Sebuah berlian yang ditemukan di Brasil mengandung mineral unik: Ringwoodite. Ilmuwan mengklaim, mineral tersebut adalah bukti bahwa perut bumi menyimpan cadangan air dalam jumlah besar
Iklan
Air berlimpah di perut bumi. Jumlahnya sebanding dengan volume air seluruh samudera. Mengalir di kedalaman 500 kilometer, air berada di zona transisi antara dua mantel bumi. Sebab itu pula selama ini tidak ada upaya serius mengeksploitasi kandungan air tersebut.
Tapi jika manusia belum pernah berhasil menembus sedalam itu, bagaimana ilmuwan bisa yakin atas temuan mereka? "kami sudah menduganya sejak lama," kata pakar Geologi Jerman, Hans Keppler kepada DW. "Sekarang kami punya buktinya." Karena untuk pertama kali mineral yang cuma ada di kedalaman 500 kilometer, Ringwoodite, muncul ke permukaan bumi.
"Ringwoodite adalah konfirmasi bahwa perut bumi mengandung jumlah air yang sangat, sangat besar," kata Graham Pearson, pakar Geologi di Universitas Alberta, Kanada.
Ringwoodite, Mineral Pengikat Air
Ilmuwan awalnya meneliti sebuah batuan berlian yang tidak lagi murni dan sebab itu tidak cocok untuk dijadikan perhiasan. Pada permukaannya tedapat jejak mineral berwarna hijau keemasan, kata Keppler, "dan jenis yang unik semacam itu biasanya diserahkan untuk diteliti oleh ilmuwan."
Mineral itu kemudian diteliti di laboratorium. Ringwoodite yang kaya air cuma terbentuk dalam kondisi tekanan yang ekstrim, seperti misalnya pada zona transisi antara dua mantel bumi. Ketika tekanan menurun, misalnya saat mineral terlempar ke permukaan bumi lewat ledakan gunung berapi, wujud Ringwoodite berubah seperti material pada umumnya.
Namun dalam kasus terbaru, Ringwoodite yang ditemukan tersimpan di dalam berlian itu diyakini terlempar dalam ledakan ekstrim berkecepatan tinggi ratusan juta tahun silam, sehingga bentuknya masih utuh.
Belum bisa Dieksploitasi
Air dan Bahan Pangan
Kebutuhan air virtual yang diperlukan untuk memproduksi kebutuhan sehari-hari volumenya mencapai 4.000 liter per hari. Jumlah yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan air warga dunia.
Foto: picture-alliance/dpa
2.500 Liter Air untuk 1 Kg Beras
Separuh populasi dunia tergantung dari beras sebagai makanan utamanya. Setiap tahunnya dipanen 672 juta ton padi. Sekitar sepertiga bobotnya hilang saat pengolahan. Diperlukan 1.670 liter air untuk memproduksi satu kg padi. Namun kebutuhan air naik jadi 2.500 liter jika faktor pengolahan ditambahkan.
Foto: Tatyana Nyshko/Fotolia
760 Liter Air untuk 1 Kg Jagung
Jagung, beras dan gandum adalah makanan pokok manusia. Sekitar 845 juta ton jagung diproduksi setiap tahunnya di seluruh dunia, sebagian besar di Amerika Serikat. Untuk memproduksi satu kg jagung diperlukan minimal 760 liter air. Jagung juga digunakan sebagai bahan bakar bio dan pakan ternak.
Foto: Fotolia/smereka
1.300 Liter Air untuk 1 Kg Gandum
Gandum termasuk Salah satu dari tiga makanan pokok. Setiap tahunnya diproduksi 650 juta ton gandum di seluruh dunia, kebanyakan untuk konsumsi manusia, menghabiskan sekitar 790 milyar meter kubik air. Kebutuhan air bervariasi tergantung wilayah. Di Slovakia diperlukan 465 liter air untuk memproduksi satu kg gandum, sebaliknya di Somalia diperlukan 18.000 liter air.
Foto: picture-alliance/dpa/Frank Rumpenhorst
1.000 Liter Air untuk 1 Liter Susu
600 juta ton susu diproduksi setiap tahunnya di seluruh dunia. Untuk memproduksi seliter susu, seekor sapi memerlukan 1.000 liter air dan pakan. Bahkan untuk memproduksi susu bubuk diperlukan air lima kali lebih banyak. Satu liter susu segar hanya menghasilkan 200 gram susu bubuk.
