Ilmuwan Hidupkan Kembali Virus Berusia 30.000 Tahun
4 Maret 2014
Sebuah virus yang membeku di lapisan permafrost selama lebih dari 30.000 tahun berhasil dihidupkan kembali. Temuan tersebut mengubah presepsi ilmiah mengenai kemampuan virus bertahan hidup.
Iklan
Ilmuwan Perancis mengklaim telah menghidupkan kembali sebuah virus yang membeku di lapisan tanah beku, permafrost, di Siberia selama lebih dari 30.000 tahun. Bahwa para ilmuwan mampu membangunkan virus yang lama tertidur itu juga dinilai sebagai peringatan, betapa pemanasan global bisa mengembalikan patogen tak dikenal yang membeku.
Dibaptis dengan nama Pithovirus Sibericum, virus tersebut ditemukan pada sampel tanah Permafrost di kedalaman 30 meter, di dekat kawasan Tundra Chukotka yang memiliki rata-rata temperatur minus 13,4 derajat Celcius.
Virus Raksasa
Penyakit Yang Ikut Mengembara
Perdagangan dan turisme internasional, mempertukarkan intensif barang dan orang antar benua. Dampaknya penyakit dan parasit juga ikut menyebar. Ini bisa memicu efek serius.
Foto: picture-alliance/dpa/U. Perrey
Virus Usutu
Virus yang asalnya dari Afrika ini sekarang sudah menyebar ke Jerman. Ribuan burung sikatan hitam mati akibat virus. Belum jelas, apakah virus juga mematikan jenis burung lain. Infeksi Usutu sejauh ini baru menginfeksi satu orang di Jerman. Simptom khas tidak terlihat. Tapi di seluruh Eropa ditemukan lima kasus berat.
Foto: Imago/Blickwinkel
Flu Burung
Sepuluh tahun lalu kasus flu burung pertama ditemukan di Jerman. Sejak itu, kasus virus tersebut kerap muncul di Jerman. Baru-baru ini kasus baru menyerang peternakan di Mannheim. Diduga, flu burung disebar burung pengelana, atau ditransfer lewat perdagangan unggas ke Jerman.
Foto: picture-alliance/ dpa
Jamur Pelahap Feuersalamander
Sejenis jamur kulit mengancam jenis Salamander khas Eropa yang disebut Feuersalamander (Salamander Api). Jamur yang dijuluki Feuersalamanderfresser (pemakan Salamander Api) diduga datang bersama sejenis katak ke Eropa. 2015 kasus pertama ditemukan. Di Belanda dan Belgia infeksi jamur sudah menyebabkan punahnya sejumlah populasi.
Foto: picture-alliance / dpa
Malaria Burung
Jenis malaria ini juga disebar nyamuk. Burung yang terinfeksi terserang demam dan kekurangan darah. Akhir abad ke-19, malaria burung mencapai Hawaii dan menyebabkan punahnya sejumlah jenis burung. Sekarang, nasib sama mengancam burung-burung di kepulauan Galapagos. Nyamuk itu dibawa pesawat terbang ke kepulauan tersebut.
Foto: Imago
Tikus
Tikus sebenarnya bukan penyakit, tetapi tikus hewan yang sangat invasif. Karena rasa laparnya yang besar, dan perkembangbiakan yang sangat cepat, tikus berkembang biak dengan cepat. Di Pulau Gough di Atlantik tikus-tikus merejalela dan memangsa anak burung yang khas di Gough. Kini jenis burung itu terancam punah.
Foto: picture alliance/Arco Images/K. Hinze
Cacing Kulit Anjing
Larva cacing kulit anjing disebarkan oleh nyamuk. Dulu penyakit ini hanya ditemukan di Eropa Selatan, Afrika dan Asia. Kasus pertama penyakit ini di Jerman ditemukan 2015. Manusia bisa menjadi inang. Larva cacing tidak bisa berkembangbiak di bawah kulit manusia. Tapi jika berkembang, cacing ini bisa menyebabkan penyakit Meningitis. Penulis: Hannah Lesch (ml/as)
Foto: picture-alliance/dpa/U. Perrey
6 foto1 | 6
Setelah dibiarkan di udara terbuka, tim ilmuwan menyaksikan virus itu menggandakan diri di cawan petri dan menghinggapi organisme bersel tunggal alias amuba. Teknik penanggalan karbon terhadap sampel tanah permafrost mengungkap sisa-sisa vegetasi yang terkandung di dalamnya berusia lebih dari 30.000 tahun, di masa ketika mamut dan manusia purba Neanderthal masih mendiami muka bumi.
