan itu telah mengubah hubungan legislatif dan yudikatif Hong Kong dengan Beijing. Perubahan itu juga telah menciptakan kekhawatiran dalam komunitas bisnis internasional.