Jepang Bidik Kerjasama Militer dengan Asia Tenggara
12 Juni 2017
Pemerintah Jepang mengundang lima negara ASEAN untuk menghadiri pameran pertahanan di Tokyo. Melalui acara tersebut Tokyo berniat menawarkan alih teknologi militer untuk memperluas pengaruhnya di kawasan.
Iklan
Jepang berniat memperkuat kerjasama pertahanan dengan Asia Tenggara. Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura dan Vietnam diundang mengikuti seminar terpisah menyusul Pameran Teknologi Pertahanan di Laut dan Udara (MAST) di Tokyo, 12-14 Juni 2017. "Kementerian pertahanan menggelar seminar setelah MAST," kata seorang perwira militer kepada Reuters.
Pemerintah Shinzo Abe diyakini ingin memperluas pengaruhnya di Asia Tenggara melalui perdagangan senjata dan kerjasama teknologi pertahanan. Hingga beberapa tahun silam perdagangan senjata di Asia Tenggara masih berada di level rendah. Namun pertumbuhan ekonomi yang pesat dan ancaman keamanan di Laut Cina Selatan mendorong negara-negara ASEAN menggandakan belanja alutsista menjadi 40 miliar Dolar AS 2016 silam.
Untuk menanggapi perkembangan di Asia Tenggara, Abe 2014 lalu mencabut larangan ekspor senjata Jepang yang telah berlaku sejak 1967. Kini Tokyo bisa menggunakan teknologi pertahanan buat memperluas pengaruhnya di kawasan. Namun menarik minat negara-negara ASEAN atas sistem persenjataan Jepang tidak mudah.
Begini Bentuk Kapal Induk Baru Jepang
Jepang meluncurkan kapal induk helikopter kedua yang diberi nama "Kaga." Bersama kapal induk serupa, "Izumo," Jepang kini memiliki dua kapal perang yang menggandakan daya tempur negeri pasifis tersebut.
Foto: Reuters/T. Hanai
Alat Perang Pasifisme
Raksasa samudera sepanjang 248 meter ini diluncurkan dari sebuah galangan kapal di Yokohama. Setidaknya 520 serdadu akan ditempatkan pada kapal induk helikopter tersebut. Sejak Perang Dunia II konstitusi Jepang yang menganut ideologi Pasifisme sebenarnya melarang keberadaan angkatan bersenjata. Sebab itu militer Jepang menyebut diri sebagai "Angkatan Pertahanan."
Foto: Reuters/T. Hanai
Duet Kaga dan Izumo
Proses pengerjaan kapal "Kaga" dan "Izumo" berlangsung selama delapan tahun. Kedua kapal induk helikopter itu digerakkan oleh mesin Diesel. Menurut media pemerintah di Tokyo membayar 1,2 miliar Dollar AS atau sekitar 16 triliun Rupiah. "Kaga" diambil dari nama provinsi Jepang di pulau Honshu.
Foto: Reuters/T. Hanai
Kapal Perang buat Tujuan "Kemanusiaan"
Dengan dua kapal induk tersebut Jepang mengaku ingin meningkatkan kapasitas dan daya angkut personal atau barang bantuan kemanusiaan, seperti untuk bencana alam. "Kami bisa menyumbang lebih banyak untuk kegiatan humaniter," kata Menteri Pertahanan Takayuki Kobayashi.
Foto: Reuters/T. Hanai
Kapal Multiguna
Landasan pacu Kaga memungkinkan lima helikopter untuk mendarat atau terbang pada waktu yang bersamaan. Meski berstatus kapal induk helikopter, sejumlah pakar militer meyakini landasan pacu Kaga juga didesain agar bisa menampung jet tempur termutakhir.
Foto: Reuters/T. Hanai
Ancaman Cina
Kaga dan Izumo masing-masing bisa menampung 28 helikopter berukuran sedang atau 14 helikopter berukuran besar. Termasuk dalam sistem pertahanan adalah 7 helikopter yang didesain khusus untuk menghancurkan kapal selam. Fitur tersebut dianggap mendesak untuk mendeteksi kapal selam Cina dengan lebih efektif.
Foto: Reuters/T. Hanai
Berdesain Ganda
Tahun 2010 Forecast International melaporkan sejumlah fitur desain Kaga mampu menampung pesawat tiltrotor sayap tinggi V-22 Osprey atau bahkan jet tempur generasi kelima AS, F-35 Lightning II. Sifatnya yang tidak membutuhkan landasan pacu yang panjang dan mampu mendarat secara vertikal membuat F-35 cocok untuk dioperasikan di atas Kaga.
Foto: Reuters/T. Hanai
Bayang Gelap Sejarah
Namun begitu pemilihan nama "Kaga" dianggap kontoversial. Pasalnya nama serupa pernah digunakan untuk kapal induk Jepang yang mulai aktif sejak 1928 dan terlibat dalam serangan Pearl Harbor. Kapal tersebut dikaramkan militer AS pada Perang Midway, Juni 1942.
Foto: Getty Images/Keystone
7 foto1 | 7
"Satu-satunya yang penting buat negara-negara Asia Tenggara adalah harga," kata Paul Burton, Direktur Industri Pertahanan, Keamanan dan Kedirgantaraan di lembaga analisa pasar, IHS Markit di Singapura. "Cina akan menawarkan (senjata) dengan harga yang lebih murah."
Selain kesepakatan perdagangan senjata dan pertukaran perwira siswa yang telah berjalan, Jepang juga menawarkan kerjasama alih teknologi pertahanan dengan Indonesia.
Pameran pertahanan MAST di Tokyo bakal dijadikan ajang demonstrasi bagi industri pertahanan lokal seperti Mitsubishi, Kawasaki dan SihnMaywa yang memproduksi pesawat amfibi U2 . Selain itu MAST juga dihadiri perwakilan AS seperti Lockheed Martin dan dari Perancis Thales SA.
Bagaimana Jepang Melumat Armada Pasifik AS
Jepang membungkam dunia ketika menyerang Pearl Harbor. Bahwa negeri Sakura itu berhasil menghancurkan armada pasifik AS dalam satu serangan termasuk salah satu kegemilangan strategi militer abad silam.
Foto: Getty Images/Hulton Archive
Dasawarsa Beracun
Selama satu dasawarsa Amerika Serikat bersitegang dengan Jepang ihwal pendudukan Cina. Serangan Pearl Harbor boleh jadi mengejutkan, tapi perang antara kedua negara bukan sesuatu yang mustahil. Pada jajak pendapat Gallup tahun 1941, sekitar 52% penduduk Amerika meyakini akan terjadi perang dengan Jepang. Tampak dalam gambar Franklin D. Roosevelt, Winston Churchill dan Chiang Kai-Sek.
Foto: Getty Images
Rencana Yamamoto
Ketika eskalasi memuncak, Jepang pada awal 1941 mulai menyusun rencana buat menikam Amerika. Selama beberapa bulan kemudian militer melatih pilot, mengadaptasi sistem persenjataan dan mengumpulkan data intelijen. Selain itu dewan jendral yang dipimpin Isoroku Yamamoto mengadopsi strategi serangan udara Inggris terhadap pangkalan angkatan laut Italia di Taranto tahun 1940.
Foto: picture alliance/ZUMA Press
Pertaruhan Maut
Selain buat melumat armada Pasifik AS dan meredam ancaman intervensi militer terhadap pendudukan Jepang di Asia Tenggara, serangan Pearl Harbor juga ditujukan untuk meneror publik AS di dalam negeri. Dengan cara itu Tokyo ingin memperlemah kemampuan tempur dan menjauhkan AS dari Perang Dunia II.
Foto: gemeinfrei
Dugaan Keliru
Saat itu pun Washington meyakini Jepang tidak akan menyerang langsung wilayah teritorialnya, melainkan pangkalan-pangkalan militer di Filipina. Maka semua strategi diarahkan untuk menghalau serangan Jepang di Asia tenggara. Presiden Franklin D. Roosevelt bahkan sempat berniat menyiagakan 40.000 pasukan buat mempertahankan Filipina.
Foto: AP
Jalur Neraka
Tapi pada 26 November 1941 militer mengerahkan 8 kapal induk, 8 kapal tempur, 30 kapal perusak dan 408 pesawat tempur serta pembom ke utara Pasifik. Tujuannya adalah pangkalan militer AS di Hawaii, Pearl Harbor. Saat itu dunia masih menunggu hasil negosiasi damai antara kedua negara seputar pendudukan Jepang di Cina. Tidak ada yang menyangka Jepang akan menyerang jantung pertahanan AS di Pasifik
Foto: public domain
Petaka dari Langit
Serangan terhadap Pearl Harbor dilakukan dalam dua gelombang. Ketika gelombang pertama merupakan serangan terbesar dengan melibatkan semua kekuatan tempur, serangan kedua khusus buat menghancurkan kapal induk atau kapal perang AS. Sebanyak 360 pesawat dikerahkan untuk menjalankan kedua serangan tersebut. Sementara 48 pesawat disiagakan dengan berpatroli di sekitar kapal Induk.
Foto: public domain/USN
Korban Berjatuhan
Menjelang pukul 8 pagi pada tanggal 7 Desember, ratusan pesawat Jepang memekik di langit Hawaii. Kendati cuma berlangsung dua jam, serangan ganda Yamamoto berhasil menghancurkan 20 kapal milik angkatan laut AS, termasuk delapan kapal perang berbobot berat dan lebih dari 300 pesawat tempur. Sekitar 2.000 prajurit AS tewas dan 1.000 lainnya luka-luka.
Foto: Getty Images/Keystone
Arogansi Yamamoto
Meski berlangsung sukses, strategi Yamamoto memiliki kesalahan fatal. Kebanyakan kapal induk AS saat itu sedang bertugas di luar Hawaii dan Jepang tidak ikut menghancurkan fasilitas pendukung seperti depot bahan bakar, galangan kapal dan pelabuhan kapal selam. Akibatnya angkatan laut AS dengan mudah bisa kembali menghimpun kekuatan untuk menyerang balik.
Foto: picture-alliance/Photoshot
Akhir Pahit
Dengan serangan ke Pearl Harbor, Jepang ingin menjauhkan AS dari perang. Namun ironisnya Tokyo malah menyulut perang dunia yang berujung pada pendudukan pertama Jepang oleh kekuatan asing. Empat tahun setelah pertaruhan maut Hirohito dan Yamamoto, Jepang mengaku kalah dan menandatangani kapitulasi.