1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman: Imigran di Wilayah Timur Khawatir AfD Menang Besar

30 Agustus 2024

Partai populis kanan AfD bisa menjadi partai terkuat dalam pemilu di negara bagian di Sachsen dan Thüringen. Banyak imigran merasa khawatir, tapi ada juga yang bersimpati pada AfD.

Foto ilustrasi pemilu di Jerman
Foto ilustrasi pemilu di JermanFoto: DesignIt/Zoonar/picture alliance

Nour Al Zoubi adalah pekerja sosial kelahiran Suriah yang tinggal di kota Gera dan kini bekerja sebagai konsultan di Komisi Pengungsi di negara bagian Thüringen. Dia sering mengalami rasisme di Jerman. "Ada rasisme seperti ini setiap hari,” katanya kepada DW. "Tetapi setelah tinggal di Gera selama enam tahun, saya sudah terbiasa – saya tahu cara menanganinya,” katanya.

Dalam pemilu negara bagian 1 September mendatang, partai Alternative für Deutschland (AfD) menurut jajak pendapat terakhir bisa muncul sebagai partai terkuat di Thüringen. Tapi Al Zoubi mengatakan dia tidak akan pindah dari wilayah ini, karena Thüringen adalah rumahnya. Dia dianugerahi Hadiah Integrasi kota Gera pada tahun 2020 untuk proyek surat kabar pengungsi yang dia dirikan.

"Jumlah pemilih AfD telah meningkat – namun jumlah warga Jerman yang berkomitmen terhadap budaya menyambut imigran juga meningkat,” kata Al Zoubi. Dia mengenal beberapa orang yang mempertimbangkan untuk meninggalkan Thüringen, jika AfD menang, tapi banyak imigran yang tidak punya pilihan.

"Tidak semua migran di Thüringen bisa (pindah). Pengungsi dan pencari suaka diharuskan tinggal di Thüringen selama tiga tahun karena peraturan tempat tinggal yang ketat,” katanya.

Nour Al Zoubi, konsultan Komisi Pengungsi Negara Bagian ThüringenFoto: Privat

Sentimen anti-imigran meningkat

Para imigran di Thüringen makin khawatir, setelah baru-baru ini ada serangan pisau di kota Solingen di barat Jerman, yang menewaskan tiga orang, dan beberapa orang lain luka parah. Insiden itu kemungkinan akan semakin mengobarkan sentiment anti-imigran.

Bagi Al Zoubi, hal ini berarti kehati-hatian ekstra. "Kita akan mengalami lebih banyak lagi rasisme di ruang publik. Pada tingkat yang lebih tinggi. Bukan hanya penghinaan, tapi juga kekerasan fisik. Itu yang saya takutkan. Apalagi setelah apa yang baru saja terjadi di Southport, Inggris," katanya mengacu pada peristiwa penikaman tiga remaja perempuan, yang memicu kerusuhan di seluruh Inggris.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Ismail Davul juga mempunyai pemikiran serupa. Davul lahir di Turki dan datang ke negara bagian Sachsen pada tahun 2006 untuk studi. Dia sudah bekerja di Komisi Orang Asing di kota Dresden selama hampir 11 tahun. "Beberapa orang bertanya kepada saya: ke arah mana Sachsen akan bergerak?" katanya kepada DW. "Apa artinya jika AfD menang? Akankah situasi kehidupan kita berubah? Suasananya jelas: semua orang sebenarnya takut," katanya.

Banyak migran di Thüringen dan Sachsen takut AfD menang pemilu

Ismail Davul sering mendengar tentang orang-orang yang mungkin meninggalkan Dresden, ibu kota negara bagian Sachsen, jika AfD memenangkan pemilu di negara bagian itu. "Di masa lalu, serangan terhadap imigran sangat jarang terjadi, itu biasanya insiden terisolasi. Saat itu, lebih banyak media mengutuk serangan semacam itu dibandingkan sekarang. Kami sering mendengar bahwa para migran menjadi sasaran serangan, intimidasi, atau diludahi, setiap hari. Hanya karena penampilan, warna kulit, atau dialek mereka. Hal ini hampir menjadi hal yang lumrah di jalanan saat ini,” kata Davul.

Walaupun banyak imigran yang sangat khawatir dengan kemenangan AfD di Thüringen dan Sachsen, ada juga yang bersimpati kepada partai populis kanan itu. Özgür Özvatan, sosiolog politik di Universitas Humboldt di Berlin, menjelaskan kepada DW bagaimana AfD menargetkan pemilih berlatar belakang Rusia dan pendukung Erdogan asal Turki. Pesan AfD kepada para pemilih migran itu adalah: Anda harus bekerja keras untuk segala hal ketika Anda datang, namun kini para pengungsi baru diberikan segalanya secara gratis.

AfD focuses on what it knows best: anti-immigration stance

03:57

This browser does not support the video element.

Özvatan mengatakan: "AfD telah belajar bagaimana terhubung dengan kelompok sasaran tertentu di platform media sosial. AfD memahami dengan baik bahwa 'algoritme rekomendasi' memungkinkan posisi yang hampir bertentangan untuk tersebar secara bersamaan di dunia media sosial. Menurut Özvatan, ada semacam keunggulan kompetitif bagi partai-partai anti-demokrasi seperti AfD, karena konten-konten yang mengekspos emosi dan sentimen negatif lebih mudah tersebar.

(hp/yf)

Oliver Pieper Reporter meliput isu sosial dan politik Jerman dan Amerika Selatan.
Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait