Ilmuwan di Amerika berhasil mereparasi kerusakan atau mutasi genetika pada janin manusia. Caranya dengan menggunakan gunting molekuler, untuk memotong dan menyusupkan rangkaian DNA baru.
Iklan
Ilmuwan di Amerika Serikat menyatakan, berhasil melakukan terobosan medis, dengan mereparasi kode genetika dalam janin manusia. Dengan rekayasa genetika semacam ini, diharapkan penyakit kelainan genetika bisa ditangani atau disembuhkan. Metoda rekayasa genetika diujicoba perdana untuk mengatasi kelainan jantung bawaan pada janin.
Riset yang dipimpin Shoukrat Mitalipov, direktur Center for Embryonic Cell and Gene Therapy pada Oregon Health & Science University menunjukkan, janin bisa mereparasi sendiri kelainan genetika, jika rekayasanya dilakukan cukup dini. Sejauh ini risetnya baru dilakukan di tingkat laboratorium dan belum diujicoba pada janin dalam kandungan.
Gunting Genetika Sembuhkan Penyakit Mematikan
03:37
"Sejatinya ini adalah gunting molekuler, yang memungkinkan kami memotong lokasi dan gen yang spesifik. Dalam kasus yang kami teliti, menyasar gen yang mengalami mutasi dan memotong langsung DNA-nya. Embryo biasanya merespons rekayasa semacam ini, dengan mereparasi DNA di lokasi yang dipotong", papar Mitalipov.
Sembuhkan penyakit keturunan?
Teorinya proses mengedit kode genetika seperti itu, bisa menyelamatkan embryo dari penyakit keturunan akibat kerusakan atau mutasi DNA. Tapi metode yang disebut "germline change" atau rekayasa di tingkat multi seluler pada manusia, baik itu rekasaya sel sperma, sel telur, atau janin, sejauh ini dipandang sebagai prosedur medis yang kontroversial.
Riset Yang Membuat Kita Ngakak Sekaligus Berpikir
Berapa lama waktu rata-rata untuk kencing? Apakah menguap menular? "Anals of Improbable Research" setiap tahun menganugerahkan Ig-Nobel-Prize untuk riset serius dengan sentuhan humor.
Foto: Reuters/G. Ertl
Hadiah Tidak Berharga Untuk Riset
Istilahnya Ig-Nobel-Prize plesetan dari kata ignoble alias tidak berharga. Nominator tahun 2015 antara lain riset jika disengat serangga, bagian tubuh mana yang paling sakit? Atau benarkah Sultan Mulai Ismail punya 888 anak yang dibuahinya antara 1697 hingga 1727? Penghargaan ini hendak menghormati riset tema tak lazim dan penuh fantasi.
Foto: Reuters/G. Ertl
Jeda Kencing 21 Detik
Riset yang mendapat hadiah "lelucon" ini antara lain, jawaban atas pertanyaan berapa lama waktu yang dibutuhkan manusia atau binatang peliharaan untuk kencing. Hasil riset ilmuwan Amerika Serikat, Patricia Yang menyebutkan manusia atau binatang perlu waktu rata-rata 21 detik untuk sekali buang air kecil alias kencing.
Foto: picture-alliance/dpa
Anjing Berak Ikuti Medan Magnet Bumi
Riset yang dilakukan dua peneliti dari Republik Ceko menunjukan: jika berak, anjing mengikuti jalur magnetik bumi pada poros utara-selatan. Penelitian dilakukan pada 70 ekor anjing. Riset ini dianugerahi "Ig Nobel Prize" untuk biologi pada tahun 2014.
Foto: picture alliance/blickwinkel/W. Layer
Apakah Menguap Menular?
Menguap biasanya menular di antara manusia. Ilmuwan biologi kognitif dari Universitas Wina, Austria meneliti fenomena ini pada penyu laut. Hasilnya yang dipublikasikan dalam jurnal "Current Zoology", di kalangan penyu menguap tidak menular seperti di antara manusia. Hasil riset dianugerahi Ig Nobel untuk Psiklogi pada 2011.
Foto: picture alliance/Arco Images/Sunbird
Terpeleset Kulit Pisang
Periset di Kitasato University Jepang meraih hadiah Ig Nobel bidang Fisika 2014 dengan penelitian koefisien friksi kulit pisang pada lantai linolium. Hasilnya: gel polysaccharide follicular pada kulit pisang berfungsi sebagai pelumas di antara kulit dengan lantai. Singkatnya: kulit pisang terbukti amat licin dan membuat orang terpeleset.
