1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Huru-Hara di Yunani

9 Desember 2008

Gelombang kekerasan di Yunani, yang dipicu tertembak matinya seorang pelajar berusia 15 tahun oleh polisi, dikomentari sejumlah harian internasional.

Foto: AP

Harian Spanyol La Vanguardia yang terbit di Barcelona berkomentar:

Gelombang kekerasan di Yunani sama sekali tidak mengejutkan. Tewasnya seorang remaja berusia 15 ibaratnya hanya salah satu tetes yang memicu meluapnya tahang. Polisi Yunani sudah sejak lama menjadi sorotan umum karena kekerasannya yang berlebihan. Ditambah lagi pemerintahan yang tidak efisien, yang ditolak mayoritas rakyat Yunani. Sejak kebakaran hutan hebat tahun lalu, reputasi Perdana Menteri Yunani Kostas Karamanlis merosot drastis. Berakhirnya keajaiban ekonomi Yunani, krisis berlarut-larut dan skandal korupsi di lingkungan pemerintahan menjadi faktor pemicu yang lainnya.

Harian Swiss Neue Zürcher Zeitung yang terbit di Zürich berkomentar:

Pemerintahan Yunani dari kubu konservatif, bereaksi kebingungan setelah mengetahui betapa luasnya aksi protes. Sekarang rakyat membalas dendam karena permintaan untuk reformasi menyeluruh di bidang pendidikan selalu diabaikan oleh pemerintah di Athena. Yunani adalah salah satu negara anggota Uni Eropa yang persentase warganya yang berpendidikan merupakan yang tertinggi di Eropa. Setelah lulus universitas kebanyakan orang-orang ini tidak mendapatkan pekerjaan. Frustrasi semakin meningkat. Menimbang krisis keuangan dan ekonomi global, rasa takut kehilangan eksistensi di kalangan remaja menjadi lebih besar.


Harian Italia Corriere della Sera yang terbit di Milano berkomentar:

Terus terang perkembangan situasi di Yunani saat ini tidak dapat diramalkan. Dengan terbunuhnya seorang remaja dari keluarga sederhana, juga para remaja pendukung pemerintah kini terpecah. Juga walaupun kelompok sosialis dari partai oposisi Pasok mengecam polisi Yunani sebagai bertindak brutal, mereka mengimbau agar warga tetap tenang, supaya tidak kehilangan suara para pemilih moderat. Ketenangan sudah tidak ada lagi, karena aksi kekerasan sudah mencekam seluruh Yunani. Dengan begitu muncul risiko, kemarahan kelompok ekstremis minoritas akan semakin membesar yang dapat menyebabkan runtuhnya Yunani.


Harian Austria Die Presse yang terbit di Wina berkomentar:

Amarah para anarkis Yunani yang bersifat merusak, tidak melepaskan mereka dari tanggung jawabnya dari kontribusi pada kematian seorang remaja berusia 15 tahun. Bertahun-tahun kelompok kiri otonom merasa lucu dapat membakar bank-bank dan menyerang para polisi. Pada suatu saat pasti terjadi musibah. Hal ini merugikan semangat kritis para remaja. Dalam masyarakat demokratis, terbuka jutaan sarana untuk memuaskan nafsu akan kebebasan, dari pada bertengkar tidak ada gunanya dengan pihak kepolisian seperti permainan anjing dan kucing.