Sukses kloning monyet pertama sedunia di Cina, jadi visi penting bagi riset penyakit genetis pada manusia. Sukses kloning primata non-manusia ini juga membuka kemungkinan untuk melakukan kloning manusia.
Iklan
Ilmuwan Cina Sukses Kloning Monyet
00:55
Bayi monyet makaka berekor, Zhong Zhong dan Hua Hua, adalah sensasi ilmiah terbaru karya para ilmuwan Cina. Para periset di Chinese Academy of Sciences mempublikasikan hasil kloning primata non-manusia ini di kota Suzhou, Provinsi Jiangsu di timur Cina.
Presiden Chinese Academy of Sciences (CAS) Bai Chunli, dalam konferensi pers menonjolkan keuntungan ilmiahnya bagi dunia kesehatan. "Kloning hewan primata non-manusia semacam ini memberikan hewan model ideal bagi riset kesehatan serta penyakit genetika pada manusia. Misalnya kanker, gangguan metabolisme atau kelainan sistem kekebalan tubuh", ujar Bai.
Hewan Mengerti Obat-Obatan?
Anjing, monyet dan bahkan lebah menggunakan obat, misalnya yang diperoleh dari tumbuhan untuk melindungi diri dari parasit. Ilmuwan berharap, pengetahuan medis dari hewan juga berguna bagi manusia.
Foto: Fotolia/nekop
Resep Lawan Parasit
Apa yang dilakukan monyet seperti simpanse, jika mereka diserang parasit, diare atau malaria? Mereka gunakan khasiat tumbuhan. Peneliti menemukan, bahwa simpanse menempuh perjalanan jauh untuk menemukan tumbuhan Aspilia, dari keluarga Asteraceae.
Foto: picture-alliance/dpa
Obat Anti Cacing
Daun kasar tumbuhan Aspilia meningkatkan aktivitas pencernaan dan membantu simpanse agar bisa lebih mudah menyingkirkan cacing tambang dan cacing perut lainnya. Di Tansania orang juga menggunakan khasiat tumbuhan ini.
Foto: Mauricio Mercadante /CC BY-NC-SA 2.0
Prem Ajaib
Prem hitam Vitex Doniana juga disukai monyet. Buah ini katanya bisa menolong jika digigit ular. Selain itu, pada manusia buah ini juga mendorong kesembuhan setelah serangan virus seperti demam kuning, dan mengurangi rasa sakit di masa haid.
Foto: Ema974/CC-BY-SA-3.0
Belajar dari Orang Tua
Domba memperhatikan kebiasaan makan ibunya dan memperhatikan tip makanan yang berguna. Jika diserang cacing, binatang berkuku genap ini makan tumbuhan yang berkadar tanin tinggi. Demikian hasil penelitian Universitas Utah State. Jika infeksi sudah berhasil diatasi, mereka kembali mengkonsumsi makanan biasa.
Foto: Fotolia/wyssu
Obat Alamiah bagi Ulat
Ulat jenis "beruang berburu wol" juga punya obat sendiri. Ulat ini senang makan tumbuhan yang mengandung alkaloid, jika diserang parasit.
Foto: picture alliance/ZUMA Press
Bunga Beracun sebagai Tempat Bersarang
Kupu-kupu raja melindungi anak-anaknya dengan cara menempatkan telur di tumbuhan Asclepiadoideae. Tumbuhan ini mengandung kardenolin dalam jumlah besar, yang menjadi racun bagi musuh-musuhnya.
Foto: imago/INSADCO
Madu Anti Bakteri
Lebah madu memproduksi propolis atau lem lebah, yang sangat penting bagi eksistensi koloninya. Mereka menempatkan propolis di jalan masuk menuju sarang. Dengan cara itu mereka melindungi diri dari bibit penyakit. Ini juga bagus bagi manusia, karena bersifat anti bakteri, mengurangi rasa sakit dan mencegah infeksi.
Foto: picture-alliance/dpa
Punya Puntung Rokok?
Di Meksiko, burung gereja dan burung jenis Haemorhous Mexicanus menempatkan puntung rokok di sarang mereka. Nikotin dari puntung rokok berkhasiat dalam memerangi tungau. Tapi peneliti memperkirakan, puntung rokok juga membahayakan kesehatan burung itu sendiri.
Foto: ISNA
Pemakan Daging juga Suka Rumput
Banyak pemilik anjing dan kucing mengenal kebiasaan hewan peliharannya untuk makan rumput. Penyebabnya adalah gangguan pada pencernaan yang bisa diatasi dengan rumput. Karena rumput jadi obat alamiah untuk merangsang muntah.
Foto: Fotolia/Discovod
Batang Eukaliptus dan Tanah
Koala memakan ratusan jenis Eukaliptus. Jika mereka memakan tumbuhan yang salah, mereka segera memakan tanah. Dengan cara itu racun yang mungkin ada di tumbuhan tersebut bisa dinetralisir.
