Sistem irigasi subak di Bali telah menjaga sawah subur selama berabad-abad. Tetapi pariwisata mengancam pasokan air, dan pembangunan hotel Trump bisa menjadi ancaman utama.
Iklan
Selama ribuan tahun, para petani di Bali menjaga kesuburan sawah dengan menerapkan sistem irigasi subak, yang masuk dalam daftar warisan budaya dunia UNESCO. Dengan sistem ini, musim hujan mengisi kembali akuifer dengan air yang cukup untuk bertahan sepanjang tahun, menjaga populasi manusia dan memungkinkan flora dan fauna untuk berkembang.
Tapi pariwisata telah merusak sistem yang dikalibrasi dengan teliti ini. Lebih dari setengah air tanah Bali dikonsumsi oleh industri pariwisata, dan tidak cukup lagi untuk berotasi.
Pembangunan hotel baru di Tabanan bisa menjadi ancaman terburuk. Trump International Hotel akan mencakup vila dan kolam renang mewah, serta lapangan golf yang luas.
Kemitraan antara jaringan hotel presiden AS dan pengusaha Hary Tanoesoedibjo, telah membuat marah penduduk setempat karena berdampak buruk bagi lingkungan dan sumber air tanah di Tanah Lot.
Trump Hoteltidak menanggapi pertanyaan DW, tentang apakah ada rencana untuk meminimalisir dampak pembangunan terhadap lingkungan dan pasokan air.
Mahakarya Patung Garuda Wisnu Kencana
Tak sekadar patung tertinggi ketiga di dunia, patung Garuda Wisnu Kencana karya I Nyoman Nuarta itu juga menjadi simbol mahakarya Indonesia di era modern.
Foto: Rusman - Biro Pers Setpres
Lahirnya mahakarya nusantara
28 tahun lamanya hingga patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) tegak berdiri di bukit desa Ungasan, Badung, Bali. Permainan kembang api dan laser menyemarakkan peresmian GWK, Sabtu malam (22/09/2018).
Foto: Rusman - Biro Pers Setpres
Tertinggi ketiga
Patung GWK memiliki tinggi 121 meter atau 271 mdpl yang letaknya berada di atas lahan seluas 60 hektare. Setelah The Spring Temple Buddha di China berukuran 128 meter, dan The Laykyun Sekkya Buddha di Myanmar setinggi 130 meter dihitung dari dasarnya.
Foto: Rusman - Biro Pers Setpres
Bisa Bertahan 100 Tahun
"Patung GWK ini akan mampu bertahan selama kurang lebih 100 tahun dan saya yakin 100 tahun lagi patung GWK akan tetap menjadi karya peradaban yang dibicarakan, yang menjadi kebanggan bangsa dan menjadi warisan kebudayaan bangsa Indonesia," tutur Presiden Joko Widodo saat peresmian, Sabtu (22/09).
Foto: Rusman - Biro Pers Setpres
Mahakarya setelah Borobudur
Patung Garuda Wisnu Kencana dianggap sebagai mahakarya modern, setelah karya besar peradaban masa lalu seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Seni berbalut teknologi
Patung GWK dibangun dengan mengolaborasikan seni dan teknologi. Proses pembuatannya harus melewati serangkaian tes, antara lain wind tunnel test atau tes ketahanan angin di Australia (Windtech) dan Kanada (RDWI), cavity test atau tes rongga secara berkala, dan soil test.
Foto: Rusman - Biro Pers Setpres
Ribuan pekerja dan seniman
Pembuatan patung tersebut total melibatkan 1.000 pekerja yang terbagi menjadi dua, yakni 400 pekerja di Bandung dan 600 pekerja di Bali. Pembuatan keping-keping GWK melibatkan sekitar 120 seniman. Maestro di balik GWK adalah I Nyoman Nuarta yang sudah memulai proyek raksasa ini sejak 1989.
Foto: Rusman - Biro Pers Setpres
Proses panjang dan rumit
Konstruksi patung dibuat dengan material tembaga dan kuningan, ditopang 21.000 batang baja dengan berat total 2.000 ton dan jumlah baut sebanyak 170.000 buah. Patung GWK terdiri dari sekitar 754 modul. Satu modulnya berukuran 4x3 meter dengan berat kurang lebih 1 ton.
Foto: Rusman - Biro Pers Setpres
Putri Ayu bersenandung
Penyanyi Putri Ayu turut meramaikan acara peresmian patung GWK dengan membawakan lagu Indonesia Pusaka.
Foto: Rusman - Biro Pers Setpres
Pesan penyelamatan lingkungan
Patung GWK merupakan wujud dari Dewa Wisnu yang mengendarai seekor Garuda. Dalam agama Hindu, Dewa Wisnu merupakan Dewa Pemelihara (Sthiti) yang menjaga alam semesta. Patung GWK menurut I Yoman Nuarta didedikasikan sebagai simbol dari misi penyelamatan lingkungan.
Foto: Rusman - Biro Pers Setpres
Miliaran Rupiah
Total anggaran untuk mendirikan patung ini disebut mencapai 450 miliar Rupiah.
Foto: Rusman - Biro Pers Setpres
Dari era ke era
Pembangunan patung GWK Kencana bermula dari gagasan Nyoman Nuarta bersama Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Joop Ave, dan Gubernur Bali Ida Bagus Oka, serta Menteri Pertambangan dan Energi Ida Bagus Sudjana, sekitar 1989. Pada awal 1990, rencana itu dipresentasikan ke Presiden Soeharto, dan disetujui. Dan baru tahun 2018, di era Presiden Joko Widodo, GWK rampung.
Foto: Rusman - Biro Pers Setpres
Sirene peresmian
Mantan Presiden, Megawati Soekarnoputri dan Mantan Wakil Presiden, Try Sutrisno turut serta menekan sirene saat peresmian patung Garuda Wisnu Kencana.
Foto: Rusman - Biro Pers Setpres
Tak hanya ikon Bali
Patung GWK dianggap tak hanya menjadi simbol Pulau Dewata namun menjadi ikon Indonesia. "Saya melihat patung ini bukan hanya menjadi ikon budaya Bali atau ikon pariwisata Indonesia, tapi menjadi tapak sejarah. Bangsa kita akan mampu melahirkan karya-karya besar jika kita berani memulai dengan ide-ide besar," ujar Jokowi. Ed: ts/avz (dari berbagai sumber)
Foto: Rusman - Biro Pers Setpres
13 foto1 | 13
Para ilmuwan dari Politeknik Bali mengatakan sumur yang dibor oleh hotel, resor dan industri pendukung, telah mengakibatkan air laut bocor ke dalam air tanah. Setelah ini terjadi, kerusakan tidak dapat diubah dan pertaniann yang merupakan sumber kehidupan masyarakat terancam kelangsungannya.
Komang Arya Ganaris adalah manajer program Bali Water Protection (BWP), sebuah proyek organisasi IDEP di Bali. Dia mengatakan perlu ada pengelolaan yang tepat atas sumber daya di Bali.
"Bali adalah pulau tropis," kata Ganaris kepada DW. "Bagaimana mungkin kita bisa punya krisis air? Kita punya masalah pengelolaan air. Belum ada pemantauan penggunaan air tanah."
Teknologi sederhana bisa mengatasi masalah itu. BWP ingin membangun 136 sumur "isi ulang" berdasarkan gravitasi atau sumur hujan di titik-titik strategis di pulau. Demikian hasil tiga tahun penelitian Politeknik Negeri Bali.
Sistem ini memiliki rekam jejak yang terbukti di Afghanistan, Bangladesh dan India, dan proyek pilot di Denpasar sudah menunjukkan hasil yang menjanjikan. Pemerintah daerah mendukung proyek pilot dengan 100 juta rupiah per tahun. Namun hanya cukup untuk membiayai dua atau tiga sumur.
Menikmati Massage Bali di Jerman
Anda suka kenyamanan pijat tradisional Bali? Ini juga bisa dinikmati warga Bonn, tepatnya di Nana Bali Massage. Dan ini ternyata juga digemari warga Jerman. Langganannya kebanyakan bukan orang Indonesia.
Foto: Nana Bali Massage
Selera Indonesia di Tengah Jerman
Jika memasuki praktek Nana Bali Masssage orang akan disambut dengan suasana tropis dengan warna-warna menyolok dan dekorasi khas Indonesia, seperti payung, lukisan dan taplak meja khas Indonesia
Foto: Nana Bali Massage
Dekorasi dari Indonesia
Orang-orang yang menikmati pijatan Nana juga bisa bisa menikmati kekhasan Indonesia di berbagai sudut ruang pijat.
Foto: Nana Bali Massage
Menawarkan Beberapa Jenis Pijat
Di sini bukan hanya di tawarkan pijat Bali, melainkan Ayurveda, pijat punggung dan pijat "hot stone" yang batunya khusus didatangkan dari Indonesia.
Foto: Nana Bali Massage
Menyambut Tamu di Negeri Orang
Di sini, para tamu ditawarkan secangkir teh sebelum pijat. Nana juga ingin memiliki hubungan baik dengan pelanggan, sehingga bincang-bincang dengan pelanggan bukan hal yang jarang terjadi.
Foto: Nana Bali Massage
Merasa Rileks Setelah Bekerja
Banyak pelanggannya, baik perempuan maupun pria, merasakan tegang dan stres akibat pekerjaan. Lewat pijat di Nana Bali Massage, mereka bisa merasakan rileks.
