1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

IAEA: Iran Laksanakan Program Senjata Nuklir

8 November 2011

Dalam laporannya yang dikeluarkan Selasa malam (8/11), Badan Tenaga Atom Internasional IAEA secara tegas menyebut eksistensi program senjata nuklir Iran, setidaknya hingga tahun 2010.

Director General of the International Atomic Energy Agency, IAEA, Yukiya Amano from Japan speaks during a news conference after IAEA's board of governors meeting at Vienna's International Center in Vienna, Austria, on Thursday, Dec. 2, 2010. (AP Photo/Ronald Zak)
Dirjen IAEA, Yukiya AmanoFoto: AP

Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional IAEA Yukiya Amano memaparkan dalam laporannya bahwa organisasi ini memiliki sederet informasi yang mengindikasikan bahwa Iran telah melaksanakan pengembangan hulu ledak nuklir. Menurut laporan IAEA yang diterima kantor berita dpa hari Selasa malam (8/11) di Wina, Austria, organisasi independen itu dengan jelas menyebut bahwa setidaknya hingga tahun lalu Iran melakukan berbagai proyek dan ujicoba hulu ledak nuklir.

Atas permintaan negara-negara anggota, IAEA dapat menyusun laporan khusus mengenai negara anggota lainnya. Laporan itu memaparkan kegiatan negara terkait dalam proyek nuklir. Selain laporan dari para inspektur nuklir, juga sering kali terdapat informasi dari dinas intelijen yang sebelumnya diperiksa oleh IAEA.

Presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad (kedua kiri)di belakang roket saat parade militer.Foto: picture-alliance/dpa

Laporan yang ditunggu masyarakat internasional

Laporan mengenai kegiatan nuklir Iran diharapkan dapat menjelaskan dugaan-dugaan sejumlah negara anggota bahwa pemerintah di Teheran diam-diam membuat senjata nuklir. Sejak tahun-tahun terakhir, pimpinan IAEA mengumpulkan informasi secara teratur mengenai kegiatan nuklir Iran. Dengan begitu Iran merupakan satu-satunya negara yang saat ini mendapat sorotan semacam itu.

Memang ada laporan mengenai kegiatan nuklir Korea Utara dan Suriah, namun laporan mengenai kedua negara itu tidak menimbulkan gelombang berita sedemikian besarnya seperti pada kasus Iran. Laporan IAEA kali ini disoroti masyarakat internasional dengan seksama setelah spekulasi media yang menyebutkan bahwa Israel mungkin sedang menyiapkan serangan militer terhadap fasilitas nuklir Iran.

Presiden Jerman Wulff (kanan) dan Presiden Rusia Medvedev di Berlin (8/11)Foto: dapd

Presiden Rusia peringatkan untuk tidak terperangkap dalam wacana militer

Sebelum laporan itu dipublikasi, Presiden Rusia Dmitry Medvedev memperingatkan Israel dan negara lainnya untuk tidak terperangkap dalam wacana militer dalam sengketa seputar program nuklir Iran. Pekan lalu Presiden Israel, Shimon Peres mengatakan, ia melihat opsi militer sebagai lebih mungkin ketimbang penyelesaian konflik secara diplomatik.

Dalam jumpa persnya bersama Presiden Jerman, Christian Wulff hari Selasa (8/11) di Berlin, Presiden Rusia, Medvedev mengatakan: "Proses perdamaian di Timur Tengah kini berada di jalan buntu. Tidak ada kemajuan. Karena itu menurut saya, orang harus menarik nafas dulu, tenang, kemudian melanjutkan perundingan konstruktif mengenai konflik Timur Tengah, program nuklir Iran dan masalah lainnya, ketimbang mengeluarkan ancaman serangan. Semuanya itu akan berakhir pada perang besar yang akan merupakan bencana bagi Timur Tengah."

Sementara itu, laporan IAEA tersebut dikirimkan kepada Dewan Keamanan PBB yang berulang kali telah mengeluarkan sanksi terhadap Iran. Iran menyangkal semua tudingan sebagai dibuat-buat dan tidak ada dasarnya.

Christa Saloh (dpa, rtre, afpd)

Editor: Dyan Kostermans

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait