Temuan terabaru para astronom mengkonfirmasi eksistensi gelombang gravitasi, yang terdengar seperti dengungan pada pertemuan besar. Riak-riak dalam ruang-waktu ini dikemukakan oleh Albert Einstein lebih dari seabad lalu.
Iklan
Sekelompok ilmuwan internasional membuat temuan yang merupakan terobosan, yang menegaskan keberadaan gelombang gravitasi. Paparan mengenai gelombang gravitasi ini pertama kali dicetuskan oleh Albert Einstein.
Laporan yang diterbitkan pada hari Kamis (29/06) menyebutkan, para ahli astrofisika dapat "mendengar" gelombang gravitasi frekuensi rendah, yang merupakan perubahan struktur alam semesta yang tercipta oleh gerakan dan tabrakan obyek besar di ruang angkasa.
"Ini benar-benar pertama kalinya kami memiliki bukti pergerakan berskala besar dari segala sesuatu di alam semesta," papar Maura McLaughlin, salah satu direktur NANOGrav, kolaborasi penelitian yang menerbitkan hasil penlitan dalam The Astrophysical Journal Letters.
Gelombang gravitasi ini, terdeteksi pada frekuensi rendah, menciptakan dengungan latar belakang kosmik yang menembus alam semesta. Penelitian menunjukkan, alam semesta dipenuhi dengan gelombang ini, yang melakukan osilasi dalam waktu sangat lama, dan terutama berasal dari pasangan lubang hitam supermasif yang berputar dalam bentuk spiral dan saling melebur.
Citra Fantastis Jagad Raya Dari Teleskop Ruang Angkasa Hubble
Teleskop Luar Angkasa Hubble selama lebih 30 tahun mengirimkan gambar-gambar menakjubkan dari sudut terjauh alam semesta. Mari kita lihat kembali beberapa foto-foto terbaiknya.
Foto: NASA/Newscom/picture alliance
Gangguan Komputer Berhasil Diatasi
Teleskop Luar Angkasa NASA, Hubble, tidak dapat mengirim gambar antara 13 Juni sampai 15 Juli 2021. Sistem memori komputer yang rusak telah menghentikan operasi teleskop tersebut. Namun pensiunan ahli NASA berhasil membuatnya berfungsi kembali. Selama lebih dari tiga dekade, Hubble telah mengirimkan gambar menarik dari bintang dan galaksi yang jauh di alam semesta.
Foto: ESA
Pendar Cahaya Bintang Baru Lahir
Bintik-bintik cahaya berwarna biru ini adalah bintang-bintang muda di pusat Nebula Doradus yang disebut kawasan R136. Spektrum warna biru menunjukan bintang muda yang baru berumur beberapa juta tahun. Banyak diantaranya adalah bintang amat masif dengan ukuran 100 kali matahari.
Foto: NASA/ESA/TScI
Jauh Lebih Indah dari 'Star Wars'
Seperti episode "Star Wars" yang tayang di bioskop pada tahun 2015, Hubble mengambil gambar lightsaber kosmik dari kompleks awan Orion B sekitar 1.300 tahun cahaya dari Bumi. Ini adalah lokasi lahirnya sistem bintang. Dua pancaran kosmik yang keluar dari bintang yang baru lahir dan beberapa debu antarbintang membentuk gelombang kejut bercahaya. Hubble selalu mengambil citra yang fantastis.
Foto: NASA/ESA/Hubble
Mata di Luar Angkasa
Sejak 1990, dijuluki raja teleskop luar angkasa, Hubble mengitari orbit bumi pada kecepatan 27.000 km/jam di ketinggian 600 km. Hubble panjangnya 11 meter dan berbobot 11 ton - sebanding dengan berat dan ukuran sebuah bus.
Foto: NASA/Getty Images
Mencari Gelembung Kosmik
Hubble telah membantu kita memahami kelahiran bintang dan planet, memperkirakan usia alam semesta, dan mempelajari sifat ‘Dark Matter’ atau materi gelap. Di sini kita melihat bola gas raksasa yang diciptakan oleh ledakan supernova.
