1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hubungan Taiwan dan Cina

28 Mei 2008

Untuk pertama kalinya dalam enam puluh tahun, ketua partai Kuo Min Tang mengadakan kunjungan resmi ke Cina, dan mengadakan pembicaraan dengan para petinggi “saudara tuanya”.

Solidaritas Taiwan untuk korban gempa berperan penting dalam kunjungan iniFoto: AP

Republik Rakyat Cina memandang Taiwan sebagai propinsi yang mbalelo. Karenanya Cina mengancam perang terhadap Taiwan, bila menyatakan kemerdekaannya dari Cina. Sejak pergantian pemerintah Taiwan bulan Maret lalu, hubungan kedua negara tampak mencair.

Bencana gempa di Sichuan berperan besar dalam perbaikan hubungan itu. Hal ini ditekankan Wu Boxiong, ketua partai Kuo Min Tang yang memerintah di Taiwan. Selama satu menit ia mengheningkan cipta, memperingati para korban bencana. Wu Boxiong mengatakan: “Saya percaya, bahwa rakyat di kedua belah sisi selat ini merupakan bangsa Cina. Hubungan persaudaraannya tak dapat disangkal oleh siapapun. Ketika gempa terjadi pada 12 Mei lalu, suara-suara solidaritas terdengar baik di luar maupun di dalam partai Kuo Min Tang. Setelah itu rakyat Taiwan secara spontan menyatakan keinginannya mendukung para korban gempa. Seharus seorang petinggi Kuo Mintang melakukan perjalanan ini bersama saya. Zhang Qisheng adalah seorang doktor yang termashur."


Dalam 60 tahun terakhir, Wu Boxiong adalah Ketua Partai Pemerintah Taiwan pertama yang melakukan kunjungan resmi ke Cina. Pidatonya di Nanjing disiarkan langsung oleh televisi Cina. Setelah eskalasi sengketa selama delapan tahun, kini kedua pihak berada di simpang jalan menuju arah yang lebih positif. Presiden Cina, Hu Jintao dan Wu Boxiong berunding di Beijing mengenai kemungkinan digulirkannya dialog, yang sejak 1999 dipetieskan oleh Cina.


Salah satu butir penting dalam perundingan adalah peluang untuk mengembangkan penerbangan langsung dari Taiwan ke Cina. Terkait masalah keamanan, sejak 1949 Taiwan melarang adanya penerbangan langsung antara kedua negara. Penerbangan dari Taiwan ke Cina, harus melalui Hong Kong. Bagi Ralf Scheller, Ketua Dewan Pengawas Kamar Dagang Eropa di Taiwan, penerbangan langsung itu sangat menguntungkan:

“Kami melihat peluang untuk memberikan pelatihan di Taiwan bagi pegawai kami yang berada Cina: Saat ini, setiap kali pulang dari Cina maupun bila harus pergi ke sana, akan dibutuhkan satu hari penuh untuk sekali perjalanan. Penerbangan langsung dari Taipeh ke Shanghai akan mempersingkat satu setengah jam waktu perjalanan.”


Ketegangan politik antara Cina dan Taiwan, sudah lama tak tercermin dalam hubungan ekonomi kedua negara itu. Cina merupakan mitra dagang Taiwan yang paling penting. Sekitar 50 ribu perusahaan Taiwan memanufaktur produknya di Cina. Tiap tahunnya, jumlah investasi dan perdagangan memecahkan rekor baru. Taiwan juga sangat tertarik pada peluang ekonomi yang meningkat di tahun Olimpiade di Cina. Selain itu, banyak warga Taiwan yang sudah membeli karcis perhelatan akbar olah raga itu.(ek)