Ibu Kota India Bersiap Hadapi Protes Ribuan Petani
13 Februari 2024
Serikat petani di India menyerukan protes 'Delhi chalo' pada hari Selasa (13/02/2024) untuk menuntut undang-undang yang menjamin dukungan harga atas hasil panen mereka. Polisi siapkan langkah-langkah pengamanan ketat.
Iklan
Kepolisian India telah memasang barikade berbahan logam dan beton di jalan raya menuju ibu kota negara, New Delhi, pada hari Senin (12/02/2024) dan melarang pertemuan publik di Delhi.
Hal ini dilakukan karena ribuan petani dari India utara dijadwalkan akan bergerak menuju parlemen untuk menuntut harga panen minimum.
Beberapa serikat petani memang telah menyerukan protes 'Delhi Chalo' atau 'Pawai ke Delhi', menggemakan kembali agitasi yang dimulai pada akhir tahun 2020 lalu, dalam menentang tiga rancangan undang-undang pertanian yang akan menghapus dukungan pemerintah terhadap sektor pertanian di India.
Peristiwa tersebut akhirnya dikenal sebagai kerusuhan publik dan protes massa terbesar yang dihadapi oleh pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi sejak Partai Bharatiya Janata (BJP) berkuasa pada tahun 2014.
Iklan
Pengamanan di perbatasan diperketat
Sebelumnya, konvoi panjang traktor telah terlihat berkumpul di perbatasan antara ibu kota negara dan tetangganya Haryana, pada hari Senin (12/02/2024).
Polisi pun merespons hal ini dengan memasang barikade dengan paku-paku logam, menyiapkan penjara sementara dan rute alternatif untuk ambulans, demikian menurut laporan media lokal.
Publikasi berita Times of India dan ANI melaporkan bahwa polisi juga telah menguji coba drone untuk menjatuhkan gas air mata di perbatasan Shambhu dekat Ambala, sebelah utara Delhi, sebagai antisipasi protes.
Selain itu, polisi juga telah melarang pertemuan publik lebih dari lima orang di Delhi.
Para petani di India memang memiliki kekuatan politik karena jumlah mereka yang besar. Dan unjuk rasa yang dijadwalkan pada hari Selasa (13/02/2024) pagi ini hanya terjadi beberapa bulan sebelum pemilihan umum 2024, sehingga isu petani kemungkinan dapat berubah menjadi agenda utama dalam kampanye pemilihan nanti.
Selebritas Internasional Dukung Aksi Protes Petani India
Sejumlah tokoh internasional, termasuk Rihanna dan Greta Thunberg, menyampaikan dukungan pada aksi protes petani India, yang menentang kebijakan reformasi pertanian.
Foto: picture alliance/dpa/S.Radke
India kecam dukungan selebriti internasional
Deretan selebriti termasuk penyanyi Rihanna, aktivis Greta Thunberg, pengacara dan aktivis Meena Harris, dan anggota parlemen di Inggris dan AS mendukung para petani India melalui akun media sosial mereka. Pemerintah India mengecam mereka karena mendukung protes para petani terhadap undang-undang pertanian yang baru.
Foto: Reuters/A. Ivanov
Undang-undang pertanian yang kontroversial
Pada September 2020, parlemen India mengesahkan tiga RUU kontroversial yang bertujuan untuk meliberalisasi sektor pertanian negara itu. Pengesahan UU tersebut memicu aksi protes di seluruh negeri. Pemerintah menyatakan UU baru memberikan kebebasan kepada petani untuk menjual produk mereka di luar pasar yang diatur dan membuat kontrak dengan harga yang telah disepakati sebelumnya.
Foto: Manish Swarup/AP Photo/picture alliance
Apa inti aksi protes petani?
Asosiasi petani mengatakan undang-undang tersebut tidak menjamin perolehan hasil pertanian dengan harga dukungan minimum, sehingga membiarkan mereka bergantung pada perusahaan. Tindakan kekerasan pecah pada 26 Januari lalu saat pawai traktor berlangsung. Sejak itu telah terjadi bentrokan sporadis antara pengunjuk rasa, polisi, dan kelompok anti-tani.
Foto: Danish Siddiqui/REUTERS
Rihanna
Bintang pop kelahiran Barbados, Rihanna adalah salah satu selebriti internasional yang menyatakan solidaritasnya terhadap para petani India. Dia mencuitkan: "Mengapa kita tidak membicarakannya?" mengacu pada aksi protes petani. Cuitan Rihanna menarik banyak dukungan global. Sebaliknya, banyak selebritis India yang membela kebijakan pertanian Perdana Menteri Narendra Modi.
Foto: picture alliance/dpa/A.Cowie
Greta Thunberg
Aktivis perubahan iklim berusia 18 tahun, Greta Thunberg melalui akun Twitternya membagikan informasi tentang penutupan akses internet di beberapa bagian New Delhi. Dia menuliskan: "Kami berdiri dalam solidaritas dengan petani India." Dukungan Thunberg untuk petani India membuat marah pendukung Partai BJP nasionalis Hindu yang berkuasa.
Foto: Getty Images/M. Hitij
Justin Trudeau
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau adalah salah satu dari sedikit kepala negara yang menyatakan dukungannya terhadap petani India. Pada Desember lalu, Trudeau menggambarkan situasi India "mengkhawatirkan." Kementerian Luar Negeri India mengatakan bahwa pernyataan Trudeau adalah "campur tangan yang tidak dapat diterima terkait urusan dalam negeri India."
Foto: Sean Kilpatrick/The Canadian Press/ZUMAPRESS.com/picture alliance
Amanda Cerny
Influencer Instagram terkenal Amanda Cerny membagikan foto tiga wanita India dengan caption: "Dunia sedang menyaksikan. Anda tidak harus menjadi orang India atau Punjabi atau Asia Selatan untuk memahami masalah ini. Yang harus Anda lakukan adalah peduli terhadap kemanusiaan. Selalu menuntut kebebasan berbicara, kebebasan pers, hak asasi manusia, persamaan martabat bagi pekerja."
Foto: Scott Roth/Invision/AP/picture alliance
Meena Harris
"Kita semua harus marah dengan penutupan aksi internet India dan kekerasan paramiliter terhadap pengunjuk rasa," bunyi cuitan Meena Harris, seorang pengacara dan keponakan Wakil Presiden AS Kamala Harris.
Foto: DNCC/Getty Images
Jim Costa
Anggota legislatif AS dari Partai Demokrat, Jim Costa juga memberikan dukungannya terhadap aksi demonstrasi petani India. "Peristiwa yang terjadi di India mengkhawatirkan. Sebagai anggota Komite Urusan Luar Negeri, saya memantau situasi dengan cermat. Hak untuk melakukan protes damai harus selalu dihormati," katanya.
Foto: Michael Brochstein/ZUMA Wire/picture alliance
Rupi Kaur
Rupi Kaur adalah seorang blogger yang terkenal karena puisi pendeknya. Dalam sebuah postingan di Twitter, dia berterima kasih kepada Rihanna karena telah menyoroti penderitaan para petani. Lebih dari setengah petani India dilaporkan berhutang. Berdasarkan Biro Catatan Kejahatan Nasional India, 20.638 petani melakukan bunuh diri pada 2018 dan 2019.
Foto: Chris Young/The Canadian Press/AP Images/picture alliance
John Cusack
John Cusack, seorang aktor dan aktivis AS mendukung gerakan petani India sejak awal tahun 2021. Cusack secara rutin mencuitkan dukungannya kepada para petani yang melakukan aksi protes. (Ed: ha/rap)
Penulis: Akanksha Saxena
Foto: picture-alliance/dpa/G. Fischer
11 foto1 | 11
Apa saja tuntutan para petani?
Hal utama dalam daftar tuntutan para petani adalah undang-undang yang menjamin harga dukungan minimum (minimum support price/MSP) untuk hasil panen mereka.
Ini adalah syarat yang telah disetujui pemerintah pada tahun 2021, tetapi serikat petani menuduh pemerintah ingkar janji.
Pemerintah India sebelumnya memang telah mengumumkan harga dukungan untuk lebih dari 20 jenis tanaman setiap tahunnya, menetapkan harga minimum yang akan dibayarkan untuk tanaman tersebut, meski tidak berlaku bagi pembeli swasta.
Namun, beberapa badan pemerintah hanya membeli beras dan gandum pada tingkat harga dukungan. Ini artinya, yang diuntungkan hanya para petani yang menanam kedua tanaman itu saja, yang diperkirakan hanya sekitar 6% dari seluruh petani di India.
Para petani juga menuntut implementasi dari rekomendasi-rekomendasi yang diajukan oleh Komisi Swaminathan antara tahun 2004-2006 yang berfokus pada kesusahan para petani dan meningkatnya kasus bunuh diri di kalangan para petani. Komisi ini sebelumnya mengeluarkan beberapa rekomendasi antara lain dana pensiun, pembebasan hutang dan perawatan kesehatan petani.
Sementara itu, setelah melalui beberapa pembicaraan pada hari Senin (12/02/2024), pemerintah akhirnya setuju untuk menarik kasus-kasus terhadap para petani yang terdaftar selama agitasi tahun 2020-21, demikian dilaporkan oleh Press Trust of India dengan mengutip beberapa sumber.
Para menteri pemerintah juga konon telah setuju untuk memberikan kompensasi kepada keluarga petani yang meninggal selama protes tersebut.
Menurut laporan media lokal, delegasi pemerintah juga masih mendiskusikan tuntutan-tuntutan lain dengan para pemimpin serikat pekerja.
"Para petani dari seluruh negeri siap untuk berbaris di Delhi mulai hari Selasa (13/02/2024) jika pemerintah tidak memenuhi tuntutan kami," kata Swaran Singh Pandher, pemimpin asosiasi petani nasional kepada AFP.