Hutan Virtual untuk Pengelolaan Ramah Lingkungan
21 September 2014Jürgen Roßmann dari Institut Interaksi Manusia-Mesin di Aachen ingin mengoptimalkan proses kerja di hutan. Menyingkirkan pohon virtual dengan satu klik mouse. Program yang ia kembangkan saat ini: mengembangkan algoritma simulasi hutan dalam 20 tahun ke depan, misalnya bagaimana setelah pohon-pohon tumbuh lagi.
Mesin penebang pohon untuk memanen kayu dari hutan produksi, yang disebut Harvester, kerap menimbulkan kerusakan besar. Banyak pohon yang tidak ditebang juga tekena dampak penebangan. Juga harus dibuka jalur jalan di hutan. Simulasi komputer berupaya mencegah dampak negatif itu.
Roßmann menjelaskan lebih lanjut: "Kami bisa mendefinisikan strategi: Bagaimana cara masuk hutan dan membuka jalan agar tiba di pohon yang menjadi target. Juga membuat strategi cara memanen: bagian pohon mana yang dipotong, ditaruh di mana batangnya, sehingga memudahkan jalur pengangkutan. Saya bisa merancang seluruh proses logistik sebelum pohon pertama ditebang."
Pengukuran akurat
Untuk itu, setiap pohon harus dideteksi secara akurat. Sebuah robot yang dilengkapi pemindai laser, kamera stereo dan penerima GPS dikerahkan melakukan pengukuran. Karena mengukur dengan tiga alat ini, datanya sangat akurat. Nantinya data akan dipakai Harvester, untuk itu mesin ini harus punya alat pengukur yang sama.
Nils Wantia, insinyur yang memimpin proyek pengukuran menjelaskan: "Perangkat lokalisasi sudah dipasang pada Harvester, jadi bisa memilih dan memanen pohon yang dituju, tergantung masukan dari bank data, sistem sudah pernah diujicoba, di sini juga."
Harvester bekerja sesuai data masukan rencana virtual para ilmuwan. Dengan begitu, tidak ada jejak pengrusakan, seperti pada operasi sebelumnya.
Jürgen Roßmann mengatakan: "Pada prinsipnya panen hutan itu bisa kami optimalkan. Istilahnya, hutan dimanfaatkan dengan cara lebih ramah lingkungan."
Data hutan
Hutan juga akan didata dari udara. Dengan Oktokopter, para ilmuwan tak hanya dapat menentukan posisinya melainkan juga ketinggian pohon. Dan mereka dapat mendeteksi perubahan dengan cepat, misalnya kalau ada hama atau kerusakan akibat badai.
Periset juga dapat mensimulasikan badai, yang semakin sering datang akibat perubahan iklim. Titik hijau adalah aliran udara. Kalau sudah merah, berarti berbahaya.
"Kami memakai prinsip mekanika fluida modern, yang diterapkan pada hutan, digabungkan dengan informasi yang kami kumpulkan, hingga bisa menegaskan, di lokasi mana dan tanaman apa yang cocok atau yang tidak. Dimana instalasi pelindung harus dipasang dan sebagainya", tegas Roßmann.
Memang sejauh ini terutama periset yang bekerja memakai komputer untuk mengelola hutan secara virtual. Tapi tak lama lagi pengola hutan di seluruh dunia bisa memanfaatkan model hutan virtual tersebut dalam praktek di hutan tanaman industri.