IMF Kucurkan Rp17,3 T untuk Pakistan Tangani Bencana Iklim
30 Agustus 2022
Bantuan belasan triliun rupiah IMF merupakan bagian dari perjanjian pinjaman bailout pada 2019. Bencana iklim mendorong Pakistan untuk melanjutkan perdagangan dengan musuh bebuyutannya, India.
Iklan
Dana Moneter Internasional (IMF) telah sepakat mengalokasikan dana $1,17 miliar (Rp17,3 triliun) agar Pakistan bisa menangani bencana iklim yang menyebabkan korban tewas, hingga kerusakan yang meluas akibat banjir besar.
Uang itu awalnya merupakan bagian dari pinjaman bailout pemerintah tahun 2019, tetapi pembayaran terakhir ditahan sejak awal tahun ini karena pemerintahan Imran Khan sebelumnya tidak memenuhi tuntutan IMF untuk memotong subsidi energi.
"Alhamdulillah Dewan IMF telah menyetujui kebangkitan program EFF (Fasilitas Dana Perpanjangan (Extended Fund Facility) kami,” kata Menteri Keuangan Pakistan Miftah Ismail di Twitter.
IMF juga telah setuju untuk memperpanjang program dengan tambahan $1 miliar (Rp14,8 triliun), tambah Ismail.
Bantuan keuangan itu datang ketika PBB meluncurkan seruan untuk mendanai bantuan darurat. Menteri Perencanaan Pakistan Ahsan Iqbal percaya rekonstruksi di wilayah yang terdampak banjir dapat menelan biaya lebih dari $10 miliar (Rp148,6 triliun).
Iklan
IMF menyambut baik pemotongan belanja
Pemerintahan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif memicu kritik luas dalam beberapa bulan terakhir setelah memberlakukan tiga kali kenaikan harga bahan bakar, yang secara kumulatif berjumlah 50%, dan menaikkan biaya listrik untuk secara efektif mengakhiri subsidi pendahulunya.
Namun, kebijakan tersebut mendorong pengeluaran pemerintah sejalan dengan persyaratan IMF yang ada untuk pinjaman besar-besaran. Dalam sebuah pernyataan, IMF tidak menyebutkan banjir secara khusus, tetapi menyambut baik pemotongan belanja baru.
"Ekonomi Pakistan telah diterpa oleh kondisi eksternal yang merugikan, karena dampak dari perang di Ukraina, dan tantangan domestik," kata Wakil Direktur Pelaksana IMF Antoinette Sayeh.
"Penerapan kebijakan korektif dan reformasi tetap penting untuk mendapatkan kembali stabilitas makroekonomi, mengatasi ketidakseimbangan, dan meletakkan dasar bagi pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan," tambahnya.
India-Pakistan: Dulu Saudara Kini Seteru
Pada tanggal 15 Agustus 1947, Kemaharajaan Britania India terbagi jadi dua negara - India yang mayoritas Hindu dan Pakistan yang mayoritas Muslim. Kedua negara ini terus bermusuhan.
Foto: AP
Kelahiran dua bangsa
1947, Kemaharajaan Britania India terbagi dua - India dan Pakistan. Pendiri Pakistan Mohammad Ali Jinnah dan partainya All-India Muslim League pada awalnya menuntut otonomi untuk wilayah mayoritas Muslim di India dan kemudian negara terpisah untuk Muslim. Jinnah percaya bahwa umat Hindu dan Muslim tidak dapat terus hidup bersama, karena mereka "bangsa-bangsa" yang berbeda.
Foto: picture alliance/dpa/United Archives/WHA
Garis darah
Setelah kelahiran India dan Pakistan, kerusuhan komunal dimulai di banyak daerah barat, kebanyakan di Punjab. Sejarawan mengatakan bahwa lebih dari satu juta orang tewas dalam bentrokan dan jutaan lainnya bermigrasi dari India ke Pakistan dan dari Pakistan ke India.
Foto: picture alliance/dpa/AP Images
Perang tahun 1948
Segera setelah kemerdekaan, India dan Pakistan bentrok di Kashmir. Wilayah Kashmir yang mayoritas Muslim diperintah pemimpin Hindu, namun Jinnah menginginkannya menjadi wilayah Pakistan. Pasukan India dan Pakistan bertempur di Kashmir tahun 1948, dengan India menguasai sebagian besar lembah, sementara Pakistan menduduki wilayah yang lebih kecil.
Foto: picture alliance/dpa/AP Photo/M. Desfor
Seperti AS dan Kanada?
Sejarawan liberal mengatakan bahwa Jinnah dan Mahatma Gandhi menginginkan hubungan baik antara negara-negara baru merdeka. Jinnah, misalnya, percaya bahwa hubungan antara India dan Pakistan harus serupa dengan yang terjadi antara AS dan Kanada. Tapi setelah kematiannya pada tahun 1948, penerusnya mengikuti jalur yang bersebrangan dengan New Delhi.
Foto: AP
Menggambarkan satu sama lain sebagai 'musuh'
Sementara India menekankan gerakan kebebasan Kongres Nasional India melawan penguasa Inggris - dengan Gandhi sebagai arsitek utamanya - buku teks Pakistan berfokus pada "perjuangan" melawan penindasan Inggris dan Hindu." Propaganda negara di kedua negara saling melukiskan pihak satu sama lain sebagai "musuh" yang tidak bisa dipercaya.
Foto: picture alliance/dpa/AP Photo/M. Desfor
Memburuknya ikatan
Hubungan diplomatik antara India dan Pakistan tetap sengit selama tujuh dekade terakhir. Isu terorisme Islam merusak hubungan dalam beberapa tahun terakhir, dengan New Delhi menuduh Islamabad mendukung jihadis berperang di Kashmir yang dikendalikan India. India juga menyalahkan kelompok-kelompok di Pakistan karena telah meluncurkan serangan teror ke India. Islamabad membantah klaim tersebut.
Foto: Picture alliance/AP Photo/D. Yasin
Harapan terciptanya perdamaian
Banyak pemuda di India dan Pakistan mendesak pemerintah untuk memperbaiki hubungan bilateral. Pembuat film dokumenter Islamabad Wajahat Malik berpendapat bahwa cara terbaik bagi India dan Pakistan untuk mengembangkan hubungan yang lebih dekat adalah melalui interaksi yang lebih banyak antara masyarakat mereka. (Ed: Shamil Shams/ap/hp)
Foto: Getty Images/S. Barbour
7 foto1 | 7
Pertimbangan melanjutkan transaksi dengan India
Krisis kemanusiaan dan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya telah mendorong pemerintah Pakistan untuk mempertimbangkan melanjutkan perdagangan dengan musuh bebuyutannya, India.
"Kami dapat mempertimbangkan untuk mengimpor sayuran dari India," kata Ismail kepada saluran berita lokal Geo News TV. Turki dan Iran juga bisa menjadi pilihan lain, katanya.
Banjir bandang dahsyat disebabkan oleh hujan monsun bersejarah telah menyebabkan kerusakan luas yang memengaruhi lebih dari 33 juta orang. Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan dia prihatin dengan kehancuran yang disebabkan oleh banjir.