Foto: picture-alliance/dpa
Gigitan Kucing Memicu Depresi
Penghargaan kategori Kesehatan Publik 2014 dianugerahkan untuk riset korelasi antara gigitan kucing dan depresi. Para ilmuwan menganalisa data pasien perempuan yang dirawat akibat digigit kucing. Kesimpulannya, di antara pasien perempuan yang digigit kucing terlihat naiknya kasus depresi secara siginifikan. Saran peneliti, lakukan pemeriksaan dini untuk kelompok rawan digigit kucing.
Foto: Colourbox
Solusi Anti Pembajakan
Hadiah untuk Rekayasa Teknik Keamanan 2013 dianugerahkan pada temuan anti pembajakan pesawat terbang. Berupa sebuah mekanisme yang menjebloskan pembajak ke ruang bawah pesawat, setelah itu sebuah mesin akan mengepaknya seperti paket barang dan pelaku dijatuhkan ke luar pesawat menggunakan parasut. Dengan itu aksi satuan khusus untuk menundukan pembajak tidak diperlukan lagi.
Foto: picture-alliance/dpa
Yesus Dalam Otak
Sering dilansir laporan penampakan Yesus pada sepotong roti bakar. Pakar neurologi dari Cina dan Kanada meneliti apa yang terjadi di dalam otak, jika kita mengenali wajah yang amat kita kenal pada lokasi yang tidak seharusnya. Mereka menamukan jaringan rumit kawasan otak yang bertugas mengenali wajah. Temuan ini dianugerahi Ignobel untuk Neurologi pada 2014.
Foto: P.-J. Richards/AFP/Getty Images
Kumbang Berorientasi Pada Bintang
Sebuah tim internasional menemukan bahwa kumbang tinja bergerak dengan berorientasi pada bintang yang bersinar cemerlang di Bima Sakti jika bulan tak nampak. Temuan ini membuah hasil penghargaan bersama untuk biologi dan astronomi pada 2013. Jika langit cerah, kumbang bergerak lurus, dan jika langit berawan tanpa bulan, kumbang kehilangan orientasi arah.
Foto: Fotolia/fabianmo
Drone Pelacak Nafas Paus
Penghargaan Rekayasa Teknik tahun 2010 diberikan kepada insinyur Amerika Serikat yang mengembangkan drone untuk melacak nafas Paus. Drone terbang mengikuti kawanan mamalia laut itu dan menganalisa kandungan bakteri pada uap yang disemburkan paus saat bernafas. Selain data ilmiah untuk pakar biologi kelautan, foto spektakuler semacam ini merupakan hasil sampingan riset tersebut.
Foto: NOAA, Vancouver Aquarium.
10 foto1 | 10
Karena perubahan akan bersifat menetap, dan diteruskan ke generasi berikutnya. Para pengkritik mencemaskan akan maraknya rekayasa membuat "bayi hasil desain" dan bukannya praktik mencegah penyakit keturunan secara dini. Selain itu, hasil editan genetika sebelumnya yang dilakukan di Cina, menunjukkan prosesnya tidak berlangsung sempurna.
Berdasarkan teori genetika dan biologi herediter, kemungkinan untuk munculnya penyakit keturunan dari pengidap kelainan genetika adalah 50 banding 50. Kasus kelainan jantung bawaan yang diteliti, prevalensinya 1 dari 500 janin.
Metode baru
Namun para ilmuwan di Oregon mengklaim, mereka melakukan metode rekayasa yang berbeda. Yakni menyisipkan gunting molekuler itu pada sperma pasien pengidap mutasi genetika, yang menyebabkan penyakit kelainan jantung bawaan yang disebut hypertrophic. Sperma kemudian disuntikkan pada sel telur yang sehat.
Tim memprogram "tool" pengedit genetik yang diberi nama CRISPR-Cas9, yang bertindak seperti pasangan gunting mokekul untuk melacak gen yang bermutasi dan memotongnya. Lazimnya DNA yang dipotong akan memulihkan diri dengan "merekatkan" lagi dua ujung kode genetika di lokasi pemotongan.