Foto: AP
Sepintas Jejak Warna Ruang Angkasa
Gas yang berbeda memancarkan spektrum warna-warna yang berbeda pula. Merah, misalnya, adalah pertanda adanya unsur belerang. Hijau adalah hidrogen. Dan biru adalah oksigen.
Citra pertama yang dikirimkan Hubble adalah sebuah bencana. Tapi ini karena lensa utamanya memiliki bentuk yang salah. Tahun 1993, Space Shuttle Endeavor membawa para pakar untuk memperbaikinya dan memberikannya 'kacamata baru'. Ini perbaikan pertama dari lima perbaikan yang dijalani teleskop ruang angkasa itu dalam 30 tahun.
Foto: picture-alliance/dpa/Nasa
Taman Kanak-Kanak Luar Angkasa
Hubble mengambil gambar yang menakjubkan ini pada bulan Desember 2009. Titik-titik biru adalah bintang yang sangat muda, hanya beberapa juta tahun umurnya. Ibaratnya taman kanak-kanak bintang ini ditemukan di Awan Magellan Besar, galaksi terdekat dari satelit Bima Sakti kita.
Foto: picture-alliance/dpa/Nasa
Kupu-Kupu Alam Semesta?
Bagaimana dengan potret dari luar angkasa ini? Citra yang terlihat seperti sayap kupu-kupu ini sejatinya pancaran gas berpusar bersuhu lebih 20.000°C. Gas panas ini meluncur di alam semesta dengan kecepatan 1.000.000 km/jam. Gambar ini hanyalah salah satu dari 30.000 lebih citra yang telah dikirimkan teleskop Hubble selama lebih tiga dekade.
Foto: NASA/ESA/ Hubble Heritage Team
Sombrero yang Istimewa
Foto yang hampir translusens ini, seperti kebanyakan potret dari Hubble, merupakan komposisi dari banyak sekali bidikan gambar. Galaksi Sombrero Messier 104 adalah galaksi spiral yang berlokasi di konstelasi Virgo dan berjarak 28 juta tahun cahaya dari Bumi.
Foto: NASA/ESA/ Hubble Heritage Team
Hubble dalam Wujud Manusia
Nama Hubble diambil dari nama ilmuwan AS, Edwin Powell Hubble. Ia merupakan astronom pertama yang mengamati bahwa alam semesta mengalami pemuaian dan penemu hukum Hubble. Ini salah satu hukum dalam astronomi yang menjadi landasan ilmu kosmologi modern untuk memahami Dentuman Besar serta terbentuknya alam semesta.
Foto: picture-alliance/dpa
Pilar-Pilar Kreasi
Struktur berbentuk kolom bak jari tangan di alam seesta ini ditemukan di Eagle Nebula, sekitar 7.000 tahun cahaya dari Bumi. Formasi gas dan debu bintang ini didokumentasikan Hubble dan dikenal di seluruh dunia dengan nama "Pilar-Pilar Kreasi".
Foto: NASA, ESA/Hubble and the Hubble Heritage Team
Blok-Blok Permulaan
Hubble menjadi lebih kuat, sekali lagi. Namun, karena orbitnya terus turun, teleskop diperkirakan kembali memasuki atmosfer bumi pada tahun 2024 dan terbakar. Tapi penggantinya sudah disiapkan: James Webb, di sini sedang diuji di dalam ruang vakum termal. Teleskop dijadwalkan akan diluncurkan tahun ini. Tempat kerjanya akan berada sekitar 1.5 juta kilometer di atas Bumi.
Foto: picture-alliance/dpa/Nasa/Chris Gunn
‘Smiley Face’ di Luar Angkasa
Ini adalah salah satu kreasi Hubble, ‘smiley face’ luar angkasa! Bagaimana penjelasan yang paling mudah? Itu dibuat dengan membengkokkan cahaya. (kp/as)
Foto: PD/NASA/J. Schmidt
14 foto1 | 14
Mengukuhkan teori Einstein
Einstein awalnya mencetuskan teori keberadaan gelombang gravitasi, atau riak dalam ruang-waktu, pada tahun 1916 sebagai perpanjangan dari teori relativitas umum revolusionernya. Teori Einstein yang terkenal itu menggambarkan gravitasi sebagai distorsi ruang dan waktu yang disebabkan oleh materi.