Foto: Fotolia/Mara Zemgaliete
10.000 Liter Air untuk 1 Kg Keju
Keju pada dasarnya adalah konsentrat susu yang tahan lama. Tapi untuk itu diperlukan air dalam volume amat besar. Rata-rata diperlukan 10.000 liter air untuk memproduksi satu kg keju. Dan semakin keras kejunya, semakin banyak air yang diperlukan.
Foto: Fotolia/Volker Gerstenberg
3.300 Liter Air untuk 1 Kg Telur
Untuk memproduksi sebutir telur ayam diperlukan 200 liter air. Kebanyakan telur diproduksi ayam petelur dalam kandang yang diberi pakan gandum atau jagung. Hal itu menaikkan konsumsi air. Produksi satu kg gandum untuk pakan ayam memerlukan 1.300 liter air.
Foto: ComZeal - Fotolia
4.325 Liter Air untuk 1 Kg Daging Ayam
Saat digemukan ayam diberi pakan biji-bijian dan air. Daging ayam yang dijual di tukang daging atau di lemari pendingin supermarket kebanyakan berasal dari peternakan massal. Dengan itu dihemat tempat pemeliharaan, tapi limbah industri peternakan ayam seringkali mencemari lingkungan dan perairan.
Foto: picture-alliance/dpa
5.990 Liter Air untuk 1 Kg kilo Daging Babi
Di industri peternakan, babi siap dipotong pada umur 7 hingga 10 bulan, jika bobotnya mencapi 100 kg. Kebanyakan air virtual untuk babi diperlukan untuk pakan. Di peternakan industrial, babi dipelihara dalam ruang sempit dan seringkali diberi pakan impor seperti kacang kedelai.
Foto: picture-alliance/dpa/P.Pleul
15.400 Liter Air untuk 1 Kg Daging Sapi
Daging sapi bisa dikatakan makanan mewah, terutama jika dilihat dari konsumsi airnya. Rata-rata diperlukan 15.000 liter air untuk memproduksi satu kg daging sapi. Sapi yang diberi pakan kacang kedelai mengkonsumsi air virtual dalam jumlah besar. Daging dari sapi yang diternakan di padang penggembalaan menunjukan neraca air lebih bagus.
Foto: picture-alliance/dpa
18.900 Liter Air untuk 1 Kg Biji Kopi
Untuk memproduksi biji kopi yang digongseng untuk hanya satu cangkir kopi diperlukan 130 liter air virtual. Setiap tahunnya total 85 milyar kubik meter air diperlukan untuk produksi biji kopi global.
Foto: picture-alliance/dpa/T. Hase
Kebutuhan Air Lebih Banyak
Konsumsi air secara langsung sebenarnya hanya sekitar 120 liter per kapita per harinya. Tapi jika dihitung berdasarkan makanan dan minuman yang dikonsumsi, misalnya, setiap warga Jerman menghabiskan 4000 sampai 5000 liter air setiap hari.
Foto: Fotolia/Jaroslav Machacek
Sumber Daya Alam yang Terbatas
Lebih dari 80 persen air tawar global digunakan untuk sektor pertanian. Produksi bahan pangan yang memerlukan air dalam jumlah besar, seharusnya dilakukan di lokasi yang cukup air. Walaupun begitu, banyak produk di pasar global dibudidayakan di kawasan yang langka air. Yang menderita kebanyakan petani kecil yang tidak lagi mampu lagi memberi minum binatang ternaknya.
Foto: picture-alliance/dpa
12 foto1 | 12
Temuan tersebut terbukti berharga. "Sebuah sensasi kecil," kata Keppler yang menyebut berlian itu adalah bukti bahwa perut bumi menyimpan air dalam jumlah besar. "20 tahun lalu kami membuktikan di laboraturium, bahwa Ringwoodite bisa mengikat jumlah air yang sangat banyak," sebab itu ilmuwan meyakini air berlimpah di zona transisi di perut bumi.
Apakah lantas air tersebut bisa diangkut ke permukaan? Sayangnya tidak, kata Hans Keppler. "Air ini tidak bisa kita eksploitasi. Karena pengeboran terdalam yang bisa dicapai dengan teknologi termutakhir, cuma mampu mencapai jarak sekitar sepuluh Kilometer."
Secara ekonomi cadangan air di perut bumi tidak menguntungkan untuk diangkut - setidaknya untuk saat ini. Sebaliknya bumi diuntungkan dengan keberadaan air tersebut dalam jangka panjang. Karena air di perut bumi, kata Keppler, menopang samudera dan laut di permukaan.