Foto: Getty Images/Afp/Greg Wood
Kosmetik di Hutan Rimba
Monyet capuchin tidak punya kelambu. Jadi mereka punya cara lain untuk melindungi diri dari gigitan serangga. Mereka mengoles diri dengan bahan spesial anti nyamuk...
Foto: Mauricio Lima/AFP/Getty Images
Kosmetik Yang Merayap
... yang berasal dari racun dari hewan kaki seribu. Tujuannya, mencegah nyamuk hinggap di kulit. Itu pengetahuan medis, yang dipelajari hewan lewat pengamatan selama ribuan tahun, dan diberikan ke generasi berikutnya.
Foto: ISNA
12 foto1 | 12
Seperti diketahui, monyet adalah primata yang memiliki kemiripan genetika dengan manusia lebih dari 90 persen. Monyet kembar identik dari Cina ini merupakan primata non-manusia pertama yang dikloning di dunia. Walau umur monyet Zhong Zhong dan Hua Hua terpaut 10 hari, tapi kode genetika kedua monyet itu identik.
Metode kloning Dolly
Sejatinya kloning binatang mamalia bukan hal baru. Ilmuwan Skotlandia pada tahun 1996 sukses melakukan kloning domba Dolly. Metode yang digunakan lebih 20 tahun silam adalah somatic cell nuclear transfer (SCNT).
Juga metode yang sama diterapkan oleh para ilmuwan Cina. Mereka melakukan editing gen di luar kandungan atau istilahnya secara in vitro. Dengan itu dilakukan pemilihan dan produksi sel somatik yang memiliki genotipe sama. Ilmuwan kemudian mencopot inti sel telur dan menggantinya dengan sel inti dari bagian lain tubuh. Embryo yang dihasilkan kemudian dicangkokkan ke dalam rahim monyet betina, hingga melahirkan bayi monyet kloning.
Binatang Bercahaya: Rekayasa Genetika vs Evolusi Alami
Ilmuwan bisa rekayasa binatang yang di alam tidak memancarkan cahaya, jadi hewan berpendar berwarna-warni. Namun rekayasa genetika tetap tidak bisa mengalahkan evolusi alami.
Foto: picture-alliance/dpa/Chen et al./Developmental Cell 2016
Demi Ilmu Pengetahuan
Ilmuwan AS rekayasa genetika ikan "pelangi" di laboratorium jadi benar-benar memancarkan cahaya warna warni. Warna merah, hijau dan biru fluoresens tercipta secara tidak sengaja berkat protein yang memancarkan cahaya. Tujuan rekayasa: untuk lebih memahami bagaimana sel bekerjasama menyembuhkan luka.
Foto: picture-alliance/dpa/Chen et al./Developmental Cell 2016
Hijau Berkat Rekayasa Genetika
Tikus lazimnya tidak bercahaya. Tapi di Laboratorium, tikus ini direkayasa genetika, menjadi berwarna hijau fluoresens. Ilmuwan menyisipkan sel protein fluoresens yang di alam ada pada beberapa jenis ubur-ubur. Di bawah lampu berwarna biru, tubuh tikus memancarkan warna hijau
Foto: picture-alliance/dpa
Bisa Rekayasa Semua Warna
Teoritis semua hewan bisa dibuat berwarna apa saja. Misalnya domba yang berwarna kuning fluoresens ini, adalah hasil karya ilmuwan di Uruguay. Dengan menyisipkan protein tertentu yang memancarkan cahaya, domba akan berpendar warna kuning jika disinari cahaya Ultra Violet
Foto: Reuters
Pendar Bercahaya Ikan Hias
Ilmuwan Taiwan juga rekayasa ikan hias jadi bercahaya. Pada Taiwan Aquarium Expo 2014 di Taipeh dipamerkan ikan Pterophyllum Scalare yang memiliki warna pink bercahaya jika akuarium disinari cahaya tertentu.
Foto: Reuters/Pichi Chuang
Di Alam Sudah Biasa
Ubur-ubur akan memancarkan cahaya, jika mendapat rangsangan mekanis, misalnya turbulensi arus laut. Ilmuwan menyebutnya sebagai bio-luminous atau cahaya alami. Cahaya muncul baik dari protein dalam tubuhnya maupun dari bakteri. Sel bercahaya ubur-ubur semacam ini, yang kemudian disisipkan pada tubuh tikus agar juga bisa bercahaya.
Foto: cc/by/sa/Alberto Romeo
Laut Yang Berpendar Cahaya
Pada musim tertentu laut pancarkan cahaya. Pemicunya, binatang bersel tunggal yang memproduksi cahaya. Dinoflagellata, sejenis plankton laut ini memiliki membran sel yang mampu membiaskan cahaya dari arus laut atau turbulensi arus gerombolan ikan yang berenang cepat. Ini mekanisme alami pertahanan diri. Dengan bercahaya, plankton membuat binatang pemangsa jadi bingung.
Foto: cc/by/sa/Niels Olson
Cahaya Sebagai Alat Komunikasi
Binatang bercahaya yang paling kita kenal adalah kunang-kunang. Organ bagian ekornya memproduksi unsur Luciferin yang jika bereaksi dengan oksigen akan menciptakan cahaya. Pulsa cahaya adalah alat komunikasi antara kunang-kunang jantan dan betina.
Foto: cc/by/sa/art farmer
Cahaya di Dasar Laut Dalam
Sejumlah ikan di laut dalam juga memiliki organ bercahaya. Fungsinya untuk orientasi di kegelapan dasar laut sekaligus juga untuk menarik mangsanya.
Foto: public domain
Cahaya Pada Spektrum Tak Lazim
Ikan Photostomias dari keluarga ikan naga berjanggut yang habitatnya di laut dalam memiliki organ cahaya di belakang mata. Organ memancarkan cahaya merah, spektrum yang tak lazim bagi organisma laut. Penghuni laut lain tidak mampu menangkap spektrum warna ini. Ilmawan terus teliti apa kegunaan cahaya pada ikan itu.
Foto: public domain
9 foto1 | 9
Ilmuwan Cina juga tidak serta merta berhasil melakukan kloning. Diperlukan lebih dari 70 kali prosedur untuk bisa menghasilkan embryo Zhong Zhong dan Hua Hua. Dengan keberhasilan klonin primata non-human pertama di dunia itu, secara teoritis tidak ada lagi kendala ilmiah untuk mengkloning manusia.
Namun Qiang Sun, direktur riset primata non-manusia di CAS menegaskan, walau tak ada kendala ilmiah, namun para ilmuwan tidak punya niatan membuat kloning manusia. "Masyarakat kami juga tidak akan mengizinkan perluasan teknik ini kepada manusia," ujar dia.
Ilmuwan di berbagain negara termasuk Cina, melaporkan sejauh ini sudah berhasil mengkloning lebih 20 spesies binatang keluarga mamalia maupun primata. Kini satu-satunya rem bagi riset kloning manusia hanyalah soal etika. Jika tema inipun tidak lagi dipedulikan, hanya tinggal menunggu saatnya tiba, akan dilahirkan bayi-bayi manusia hasil kloning.
Capuchin Si Penolong Penyandang Cacat
Organisasi "Helping Hands" di Amerika Serikat melatih monyet capuchin untuk membantu penyandang cacat. Ini merupakan sekolah monyet pertama untuk membantu para penyandang cacat.
Foto: Helping Hands
Pandai membantu
Memutarkan cakram musik, membuka halaman buku, membuka botol minuman, menghantarkan barang dan lain-lain, monyet capuchin dapat dilatih untuk membantu manusia, terutama bagi para penyandang cacat.
Foto: Helping Hands
Pembawa kebahagiaan
Ned Sullivan, warga Boston, AS mengalami kecelakaan mobil sembilan tahun silam. Ketika tersadar dari koma , ia hanya mampun menggerakan dua jarinya. Kini hidupnya dibantu Kasey, seorang monyet capuchin. Kasey bahkan bisa membawakan telefon atau menyalakan remote AC untuk mendinginkan ruangan. Ned kerap menghadiahi Kasey dengan kenari.
Foto: DW/V. Kleber
Pelatihan keras di sekolah monyet
Kasey memang sudah lama dilatih untuk membantu manusia. Lima tahun lamanya dia dididik di Sekolah Organisasi monyet "Helping Hands" (http://www.monkeyhelpers.org/ ) di Boston. Ini adalah satu-satunya sekolah di monyet dunia, yang bermanfaat bagi para penyandang cacat. Megan Talbert adalah direktur Helping Hands, dengan timnya, ia melatih monyet-monyet untuk tujuan positif.
Foto: Helping Hands
Mandi yuk....
Melatih monyet capuchin membutuhkan banyak waktu dan perawatan yang baik. "Seperti merawat seorang anak berusia tiga tahu," kata Megan Talbert. Makanannya pun harus dijaga, jika tidak, bisa menderita diabetes. Selain dimandikan, kukuny apun harus rajin dipotong. Siapa yang ingin memiliki monyet ini harus membuktikan bahwa ada seseorang di rumah yang mengurus pemeliharaan monyet.
Foto: Helping Hands
Asyik di teras rumah
Ibu Ned, Ellen Rogers yang merawat Kasey, menceritakan: terapis bahkan meyakini Kasey banyak membantu perkembangan anaknya yang cacat. Kasey membantu bukan hanya untuk tugas-tugas kecil. "Karena kedekatan mereka dan kemauan Ned untuk membelai, kini lengan Ned membaik," katanya. Dengan bantuan Kasey, Ned ingin mengejar gelar sarjananya yang tertunda.
Foto: DW/V. Kleber
Tak semua negara
Amerika adalah satu-satunya negara yang memperbolehkan monyet untuk membantu manusia. Itupun di tiap negara bagian, aturannya berbeda-beda. Sejak tahun 1979 organisasi Helping Hands melatih moyet-mynyet ini. Kini jumlahnya yang tersebar ada 32 ekor, sedangkan yang masih dalam pendidikan 9 ekor.