1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Hotel di Swiss Minta Tamu Yahudi Mandi Dulu Sebelum Renang

16 Agustus 2017

Sebuah hotel kecil di Pegunungan Alpen, Swiss hadapi rentetan kritik setelah memasang tanda: "Tamu Yahudi" harus mandi sebelum berenang di kolam renang hotel.

Symbolbild - Baden in Deutschland
Foto: picture-alliance/dpaJ. Stratenschulte

Sebuah hotel kecil di Pegunungan Alpen, Swiss hadapi rentetan kritik setelah memasang tanda: "Tamu Yahudi" harus mandi sebelum berenang di kolam renang hotel.

Hotel apartemen Paradies di desa Alpine timur Arosa menjadi sasaran reaksi keras pada hari Selasa (15/08) setelah seorang tamu yang marah, mempublikasikan sebuah foto tanda tersebut di media sosial.

"Kepada Tamu Yahudi," demikian pemberitahuan tersebut terbaca. "Silakan mandi dulu sebelum pergi berenang. .........Jika Anda melanggar peraturan ini, saya terpaksa (menutup) kolam renang untuk Anda. Terima kasih atas pengertiannya."

Foto itu menjadi viral dan banyak diliput oleh media Israel. Tanggapan dari pejabat Israel sangat cepat. Wakil Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Hotovely menyerukan "keadilan" dan mencela insiden tersebut sebagai "tindakan anti-Semit yang terburuk."

Israel protes

Sementara itu, duta besar Israel untuk Swiss, Jacob Keidar, menuntut "sanksi resmi" dari pemerintah Swiss. Kementerian luar negeri Swiss mengatakan bahwa mereka telah berhubungan dengan duta besar tersebut dan "menjelaskan kepadanya bahwa Swiss mengutuk rasisme, anti-Semitisme dan diskriminasi dalam bentuk apapun."

Kantor pariwisata Swiss menyuarakan rasa penyesalan mendalam atas insiden  tersebut. Dikatakan hotel telah meminta maaf dan mencopot tanda itu.

Salah memilih kata?

Manajer Paradies Ruth Thomann mengatakan kepada media Swiss bahwa "pilihan kata-katanya adalah sebuah kesalahan" namun dia menegaskan bahwa dia bukan anti-Semit.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Blick, dia mengatakan bahwa hotel tersebut memiliki banyak klien Yahudi. Tamu-tamu lain menurutnya sering mengeluh bahwa beberapa dari mereka belum mandi sebelum menggunakan kolam renang.

'Hotel penuh kebencian'

Simon Wiesenthal Center yang berbasis di Amerika, sebuah kelompok hak asasi Yahudi terkemuka, telah meminta agar diambil tindakan lebih lanjut terhadap hotel tersebut.

Dalam sebuah surat yang diterbitkan pada hari Selasa (15/08) pihaknya meminta "hotel kebencian" itu ditutup dan manajemennya dihukum.

Sejumlah desa Alpine di kawasan ini telah menjadi tujuan liburan yang populer bagi orang-orang Yahudi ultra-ortodoks, karena banyak hotel di sana menyajikan makanan  kosher dan sesuai dengan kebutuhan mereka, demikian menurut juru bicara kantor wisata Swiss, Markus Berger.

Tamu-tamu Yahudi "merasa diperlakukan dengan baik" di sana, katanya  lebih lanjut. Namun menurutnya skandal tanda itu "tidak dapat diterima".

ap/as (afp/ap)