1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikUkraina

IAEA Desak Pembentukan Zona Demiliterisasi di Zaporizhzhia

7 September 2022

IAEA dan Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan pembentukan zona demiliterisasi di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang dikuasai Rusia

Tim IAEO tiba di PLTN Zaporizhzhia, 1 September 2022
Tim IAEO tiba di PLTN Zaporizhzhia, 1 September 2022Foto: Alexander Ermochenko/REUTERS

Badan Energi Atom Internasional IAEA pada hari Selasa (6/9) meminta Rusia dan Ukraina untuk membentuk "zona perlindungan keselamatan dan keamanan nuklir" di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhia (ZNPP).

"Kita bermain dengan api, dan satu bencana yang sangat, sangat besar bisa terjadi," kata Kepala IAEA Rafael Grossi di sidang Dewan Keamanan PBB, beberapa hari setelah memimpin kunjungan inspeksi ke pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia.

Pada pertemuan Dewan Keamanan, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga menuntut agar pasukan Rusia dan Ukraina menyetujui "perbatasan demiliterisasi." Menurut Guterres, ini akan mencakup "komitmen oleh pasukan Rusia untuk menarik semua personel dan peralatan militer dari perimeter itu, dan komitmen oleh pasukan Ukraina untuk tidak bergerak ke dalamnya."

Dalam laporan inspeksi tersebut, IAEA mengatakan penembakan terhadap fasilitas tersebut harus segera dihentikan. "Ini membutuhkan persetujuan dari semua pihak terkait pembentukan zona perlindungan keselamatan dan keamanan nuklir" di sekitar pembangkit. IAEA mengatakan penembakan menimbulkan risiko besar bagi keselamatan nuklir. "IAEA masih sangat prihatin dengan situasi di ZNPP," kata laporan itu.

Selanjutnya disebutkan, tindakan terbaik adalah mengakhiri konflik, tetapi jika tidak, area keamanan harus dibentuk. IAEA juga menyerukan penarikan kendaraan lapis baja Rusia yang diamati oleh delegasi IAEA berada di instalasi nuklir itu.

Kepala IAEA Rafael GrossiFoto: ANNA VOITENKO/REUTERS

Staf PLTN "bekerja di bawah tekanan

Selama kunjungannya, IAEA mengatakan telah melihat banyak kasus kerusakan, dan para delegasi sempat terpaksa mencari perlindungan dari baku tembak yang terjadi.

Infrastruktur yang rusak termasuk tangki minyak pelumas turbin, atap beberapa bangunan termasuk yang menampung kendaraan pengangkut bahan bakar bekas, bangunan yang menampung bahan bakar nuklir dan fasilitas penyimpanan limbah radioaktif padat, gedung pelatihan baru, bangunan dengan sistem alarm pusat untuk proteksi fisik; dan sistem pemantauan radiasi penampung kontainer yang berada dekat fasilitas penyimpanan bahan bakar bekas kering.

Dalam laponnya IAEA memuji staf pekerja, tetapi mengatakan kondisi kerja dan kehidupan mereka perlu ditingkatkan agar mereka terhindar dari risiko kecelakaan nuklir.

"Staf di semua fasilitas nuklir Ukraina terus menunjukkan daya tahan dan ketahanan dalam menjaga situs tetap berjalan dengan aman di tengah konflik, dan IAEA memberi hormat kepada mereka," kata laporan itu.

Para pekerja disebut bekerja "di bawah tekanan dan tekanan tinggi yang konstan, terutama dengan terbatasnya staf yang tersedia."

Putin bantah ada perlengkapan militer Rusia di PLTN Zaporizhzhia

Kyiv dan Moskow telah berulang kali saling menuduh satu sama lain menembaki PLTN tersebut. PLTN Zaporizhzhia, bersama dengan sebagian besar wilayah lainnya, telah berada di bawah pendudukan Rusia sejak Maret lalu, tetapi PLTN dijalankan oleh staf Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyambut baik laporan IAEA, terutama bagian yang menyebutkan kehadiran perangkat keras militer Rusia di pembangkit nuklir Zaporizhzhia.

"Laporan itu mencatat keberadaan perangkat keras militer Rusia di wilayah pembangkit listrik tenaga nuklir, tekanan pada karyawan kami di sana, dan membuat referensi yang jelas tentang pendudukan militer Rusia. Itu bagus,” kata Zelenskyy dalam pidato hariannya.

Namun Presiden Rusia Vladimir Putin hari Rabu (7/9) membantah hal itu dan mengatakan "tidak ada peralatan militer” di pembangkit listruk tenaga nuklir Zaporizhzhia. Putin yang sedang menghadiri Eastern Economic Forum di Vladivostok juga mengatakan Rusia tidak menembaki PLTN itu.

Minggu yang lalu, tim IAEA yang terdiri dari 14 orang sempat berkunjung ke PLTN Zaporizhzhia di Ukraina selatan. Dua inspektur IAEA saat ini tetap berada di sana.

hp/yf (ap, afp, rtr)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait