Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS tahun lalu mengubah peta politik dunia, termasuk hubungan AS dengan Eropa dan Jerman. Apa yang perlu dilakukan Jerman untuk menjaga hubungan dengan Amerika Serikat?
Iklan
"Masa-masa di mana kita bisa mengandalkan mitra-mitra terpercaya kita, sudah mulai berakhir", kata Kanselir Jerman Angela Merkel bulan Mei 2017 pada Pertemuan Puncak G-7 di Italia. Ketika itu, Presiden AS Donald Trump baru saja mengumumkan bahwa dia akan meninggalkan Kesepakatan Iklim Paris yang dicapai dengan susah payah.
Kini, setelah satu tahun pemerintahan Donald Trump, hubungan AS-Jerman makin mendingin. Padahal poros AS-Jerman dulu adalah salah satu poros politik yang sangat stabil dan sangat penting bagi Berlin. Apakah situasinya akan membaik di tahun-tahun mendatang? Pengamat politik dari lembaga tangki pemikir Jerman untuk politik luar negeri Deutsche Gesellschaft für Auswärtige Politik (DAP) Josef Braml mengatakan, harapan bahwa Donald Trump bisa berubah adalah harapan kosong.
A year of Trump
02:41
"Trump berpikir, tata dunia yang bebas saat ini tidak menguntungkan bagi kepentingan Amerika Serikat, melainkan hanya menguntungkan pihak-pihak lain seperti Jerman dan Cina", kata Braml. Itu sebabnya, tujuan Donald Trump adalah "menghancurkan tata dunia yang ada saat ini".
Peran NATO dan masa depan hubungan transatlantik
Tentu saja hal itu akan berdampak pada hubungan ttansatlantik, lanjut Braml. "AS harus menang, akibatnya harus ada yang kalah". Contohnya adalah bea khusus yang dikenakan kepada perusahaan-perusahaan Jerman yan menjual barangnya ke AS. Bahkan kesimpulan Kanselir Angela Merkel yang disampaikannya pada Pertemuan Puncak G7 di Italia menurut Braml datang terlambat. "Sebelum Donald Trump pun, AS sudah terlalu lemah untuk mempertahankan tata dunia yang bebas".
Tapi direktur lembaga tangki pemikir "Transatlantic Networks" Andrew Denison berpendapat lain. "Ini bukan situasi krisis, melainkan sebuah tantangan", katanya. Dia masih tetap berharap bahwa pemerintahan Donald Trump di masa depan akan memahami pentingnya hubungan transatlantik. "Amerika Serikat tidak mau Eropa terancam oleh Rusia. Pada saat yang sama, Eropa diharapkan bisa membantu Amerika Serikat menghadapi Cina dan menyelesaikan masalah di Timur Tengah", tandas Denison.
Andrew Denison bisa memahami mengapa Presiden Trump menuntut negara-negara Eropa memberikan kontribusi lebih besar untuk pakta pertahanan transatlantik NATO, yaitu sedikitnya dua persen dari Produk Domestik Bruttonya. "Orang Amerika berpendapat, selama ini Eropa dalam bidang pertahanan dan keamanan hanya memanfaatkan AS." Memang Washington tetap akan menunjang NATO, "namun menuntut pembagian beban yan lebih adil". AS misalnya sudah mengirim pasukan tambahan untuk ditempatkan di Polandia.
Apa Dampak Pengakuan AS Atas Yerusalem?
Trump mengklaim pengakuan Yerusalem adalah upaya AS mendukung perdamaian di Timur Tengah. Benarkah demikian? Berikut makna keputusan kontroversial Trump bagi mereka yang memiliki kepentingan atas kota suci tersebut.
Foto: Reuters/A. Cohen
Jalan buntu proses perdamaian
20 tahun berlalu, semua presiden sebelum Trump menghindari keputusan memindahkan kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem lewat penerapan UU “Jerusalem Embassy Act”. Selama itu, presiden AS memilih menjalankan misi perdamaian, dengan anggapan status Yerusalem harus disepakati lewat negosiasi bersama Palestina-Israel. Trump dinilai secara sengaja mengacaukan proses perdamaian yang telah diupayakan AS.
