1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hubungan Cina-Jerman di Titik Beku?

23 November 2007

Keputusan Kanselir Jerman Angela Merkel untuk menerima pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama mengusik hubungan Cina-Jerman. Apakah Cina akan dapat mempercayai Merkel lagi?

Kanslier Jerman Merkel dan Perdana Menteri Cina Wen Jiaobao di Beijing Agustus 2007
Kanslier Jerman Merkel dan Perdana Menteri Cina Wen Jiaobao di Beijing Agustus 2007Foto: AP

Pernyataan perdana menteri Cina Wen Jiaobao dalam sebuah konfrensi pers

„Saya ingin mengatakan secara terbuka, bahwa sudah ada beebrapa perubahan. Dan hubungan Cina-Jerman menjadi semakin membaik dan bukan memburuk.“

Dengan pernyataan ini Wen Jiaobao mencoba menghilangkan kesan, bahwa politik luar negeri Kanselir Jerman Angela Merkel yang berorientasi nilai-nilai kemanusiaan tidak merusak hubungan bilateral kedua negara. Kanselir Jerman Merkel diterima dengan hangat di Beijing. Dapat dikatakan, hubungan antara kedua negara sangat harmonis.

Ini terjadi bulan Agustus lalu. Sekitar 3 bulan kemudian media Cina memberitakan tentang memburuknya hubungan kedua negara sejak 30 tahun. Diberitakan, hubungan ini berada di ujung titik beku. Cina merasa tersinggung, karena Merkel yang terkenal sebagai kanselir yang terbuka tidak memberi tahu Cina, bahwa ia akan menerima pimpinan spiritual Tibet Dalai Lama. Menurut Eberhard Sandschneider, pakar Cina dari kelompok politik luar negeri Jerman, Cina melihat hal ini sebagai perusakan kepercayaan.

Hal ini dilanjutkan dengan dokumen strategi dari fraksi CDU/CSU di parlemen Jerman Budestag yang menganggap Cina sebagai tantangan dan saingan, serta kunjungan Merkel ke India. Bagi pimpinan di Cina, semua hal ini merupakan perubahan paradigma dalam politik Jerman tentang Cina. Namun pakar Cina Sendschreiber tidak setuju dengan hal ini.

„Menurut saya, tidak ada perubahan paradigma. Menurut saya, sangat masuk akal, dan ini juga landasan strategi CDU, bahwa hubungan Jerman dengan Asia beberapa tahun terakhir sangat didominasi oleh Cina dan juga oleh masalah ekonomi. Di benua Asia yang sangat besar ini ada negara-negara lain yang juga penting dan terutama ada banyak tema yang tidak bisa kami abaikan. Ini adalah perluasan perspektif dalam politik Asia. Ini merupakan hal yang masuk akal. Beijing seharusnya tidak menganggap hal ini sebagai perubahan paradigma yang membebani Cina. Politik Asia yang mempunyai persperktif luas pada akhirnya juga akan memberikan landasan kuat bagi hubungan Cina-Jerman.“

Perdagangan bilateral antara Jerman dan Cina mencapai nilai 78 milyar Dollar di tahun 2006. Dari perspektif ekonomi, Cina adalah mitra paling penting di Asia bagi Jerman. Sebaliknya, Jerman juga merupakan mitra dagang nomor satu di Eropa bagi Cina. Perekonomian Jerman khawatir, situasi buruk antara kedua negara ini akan memberikan pengaruh negatif terhadap perdagangan dengan Cina.

Apakah masih ada kemungkinan untuk memperbaiki kepercayaan antara Cina dan Jerman yang terusik ini dalam masa jabatan Merkel? Menurut Eberhard Sandschneider, akan sulit sekali bagi Kanslir Jerman Merkel untuk mendapatkan kepercayaan dari Cina yang telah ia hilangkan sendiri. Tetapi dalam situasi ini masih ada menteri luar negeri Steinmeier yang lebih sedikit dikritik dan yang mungkin akan menjadi kunci dalam perbaikan hubungan Cina – Jerman ini.