Mitalipov menegaskan, "Jadi rekayasa editing genetika sudah dilakukan sebelum terjadinya pembuahan. Kami mengamati, saat pembelahan sel partama, semua delapan sel melakukan reparasi secara simultan". Direktur Center for Embryonic Cell and Gene Therapy, di Oregon Health & Science University itu mengklaim, berhasil mencapai tingkat sukses rekayasa genetika sebesar 72 persen.
as/ml (afp, dpa,rtr)
Binatang Bercahaya: Rekayasa Genetika vs Evolusi Alami
Ilmuwan bisa rekayasa binatang yang di alam tidak memancarkan cahaya, jadi hewan berpendar berwarna-warni. Namun rekayasa genetika tetap tidak bisa mengalahkan evolusi alami.
Foto: picture-alliance/dpa/Chen et al./Developmental Cell 2016
Demi Ilmu Pengetahuan
Ilmuwan AS rekayasa genetika ikan "pelangi" di laboratorium jadi benar-benar memancarkan cahaya warna warni. Warna merah, hijau dan biru fluoresens tercipta secara tidak sengaja berkat protein yang memancarkan cahaya. Tujuan rekayasa: untuk lebih memahami bagaimana sel bekerjasama menyembuhkan luka.
Foto: picture-alliance/dpa/Chen et al./Developmental Cell 2016
Hijau Berkat Rekayasa Genetika
Tikus lazimnya tidak bercahaya. Tapi di Laboratorium, tikus ini direkayasa genetika, menjadi berwarna hijau fluoresens. Ilmuwan menyisipkan sel protein fluoresens yang di alam ada pada beberapa jenis ubur-ubur. Di bawah lampu berwarna biru, tubuh tikus memancarkan warna hijau
Foto: picture-alliance/dpa
Bisa Rekayasa Semua Warna
Teoritis semua hewan bisa dibuat berwarna apa saja. Misalnya domba yang berwarna kuning fluoresens ini, adalah hasil karya ilmuwan di Uruguay. Dengan menyisipkan protein tertentu yang memancarkan cahaya, domba akan berpendar warna kuning jika disinari cahaya Ultra Violet
Foto: Reuters
Pendar Bercahaya Ikan Hias
Ilmuwan Taiwan juga rekayasa ikan hias jadi bercahaya. Pada Taiwan Aquarium Expo 2014 di Taipeh dipamerkan ikan Pterophyllum Scalare yang memiliki warna pink bercahaya jika akuarium disinari cahaya tertentu.
Foto: Reuters/Pichi Chuang
Di Alam Sudah Biasa
Ubur-ubur akan memancarkan cahaya, jika mendapat rangsangan mekanis, misalnya turbulensi arus laut. Ilmuwan menyebutnya sebagai bio-luminous atau cahaya alami. Cahaya muncul baik dari protein dalam tubuhnya maupun dari bakteri. Sel bercahaya ubur-ubur semacam ini, yang kemudian disisipkan pada tubuh tikus agar juga bisa bercahaya.
Foto: cc/by/sa/Alberto Romeo
Laut Yang Berpendar Cahaya
Pada musim tertentu laut pancarkan cahaya. Pemicunya, binatang bersel tunggal yang memproduksi cahaya. Dinoflagellata, sejenis plankton laut ini memiliki membran sel yang mampu membiaskan cahaya dari arus laut atau turbulensi arus gerombolan ikan yang berenang cepat. Ini mekanisme alami pertahanan diri. Dengan bercahaya, plankton membuat binatang pemangsa jadi bingung.
Foto: cc/by/sa/Niels Olson
Cahaya Sebagai Alat Komunikasi
Binatang bercahaya yang paling kita kenal adalah kunang-kunang. Organ bagian ekornya memproduksi unsur Luciferin yang jika bereaksi dengan oksigen akan menciptakan cahaya. Pulsa cahaya adalah alat komunikasi antara kunang-kunang jantan dan betina.
Foto: cc/by/sa/art farmer
Cahaya di Dasar Laut Dalam
Sejumlah ikan di laut dalam juga memiliki organ bercahaya. Fungsinya untuk orientasi di kegelapan dasar laut sekaligus juga untuk menarik mangsanya.
Foto: public domain
Cahaya Pada Spektrum Tak Lazim
Ikan Photostomias dari keluarga ikan naga berjanggut yang habitatnya di laut dalam memiliki organ cahaya di belakang mata. Organ memancarkan cahaya merah, spektrum yang tak lazim bagi organisma laut. Penghuni laut lain tidak mampu menangkap spektrum warna ini. Ilmawan terus teliti apa kegunaan cahaya pada ikan itu.