Foto: picture alliance/dpa/AP/E. Vucci
Pupusnya harapan Palestina
Bagi warga Palestina, pengumuman Trump seolah merampas harapan dan mimpi mereka untuk mendaulat wilayah Yerusalem Timur sebagai ibukota masa depan Palestina. Meski upaya untuk menempuh jalur kekerasan bukan pilihan, tapi tak sedikit warga Palestina yang akan menganggap upaya diplomatik yang diupayakan AS selama ini tak membawa perubahan berarti untuk mewujudkan Palestina Merdeka.
Foto: Reuters/M. Hamed
Tercapainya mimpi Israel
Sejak mengusai Yerusalem Timur pasca perang 6 hari tahun 1967, Israel mengklaim Yerusalem sebagai ibukota yang “abadi dan tidak terbagi”. Israel berupaya agar kedaulatannya atas Yerusalem mendapat pengakuan dunia internasional. Keputusan Trump dapat mempengaruhi sebagian besar politisi dan warga Israel yang menilai negosiasi dengan Palestina tidak membawa hasil yang signifikan.
Foto: Reuters/B. Ratner
Tetangga menelan rasa kecewa
Langkah Trump dinilai mengguncang kestabilan wilayah yang selama ini sudah sensitif atas segala jenis gejolak perubahan status. Arab Saudi - sekutu penting AS di Timur Tengah - menyebutkan kebijakan Trump mengacaukan upaya Riyadh meneruskan jalan perdamaian. Negara Arab yang berbatasan dengan Israel – Mesir, Yordania, Libanon dan Suriah – khawatirkan gejolak baru di kawasan mereka.
Foto: picture-alliance/AP Photo/E. Vucci
Eropa menjadi oposisi AS?
Sebagian besar negara di Eropa Barat gusar dengan pengakuan AS atas Yerusalem dan tak sedikit yang mengecam Trump. Namun, pertanyaan kuncinya: apakah EU akan berani mengambil sikap tegas yang berseberangan dengan AS? Misalnya menerapkan larangan impor dari wilayah Tepi Barat atau menghentikan kerjasama bisnis dengan perusahaan Israel yang beroperasi di wilayah yang diduduki Palestina?
Foto: Imago
Umat Kristen di tanah suci
Patriarch Theoplhilos III, pemimpin gereja Ortodoks di Yerusalem melayangkan surat kecaman yang menyebutkan kebijakan Presiden AS Trump telah menyebabkan kerusakan yang sulit diperbaiki. Ia menuliskan pada Trump pemindahan kedutaan AS telah menjauhkan upaya perdamaian di Yerusalem dan sebaliknya membuat jurang permusuhan yang semakin dalam di tanah suci, Yerusalem. ts/hp (guardian, washingtonpost)
Foto: Reuters/J.Ernst
6 foto1 | 6
Sebuah strategi AS yang baru?
Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel menuntut strategi baru dalam hubungan transatlantik sehubungan dengan perubahan politik di AS. Jerman harus lebih tegas membela kepentingan Eropa dan jika perlu, misalnya dalam sengketaKesepakatan Nuklir Iran, lebih berani menarik garis merah.
Pengamat politik dari lembaga penelitian ASPEN Anna Kuchenbecke setuju dengan tuntutan itu. "Sementara AS di bawah Donald Trump menarik diri dari kancah diplomasi internasional, Jerman justru harus mengandalkan aliansi internasional, apalagi Jerman adalah negara pengekspor besar."
Pada tahun-tahun mendatang, hubungan transatlantik antara AS dan Eropa akan menghadapi tantangan besar, kata Andrew Denison dari Transatlantic Networks. "Trump selalu mencari kambing hitam, jadi di masa depan dia juga akan kritis terhadap Jerman." Pengamat politik Josef Braml dari DGAP memperkirakan, pemerintahan Donald Trump juga akan lebih sering menyerang Organisasi Perdagangan Dunia WTO dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Jadi Jerman harus berusaha, "bersama mitra-mitra di Eropa membela tata dunia yang bebas, karena AS tidak lagi berperan sebagai pelindung kebebasan ini", tandas Braml.
