1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

IAEA Optimis Kesepakatan dalam Program Atom Iran

22 Mei 2012

Setelah kunjungan di Iran, ketua Badan Energi Atom Internasional Amano melaporkan, Teheran menyetujui pemeriksaan program atomnya. Sebelumnya Senat AS memutuskan sanksi ekonomi lebih ketat bagi Iran.

International Atomic Energy Agency (IAEA) chief Yukiya Amano, left, talks with reporters during a news briefing at the conclusion of his meeting with Iran's top nuclear negotiator, Saeed Jalili, right, in Tehran, Iran, Monday, 21, 2012. The head of the U.N. nuclear agency arrived Monday in Tehran on a key mission that could lead to the resumption of probes by the watchdog on whether Iran has secretly worked on an atomic weapon. It would also strength the Islamic Republic's negotiating hand in crucial nuclear talks with six world powers later this week in Baghdad. (Foto:IRNA,Adel Pazzyar/AP/dapd)
Yukiya Amano (kiri) saat kunjungi TeheranFoto: dapd

Direktur Badan Energi Atom Internasional IAEA Yukiya Amano kembali keWina dengan membawa berita bagus dari Iran. Pemerintah di Teheran menyetujui pemeriksaan yang hasilnya akan memberikan kejelasan, apakah Iran membangun bom atom atau tidak. Demikian dikatakan Amano Selasa (22/05), di markas besar IAEA di Wina. Sejumlah rincian masih harus dibicarakan, tapi ini tidak akan menghalangi segera ditandatanganinya persetujuan itu.

Yukiya Amano di bandara WinaFoto: Reuters

Bagian dari kesepakatan juga meliputi akses terhadap instalasi penelitian militer di Parchin, dikatakan Amano lebih lanjut. Pihak barat memperkirakan bahwa di sana dilakukan simulasi uji coba dengan hulu ledak nuklir. Selama ini Iran selalu memblokir akses pemeriksaan ke instalasi nuklir Parchin. Amano sebelumnya bertemu dengan ketua mediator program atom Iran Said Jalili. Pembicaraan itu merupakan langkah awal sebelum digelarnya perundingan enam negara dengan Iran, seputar program atom negara tersebut. Kelima anggota Dewan Keamanan PBB yakni Amerika Serikat, Rusia, Perancis, Inggris, Cina ditambah Jerman akan melakukan pembicaraan dengan Iran, Rabu (23/5) di ibukota Irak, Bagdad.

Instalasi nuklir Iran di Parchin

Senat AS Setujui Sanksi Baru Bagi Iran

Senin (21/5), Senat Amerika Serikat meloloskan sanksi baru terhadap Iran. Sanksi terbaru bagi Iran ditujukan pada perusahaan minyak milik pemerintah National Iranian Oil Co. dan National Iranian Tanker Co., dalam upaya untuk menutup celah di mana Teheran bisa terus menjual sebagian minyaknya. Iran merupakan eksportir minyak terbesar ke tiga dunia.

Sanksi juga ditujukan pada Garda Revolusi Iran dan mengharuskan perusahaan yang diperdagangkan di bursa AS untuk melaporkan setiap bisnis yang dilakukan dengan Iran. Hukuman juga akan diperberat bagi perusahaan yang terlibat dalam bidang energi atau usaha pertambangan uranium. Visa juga tidak akan diberikan kepada mereka atau badan yang memasok Iran dengan perangkat keras yang bisa dipergunakan untuk menindas rakyat Iran.

Simbol gambar AS vs IranFoto: Fotolia/le0nmd

Setelah Senat meloloskanya, sanski terbaru terhadap Iran tinggal menunggu keputusan DPR AS, sebelum kemudian ditandatangani oleh Presiden AS Barack Obama. Anggota Senat dari Partai Republik, Mitch McConell mengatakan, partainya telah bersikeras bahwa “Senat meloloskan tidak kurang dari komitmen presiden bahwa semua opsi sudah disiapkan.“ “Setiap kebijakan komprehensif yang bertujuan untuk mengakhiri upaya Iran untuk membuat senjata nuklir ditujukan untuk meyakinkan para penguasa di Teheran bahwa kelangsungan hidup mereka dipertanyakan,“ demikian pernyataan Mc Connell.

DK/YF/VL/dpa/afp/ap

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait