1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ibu Negara Picu Perdebatan Netiket

21 Oktober 2013

Komentar Ibu Negara Kristiani Yudhoyono yang menggunakan kata “bodoh“ kepada orang mengomentari fotonya di media sosial, menjadi pro dan kontra. Mendorong perdebatan mengenai Netiket atau etiket di dunia maya.

Foto: picture-alliance/dpa

Peristiwa itu bermula ketika Ani Yudhoyono, mengunggah foto dirinya bersama keluarga lengkap, berpose mengenakan pakaian tradisional batik di karang-karang pinggir pantai Pacitan, Jawa Timur, yang merupakan tempat kelahiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Foto itu kemudian mendapat komentar dari salah seorang pengguna bernama @erie_nya yang kelihatannya memberikan komentar soal pakaian batik yang dikenakan oleh keluarga presiden.

Ani Yudhoyono yang cukup aktif di Instagram dan mempunyai 90.000 follower dan mengunggah ratusan foto di media sosial itu, menganggap komentar tersebut sebagai kritikan dan membalasnya.

Subhanallah, komentar anda sangat bodoh,“ kata Ibu Negara mengomentari komentar atas fotonya. “Kok anda tidak berpikir bahwa kami sedang melakukan kunjungan dan mampir sebentar ke pantai itu sekalian lewat? Come on, apa tidak ada komentar lain…?“ tulis Ani dalam komentarnya di Instagram.

“Batik kini sudah dikenakan di mana-mana, bukan hanya untuk acara resmi saja, namun juga acara setengah resmi, bahkan santai,” kata Ani Yudhoyono.

Belakangan polemik itu dihapus dari akun Instagram milik Ibu Negara.

Pro kontra soal Netiket

Sejumlah warga, baik di Instagram maupun media sosial seperti Twitter berdebat: ada yang membela Ibu Negara, lainnya mengatakan komentar Ani Yudhoyono terlalu berlebihan.

“Mungkin Ibu Negara perlu dididik menggunakan media sosial dengan benar. Kasihan rakyat,“ kicau salah seorang pengguna Twitter.

Seorang pengurus Partai Demokrat yang berkuasa, membela Ani Yudhoyono.

“Kenapa ia tidak boleh mengungkapkan pikirannya?“ kata Nurhayati Assegaf sebagaimana dikutip harian KOMPAS. “Ia seharusnya dipuji karena menunjukkan bahwa dirinya manusia biasa.“

Sementara, ahli komunikasi dari Universitas Indonesia Ade Armando menilai sikap Ibu Negara belum matang dalam menggunakan jejaring sosial. Dalam komentarnya yang dikutip oleh TEMPO, Ade menyebut sikap yang belum matang itu ditunjukkan dengan dihapusnya beberapa komentar negatif di akun Instagram milik Ibu Negara.

Perlu kematangan dalam mengelola pernyataan di media sosialFoto: Fotolia/bloomua

Ade menilai, Ani Yudhoyono terlalu. “ Di dunia sosial media yang semakin terbuka, dibutuhkan kedewasaan dalam menanggapi dan mengelola sebuah pendapat," kata Ade Armando.

Namun demikian, ia mengapresiasi keterbukaan Ani Yudhoyono di sosial media, meski dengan demikian, kata Ade, Ibu Negara harus siap dengan segala konsekuensi yang ditimbulkan.

"Di media sosial… orang harus terbuka dengan komentar negatif. Tapi, Ibu Ani juga berhak menghapus komentar yang ada dalam foto tersebut. Bagaimana pun itu hak dia," kata Ade Armando.

Sebelumnya, Ibu Negara juga pernah terlibat polemik di Instagram, saat sejumlah orang mempertanyakan keasilan foto yang ia unggah di media sosial tersebut.

ab/rn (dpa,rtr,ap)