Iklan
Namun, baru pada pada tahun 2016 para ilmuwan berhasil mendeteksi gelombang ini secara langsung, mengandalkan bukti tidak langsung sejak medio 1970-an.
Penelitian terbaru terutama fokus pada pulsar, yang merupakan sisa-sisa ledakan bintang yang sangat padat dan berpusar dengan kecepatan luar biasa.
"Gelombang gravitasi dicipatakan oleh obyek astronomis dengan massa sangat padat di alam semesta kita, biasanya dalam gerakan khas mengorbit satu sama lain. Saat gelombang ini bergerak melewati alam semesta, mereka secara fisik meregangkan dan memampatkan jalinan ruang-waktu itu sendiri," ujar Jeff Hazboun, seorang astrofisikawan dari Oregon State Universitas dan penulis utama salah satu makalah yang diterbitkan dalam Astrophysical Journal Letters kepada kantor berita Reuters.
Data untuk laporan terbaru dikumpulkan oleh North American Nanohertz Observatory for Gravitational Waves (NANOGrav) Physics Frontiers Center, yang terdiri lebih dari 190 ilmuwan dari Amerika Serikat dan Kanada, dalam periode 15 tahun.
Galaksi Paling Misterius di Alam Semesta
Memetakan semesta mustahil tanpa menemukan anomali. Beberapa galaksi menyimpan misteri yang hingga kini tidak bisa dijawab ilmu pengetahuan. Mulai dari galaksi bermata iblis hingga yang berjantung ganda. Simak daftarnya
Foto: NASA/R. Lucas
Galaksi Lumba-lumba
Tidak sulit menerka kenapa NGC 2936 dijuluki lumba-lumba. Galaksi ini awalnya berbentuk spiral dan berubah bentuk setelah ditarik gravitasi galaksi eliptis ARP 142 yang bermassa jauh lebih besar. Kuatnya gaya gravitasi ARP 142 membuat NGC 2936 berbentuk lumba-lumba. Pada bagian matanya terletak inti galaksi. NGC 2936 dan ARP 142 akan melebur dalam waktu satu milyar tahun.
Foto: NASA, ESA, and The Hubble Heritage Team (STSci/AURA)
ARP 87
ARP 87 ibaratnya tarian maut dua galaksi, NGC 3808A dan NGC 3808B, yang hampir bertabrakan. Interaksi gaya gravitasi kedua obyek langit raksasa ini mendistorsi bentuknya. NGC 3808A dan NGC 3808B akan terus berdansa dan saling tarik menarik selama dua miliar tahun sebelum menyatu menjadi sebuah galaksi raksasa. ARP 87 berjarak 300 juta tahun cahaya dari Bumi
Foto: NASA, ESA, and The Hubble Heritage Team (STScI/AURA)
Galaksi Antena
Serupa ARP 87, Galaksi Antena adalah hasil perkawinan dua galaksi, NGC 4038/39, yang saat ini berada dalam fase akhir. Tarian maut kedua galaksi spiral ini berawal beberapa ratus juta tahun lalu. Dua gugus bintang berwarna kuning adalah inti galaksi yang belum menyatu. Ilmuwan hanya bisa membayangkan apa yang terjadi jika galaksi Bima Sakti membaur dengan Galaksi Adromeda..
Foto: NASA, ESA, and the Hubble Heritage Team (STScI/AURA)-ESA/Hubble Collaboration
NGC 474
Tidak ada seorangpun yang tahu apa yang terjadi dengan NGC 474. Galaksi berbentuk eliptis ini memiliki halo yang seakan bereaksi terhadap gaya gravitasi berskala besar. Penyebab kemunculan ekor pasang-surut (tidal tail) pada NGC 474 kemungkinan adalah hasil interaksi gravitasi dengan galaksi spiral di dekatnya atau jejak penyatuan dengan galaksi-galaksi yang lebih kecil.
Foto: P.-A. Duc (CEA, CFHT), Atlas 3D Collaboration
Messier 83
Messier 83 adalah galaksi spiral berpalang yang tergolong paling cemerlang di langit Bumi. Kendati terlihat biasa, M83 pernah mengalami ratusan ledakan bintang raksasa alias supernova. Saat ini ilmuwan sedang mengamati enam fenomena supernova pada Messier 83. Keunikan lainnya pada M83 adalah inti ganda yang berpusar pada jantungnya.