Ukuran P. Sibericum untuk skala virus tergolong raksasa. Ia memiliki 500 genom, sementara influenza misalnya cuma memiliki delapan. Virus itu termasuk genus Megaviridae. Ilmuwan menamakan virus tersebut dengan merujuk pada nama "Pithos", dari bahasa Yunani kuno yang berarti toples, sesuai dengan bentuknya.
Wujudnya yang besar membuat P. Sibericum bisa dilihat melalui mikroskop optik dan bukan mikroskop elektron yang biasa digunakan. Tidak seperti virus influenza, virus baru itu tidak berbahaya untuk manusia dan hewan. Ia cuma menghinggapi mahluk bersel tunggal Acanthamoeba, kata para ilmuwan.
Bukan Lagi Fiksi Ilmiah
Kenali Virus Zika, Lindungi Janin Anda
Ribuan bayi di Brasil lahir dengan kepala yang lebih kecil dari semestinya. Adalah virus Zika yang bertanggungjawab atas fenomena tersebut. Celakanya virus yang sama juga pernah menjangkiti Indonesia
Foto: Reuters/J. Cabezas
Apa itu Virus Zika?
Virus Zika pertama kali ditemukan pada darah seekor monyet di Uganda tahun 1947. Nama tersebut diambil dari hutan Zika tempat virus itu pertama kali ditemukan. Virus Zika tidak mematikan dan memiliki gejala serupa dengan jenis demam lainnya seperti demam kuning atau demam berdarah. Virus ini pertamakali tercatat menginfeksi manusia pada tahun 1968 di Nigeria.
Foto: Getty Images/AFP/N. Almeida
Bagaimana Penyebarannya?
Penyakit ini disebarkan lewat gigitan nyamuk Aedes Aegypti, yang juga bertanggungjawab atas berbagai jenis wabah penyakit tropis seperti demam berdarah atau demam kuning. Sejauh ini ilmuwan belum mengetahui apakah virus Zika bisa ditularkan antara manusia. Tapi dunia medis pernah mencatat laporan penularan virus Zika melalui hubungan seksual oleh pasangan di Tahiti.
Foto: picture-alliance/J. Gathany/Centers for Disease Control and Prevention via AP
Seperti apa Gejalanya?
Ilmuwan mencatat, pasien yang terinfeksi virus Zika tidak lantas menjadi sakit. Sementara mereka yang terjangkit penyakit Zika cuma mengalami gejala ringan seperti demam, mata merah dan pegal otot. Penyakit Zika biasanya hilang dalam waktu sepekan. Sejauh ini dunia medis belum mampu mengembangkan vaksin yang bisa mencegah infeksi virus Zika. WHO juga mencatat wabah Zika bisa muncul setiap saat.
Foto: Reuters/R. Paiva
Kelainan pada Janin
Kendati tidak mematikan, virus Zika yang diidap oleh ibu hamil bisa menyebabkan kelainan pada janin. Laporan WHO mencatat ribuan kasus cacat lahir di Brasil disebabkan oleh virus Zika. Bayi biasanya dilahirkan dengan ukuran kepala yang lebih kecil dari semestinya.
Foto: picture-alliance/AP Photo/F. Dana
Dimana Virus Zika Mewabah?
Menurut pengamat kesehatan, Dr. Ari F. Syam, Virus Zika juga pernah dicatat muncul di Indonesia. Dalam hasil penelusuran yang ia terbitkan di Kompas, Dr. Syam mencatat sejumlah warga negara Australia pernah dijangkiti virus tersebut setelah berpergian ke Indonesia pada tahun 1981 dan 2013. Saat ini virus zika tengah mewabah di Amerika Selatan.
Bagaimana Pencegahannya?
Mencegah virus Zika cuma bisa dilakukan dengan membasmi nyamuk Aedes Aegypti yang juga menyebarkan demam berdarah. Selain metode pengasapan, pembiakan nyamuk bisa dicegah dengan menutup tempat penampungan air dan menguras bak mandi secara rutin. Selain itu masyarakat dianjurkan menimbun lubang sampah dan lubang pohon yang berpotensi sebagai tempat pembiakan jentik nyamuk.
Foto: Reuters/J. Cabezas
6 foto1 | 6
8 Virus Paling Berbahaya
Virus tetap jadi ancaman kesehatan bagi manusia. Walaupun ilmuwan sudah berhasil temukan vaksin untuk sejumlah virus, beberapa tetap menjadi ancaman. Berikut 8 virus yang paling berbahaya.
Foto: Christian Ohde/CHROMORANGE/picture alliance
Corona SARS-CoV-2
Virus corona SARS-CoV-2 yang memicu pandemi Covid-19 tiba-tiba muncul di kota Wuhan, Cina pada akhir tahun 2019. Ketika itu ratusan orang diserang penyakit misterius mirip pneumonia dengan angka fatalitas sangat tinggi. Virus corona menyebar cepat ke seluruh dunia, menjadi pandemi yang mematikan. Hingga akhir Juli 2021, sedikitnya 205 juta orang terinfeksi dan 4,32 juta meninggal akibat Covid-19.
Foto: Christian Ohde/CHROMORANGE/picture alliance
Marburg
Virus paling berbahaya adalah virus Marburg. Namanya berasal dari kota kecil di sungai Lahn yang tidak ada hubungannya dengan penyakit tersebut. Virus Marburg adalah virus yang menyebabkan demam berdarah. Seperti Ebola, virus Marburg menyerang membran mukosa, kulit dan organ tubuh. Tingkat fatalitas mencapai 90 persen.
Foto: picture alliance/dpa
Ebola
Ada lima jenis virus Ebola, yakni: Zaire, Sudan, Tai Forest, Bundibugyo dan Reston. Virus Ebola Zaire adalah yang paling mematikan. Angka mortalitasnya 90%. Inilah jenis yang pernah menyebar antara lain di Guinea, Sierra Leone dan Liberia. Menurut ilmuwan kemungkinan kalong menjadi hewan yang menyebarkan virus ebola zaire ke kota-kota.
Foto: picture-alliance/NIAID/BSIP
HIV
Virus ini adalah salah satu yang paling mematikan di jaman modern. Sejak pertama kali dikenali tahun 1980-an, lebih dari 35 juta orang meninggal karena terinfeksi virus ini. HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, dan melemahkan pertahanan terhadap infeksi dan sejumlah tipe kanker. (Gambar: ilustrasi partikel virus HIV di dalam darah.)
Foto: Imago Images/Science Photo Library
Dengue
Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue. Ada beberapa jenis nyamuk yang menularkan virus tersebut. Demam dengue dapat membahayakan nyawa penderita. Antara lain lewat pendarahan, kebocoran pembuluh darah dan tekanan darah rendah. Dua milyar orang tinggal di kawasan yang terancam oleh demam dengue, termasuk di Indonesia.
Foto: picture-alliance/dpa
Hanta
Virus ini bisa diitemukan pada hewan pengerat seperti tikus. Manusia dapat tertular bila melakukan kontak dengan hewan dan kotorannya. Hanta berasal dari nama sungai dimana tentara AS diduga pertama kali terinfeksi virus tersebut saat Perang Korea tahun 1950. Gejalanya termasuk penyakit paru-paru, demam dan gagal ginjal.
Foto: REUTERS
H5N1
Berbagai kasus flu burung menyebabkan panik global. Tidak heran tingkat kematiannya mencapai 70 persen. Tapi sebenarnya, resiko tertular H5N1 cukup rendah. Manusia hanya bisa terinfeksi melalui kontak langsung dengan unggas. Ini penyebab mengapa kebanyakan korban ditemukan di Asia, di mana warga biasa tinggal dekat dengan ayam atau burung.
Foto: AP
Lassa
Seorang perawat di Nigeria adalah orang pertama yang terinfeksi virus Lassa. Virus ini dibawa oleh hewan pengerat. Kasusnya bisa menjadi endemis, yang artinya virus muncul di wilayah khusus, bagian barat Afrika, dan dapat kembali mewabah di sana setiap saat. Ilmuwan memperkirakan 15 persen hewan pengerat di daerah Afrika barat menjadi pembawa virus tersebut. (Sumber tambahan: livescience, Ed.: ml)
Foto: picture-alliance/dpa
8 foto1 | 8
Temuan tersebut menunjukan virus dapat bertahan hidup di lapisan permafrost yang membeku untuk waktu yang sangat lama, tulis Pusat Penelitian Ilmiah Perancis (CNRS) dalam laporannya. "Penemuan ini memiliki implikasi penting untuk risiko kesehatan manusia dalam kaitannya dengan aktivitas eksploitasi mineral atau sumber energi di benua Arktik yang aksesnya saat ini semakin terbuka berkat pemanasan global."
"Penghidupan kembali virus yang menurut perkiraan sudah punah, seperti virus Variola atau cacar, yang memiliki proses penggandaan diri serupa dengan Pithovirus, tidak lagi sebatas fiksi ilmiah", tulis organisasi tersebut. "Risiko bahwa hal ini bisa terjadi di kehidupan nyata harus dilihat sebagai sesuatu yang realistis."
Bakteri, Virus, Jamur: Berbahaya Sekaligus Berguna
Jamur, Bakteri dan Virus kita kenal sebagai pemicu penyakit dan penyebab busuknya bahan makanan. Tapi mikro organisme itu juga ada yang berguna bagi manusia. Kenali bahaya maupun kegunaannya.
Foto: imago/Gerhard Leber
Makanan Bulukan
Jamur buluk seperti pada roti ini kebanyakan berbahaya bagi kesehatan karena memproduksi racun dan spora yang bisa memicu alergi. Dalam kasus terburuk konsentrasi tinggi beban cemaran spora jamur buluk bisa memicu kematian pada orang yang daya tahan tubuhnya rendah.
Foto: imago/imagebroker
Berguna Sebagai Biokatalisator
Tapi jamur buluk juga punya kegunaan dalam industri makanan, karena mampu menguraikan karbohidrat, lemak dan protein lebih efektif. Jamur buluk Aspergillus niger yang direkaya secara genetika ini memproduksi Enzym yang bisa digunakan industri bahan makanan maupun industri sabun cuci. Jamur buluk ini dijuluki pabrik hidup.
Foto: BASF
Keracunan Sosis
Botulus adalah nama latin untuk sosis. Jika saat pengolahan daging sosis kebersihan kurang diperhatikan, bahan makanan ini bisa tercemar bakteri "Clostridium botulinum". Orang yang mengkonsumsi sosisnya akan mengalami keracunan bahan pangan yang disebut Botulismus yang dapat merenggut nyawa.
Foto: picture-alliance/dpa
Bahan Kosmetika
Clostridium botulinum dalam kondisi anareob memproduksi racun yang mempengaruhi saraf "Botox". JIka orang keracunan Botox dari bahan makanan, gejalanya adalah kelumpuhan sistem saraf dan jika menyerang otot jantung atau pernafasan bisa memicu kematian. Kini racun Botox digunakan dalam praktik ahli bedah kosmetik untuk melicinkan kembali kulit yang berkeriput.
Foto: picture alliance/OKAPIA
Bakteri EHEC yang Mematikan
Jerman diguncang infeksi bakteri Entero Haeomoragic Escherichia Coli EHEC pada 2011 yang menewaskan 53 orang. Bakteri ini memproduksi racun yang merusak sel pada dinding usus yang memicu diare berat dan akhirnya merusak ginjal serta sel otak. EHEC ditularkan lewat makanan mentah. Untuk mencegah penularan EHEC, makanan disarankan dimasak.
Foto: picture-alliance/dpa
Keluarga Bermanfaat
Tidak semua jenis bakteri Escherichia coli berbahaya. Dalam usus besar manusia bakteri E.coli berfungsi mendukung pertumbuhan tulang dan sel serta memproduksi Vitamin K yang diperlukan dalam pembekuan darah. Dalam bioteknologi bakteri E. coli dimanfaatkan untuk memproduksi Insulin dan hormon pertumbuhan. Bakteri ini juga dapat dimanfaatkan untuk memproduksi alkohol dari ganggang mikro
Foto: Harvard’s Wyss Institute
Penyebab Thypus
Bakteri Salmonella menyebabkan penyakit Typhus yang menyebar luas di kawasan tropis. Gejala penyakit itu adalah demam tinggi, detak jantung lemah dan konstipasi. Sekitar 32 juta orang terifeksi penyakit ini setiap tahunnya. Jika tidak diobati Thypus bisa menyebabkan kematian. Penyebab utama di negara berkembang adalah konsumsi air yang tercemar, dan di negara maju akibat konsumsi telur mentah.
Foto: picture-alliance/dpa
Virus Pemicu Diare
Norovirus juga memicu diare dan ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. 100 Partikel Norovirus mencukupi untuk memicu infeksinya. Di negara berkembang virus pemicu diare ini amat mudah ditularkan lewat sanitasi buruk, air minum yang terkontaminasi serta bahan makanan yang tidak bersih.