Foto: Nana Bali Massage
Bukan Hanya untuk Tubuh
"Pijat di Nana Bali Massage tidak hanya untuk ketenangan tubuh, melainkan juga harus jadi perjalanan indah bagi jiwa, agar terbebas dari stres sehari-hari," demikian dikatakan Nana Langjahr, pemilik praktek pijat Nana Bali Massage.
Foto: Nana Bali Massage
6 foto1 | 6
Untuk membiayai proyek di seluruh Bali, BWP mengatakan membutuhkan dekitar US$ 1 juta - nilai kecil dibandingkan dengan jumlah besar yang mengalir melalui sektor pariwisata pulau itu setiap tahun. Resor Trump sendiri dikabarkan membutuhkan biaya US$ 1 miliar.
Tapi Ganaris mengatakan pemerintah Indonesia tidak akan mendanai proyek tanpa bukti lebih lanjut bahwa sistem tersebut akan benar-benar berfungsi. BWP kemudian beralih ke crowdfunding, donor swasta, komunitas lokal dan bisnis.
Lilik Sudiajeng, ilmuwan yang bertanggung jawab atas proyek pilot di Denpasar, menulis dalam laporannya bahwa semua pembangunan baru dan bahkan rumah pribadi harus memiliki sumur resapan mereka sendiri.
Ganaris berpikir bahwa pemerintah juga perlu mengenakan tarif pada penggunaan air oleh industri seperti pariwisata. "Bisnis industri sangat besar. Kami membutuhkan langkah besar dan kebijakan besar," tandasnya.
Mahasiswa Bali Lakukan Riset 3D Printing Logam dan Touchpad Tekstil di Jerman
Di masa depan bisa jadi setiap orang punya 3D printer di rumah atau touchpad laptop terbuat dari bahan tekstil. Ini dua riset yang sedang dilakukan seorang mahasiswa Indonesia asal Bali di Jerman, Putu Teguh Satria Adi.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Balk
Mahasiswa RWTH Aachen asal Denpasar
Putu Teguh Satria Adi kuliah teknik mesin di RWTH Aachen. Kini ia sedang menyelesaikan skripsi dengan tema yang disiapkan oleh Siemens AG, Power & Gas Division, mengenai 3D printing untuk logam. Untuk menyelesaikan skripsinya ini, ia seringkali menghabiskan waktu di perpustakaan Fraunhofer ILT, Aachen.
Foto: DW/Nurzakiah Ahmad
Institusi riset aplikatif terbesar di Eropa
Putu Teguh menjadi bagian dari periset muda di Fraunhofer ILT. Institusi riset ini adalah yang terbesar dan ternama di Eropa dan memiliki hubungan yang erat dengan dunia industri. Oleh karena itu, riset-riset yang dilakukan disana sangat relevan dengan kebutuhan industri, seperti yang Putu Teguh lakukan, riset 3D printing untuk metal bersama Siemens.
Foto: DW/Nurzakiah Ahmad
Printer 3D rakitan di rumah
Tidak lengkap rasanya jika di rumah tidak ada printer 3D. Meskipun bukan untuk logam, namun printer yang Putu Teguh rakit sendiri cukup membantunya mewujudkan desain-desain benda dengan geometri yang rumit. Ia telah mencetak banyak benda dengan printernya ini, seperti misalnya vas bunga.
Foto: DW/Nurzakiah Ahmad
Touchpad dari bahan tekstil
Selain riset 3D printing, Putu juga punya riset di bidang touchpad tekstil. Kemungkinan di masa depan, touchpad laptop bisa terbuat dari bahan tekstil, jadi tidak ada masalah lagi jika tangan kita basah dan kita mau mengoperasikan laptop. Riset ini Putu Teguh lakukan dibawah institut untuk teknologi tekstil, ITA.
Foto: DW/Nurzakiah Ahmad
Institut untuk teknologi tekstil
RWTH Aachen memiliki banyak sekali institusi riset, yang menjadi wadah para mahasiswanya melakukan inovasi teknologi. Riset tekstil touchpad dilakukan Putu di institusi riset untuk teknologi tekstil, ITA. Menurut Putu Teguh, ITA memiliki banyak penelitian yang visionaris dan berkelanjutan.
Foto: DW/Nurzakiah Ahmad
Rekan riset yang suportif
Riset touchpad tekstil dilakukan Putu bersama dengan rekan risetnya dari Jerman, Christian Grauberger. Awalnya, riset ini adalah tugas kuliah. Namun mereka semua semangat untuk melanjutkan proyek touchpad tekstil ini, yang sempat masuk final Innovation Award, satu ajang kompetisi inovasi teknologi di RWTH Aachen.