Foto: European Southern Observatory (ESO)
NGC 660
NGC 660 tergolong langka di alam semesta. Tipenya dikategorikan sebagai galaksi cincin kutub dan sejauh ini cuma ada belasan dari 10.000 galaksi yang diteliti ilmuwan. NGC 660 memiliki bintang, gas dan debu kosmik yang mengorbit inti galaksi dengan sudut yang nyaris vertikal. Tapi dari mana materi itu berasal? Pada NGC 660 ilmuwan berharap bisa mempelajari efek materi gelap pada cakram galaksi
Biasanya galaksi raksasa berbentuk spiral atau eliptis. Tapi Centaurus A
memiliki keduanya. Galaksi yang berjarak 16 juta tahun cahaya dari Bumi ini adalah satu-satunya galaksi eliptis yang memiliki lengan spiral. Ilmuwan berspekulasi, Centaurus A menyantap galaksi spiral antara 200 hingga 700 juta tahun silam, namun perkawinan semacam itu biasanya tidak menyisakan lengan spiral dalam bentuk utuh
Foto: ESO/Y. Beletsky
Galaksi Mata Hitam
Galaksi bernama Messier 64 ini memiliki julukan lain yang lebih seram, yakni galaksi mata iblis. Pasalnya M64 memiliki cakram berwarna hitam yang terbentuk dari debu kosmik di sekitar intinya. Misteri terbesar M64 adalah ketika cakram bagian dalam berputar searah, cakram terluarnya yang berisikan debu dan bintang bergerak ke arah sebaliknya. Fenomena semacam ini jarang ditemukan pada galaksi lain.
Foto: NASA and The Hubble Heritage Team
Galaksi Sombrero
Selain bentuknya yang menyerupai topi tradisional Meksiko, Messier 104 memiliki misteri yang belum bisa dijawab ilmuwan. Jika disimak lebih dekat M104 memiliki inti galaksi yang terdiri bukan cuma dari satu, melainkan beberapa gugus bintang sekaligus. Selain itu Galaksi Sombrero mengandung bintang-bintang muda yang cemerlang di cakram terluarnya. NASA menyebut M104 berkeperibadian ganda
Foto: NASA/ESA/ Hubble Heritage Team
Obyek Hoag
Sejak lama Obyek Hoag menjadi teka teka buat ilmuwan. Terutama bentuknya yang unik memicu pertanyaan, apakah obyek misterius ini terdiri atas satu atau dua galaksi. Pasalnya di antara gugus bintang di jantung galaksi dan cincin terluar terdapat ruang hampa yang sepenuhnya gelap. Ilmuwan belum bisa mengungkap bagaimana Obyek Hoag terbentuk. Galaksi ini berjarak 600 juta tahun cahaya dari Bumi.
Foto: NASA/R. Lucas
10 foto1 | 10
Gelombang gravitasi terdengar seperti dengung
Para ilmuwan menyamakan latar belakang gelombang gravitasi alam semesta dengan dengungan dalam sebuah pertemuan besar, di mana suara individu tidak bisa lagi dibedakan.
Gerakan lubang hitam dan obyek kosmik masif lainnya dapat menghasilkan gelombang gravitasi ini. Penelitian sebelumnya dilakukan dengan menggunakan Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO).
"Kami sekarang memiliki bukti kuat tentang dengungan gelombang gravitasi dalam rentang frekuensi baru. Frekuensi ini secara signifikan lebih kecil, sekitar 10-12 kali lebih kecil, dibandingkan dengan ukuran yang terdeteksi oleh LIGO, dan mereka memiliki panjang gelombang yang mencakup tahun cahaya", kata Hazboun menambahkan,
Dia lebih lanjut mengatakan, "Penjelasan paling langsung untuk gelombang gravitasi ini melibatkan kumpulan pasangan lubang hitam supermasif yang mengorbit satu sama lain di lingkungan kosmik tetangga kita. Namun, penjelasan alternatif dapat melibatkan fisika baru yang menarik, terkait dengan tahap awal alam semesta, dekat Dentuman Besar, kurang lebih 13,8 miliar tahun yang lalu."