1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ilmuwan Buktikan Gelombang Gravitasi

12 Februari 2016

Sebuah babak baru telah dimulai di dunia astrofisika. Untuk pertamakalinya ilmuwan membuktikan keberadaan gelombang gravitasi. Penemuan itu akan membantu mengungkap misteri terbesar alam semesta.

Deutschland Max-Planck-Institut Gravitationswellen
Foto: picture-alliance/dpa/M. Hanschke

Awalnya berupa kabar burung yang muncul beberapa pekan silam, kini ilmuwan mengumumkan telah membuktikan keberadaan gelombang gravitasi. "Penemuan ini membuka era baru bidang astrofisika," tutur Alessandra Buonanno, Direktur Institut Albert Einstein kepada media-media Jerman di Hannover.

Gelombang gravitasi dideteksi melalui benturan dua lubang hitam berukuran sedang sekitar 1,3 milyar tahun cahaya dari Bumi. Lebih dari seribu ilmuwan di 16 negara terlibat memantau fenomena langka tersebut.

Keberhasilan tersebut mengakhiri seabad spekulasi, 50 tahun meraba dalam gelap dan 25 tahun pengembangan instrumen yang sedemikian sensitif hingga mampu merekam gangguan pada ruang waktu sebesar seperseribu diameter sebuah inti atom pada sinar laser sepanjang empat kilometer.

Penemuan gelombang gravitasi membuka babak baru dalam pengamatan ruang angkasa. Pada prinsipnya ada dua cara memantau alam semesta, salah satunya adalah lewat gelombang elektromagnetik yang antara lain mencakup gelombang radio, sinar gamma atau radiasi ultraviolet - atau mudahnya cahaya yang bisa dilihat manusia.

Cara lain adalah melalui gelombang gravitasi. "Tanpanya kita tidak akan mampu mengamati benturan dua lubang hitam," kata Buonanno. Fenomena itu selama ini baru sebatas prediksi tanpa bukti. Karena lubang hitam pada dasarnya tidak memancarkan radiasi elektromagnetik.

Bukan tidak mungkin ilmuwan bakal menggunakan gelombang gravitasi untuk mengungkap misteri terbesar alam semesta, yakni partikel gelap.

Fenomena yang diprediksi oleh Albert Einstein sekitar seratus tahun silam itu menyebut setiap pergerakan benda bermassa akan menyebabkan kerutan pada ruang waktu. Cuma saja efeknya sedemikian kecil, bahkan untuk dua lubang hitam bermassa 50 matahari sekalipun.

Dengan penemuan ini ilmuwan kini "bisa mengamati fenomena yang selama ini tidak mampu kita lihat," ujar David Reitze dari California Institute of Technology. Ia membandingkan penemuan gelombang ajaib tersebut dengan saat ketika Galileo pertama kali menggunakan teleskopnya, "kita membuka jendela astronomi gravitasi."


rzn/as (ap,dpa,cit,aei)