'Fire and Fury': Buku Heboh Tentang Donald Trump di Gedung Putih
Buku ini bahkan sudah menghebohkan, sebelum dirilis: Tulisan wartawan AS Michael Wolff membuat marah Washington. Padahal disusun berdasarkan wawancara dengan para pejabat tinggi dan dengan Donald Trump sendiri.
Foto: picture-alliance/AP/B. Anderson
Fire and Fury
Petikan-petikan yang diterbitkan media di AS dan Inggris dari buku baru karya jurnalis Michael Wolff "Fire and Fury: Inside the Trump White House" menawarkan pandangan langka dalam kamar kerja Gedung Putih. Inilah beberapa kutipannya.
Foto: picture-alliance/AP/B. Camp
Melania berlinang air mata
Sesaat setelah pukul 8 malam pada malam pemilu, ditayangkan tren tak terduga. Trump benar-benar bisa menang. Don Jr. katakan pada seorang teman bahwa ayahnya, atau DJT, begitu dia memanggilnya, terlihat seperti habis melihat hantu. Melania berlinang air mata - bukan tangis kegembiraan. Dalam waktu kurang dari satu jam, Trump berubah dari tokoh yang tidak percaya, jadi Trump yang mengerikan.
Foto: picture-alliance/AP/V. Mayo
Ivanka Trump Presiden Perempuan Pertama di AS?
Jared Kushner dan Ivanka memutuskan untuk menerima jabatan di Sayap Barat Gedung Putih. Mereka membuat kesepakatan bersama: Jika suatu saat nanti ada kesempatan menjadi presiden, Ivanka yang diusung. Impiannya: bukan Hillary Clinton, melainkan Ivanka Trump yang akan menjadi presiden perempuan pertama di AS.
Foto: picture-alliance/AP/M. Sohn
Menikmati Hidangan Cepat Saji
"Dia sejak lama takut diracun, satu alasan mengapa dia suka makanan McDonald's - tidak ada yang tahu dia bakal muncul dan makanannya sudah siap dihidangkan dengan aman", demikian cuplikan buku tersebut.
Foto: Instagram
Teori Steve Bannon
"Musuh sebenarnya, kata Steve Bannon, adalah Cina". Cina adalah front pertama dalam sebuah Perang Dingin baru. Cina adalah segalanya. Tak ada yang lain. Kalau kita tidak membereskan Cina, kita tidak akan membereskan apapun. Sesederhana itu. Cina ibarat Nazi Jerman tahun 1929 sampai 1930. Orang Cina, seperti Jerman, adalah bangsa paling rasional di dunia, sampai mereka tidak (rasional) lagi."
Foto: picture-alliance/AP/B. Anderson
Bannon: Donald Jr. Bersifat Pengkhianat
Donald Trump Jr, Jared Kushner dan manajer kampanye Paul Manafort, meyakini ada baiknya bertemu dengan wakil pemerintah asing di Trump Tower di ruang konferensi lantai 25 - tanpa pengacara. "Bahkan jika Anda berpikir bahwa dia tidak berkhianat, atau tidak patriotik, atau dia buruk, dan kebetulan saya memikirkan semua itu, Anda seharusnya segera menghubungi FBI," kata Bannon.
Foto: picture-alliance/AP/C. Kaster
Jika Kalahpun Tetap Menang
Andaipun dia kalah, Trump bakal sangat terkenal dan menjadi martir melawan Hillary. Putrinya Ivanka dan menantunya Jared akan menjadi selebriti internasional. Steve Bannon de facto akan menjadi kepala gerakan tea party. Melania Trump, yang oleh suaminya telah diyakinkan bahwa dia tidak akan menjadi presiden, bisa kembali pergi makan siang tanpa gangguan. "Kalah tapi menang." hp/as (dw, ap)