1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Imran Khan Janjikan Reformasi Luas

27 Juli 2018

PM terpilih Pakistan Imran Khan dari Partai Untuk Keadilan PTI janjikan perubahan. Partai keluarga Sharif PML-N tolak hasil pemilu. Pembentukan pemerintahan mungkin disertai aksi protes massal.

Pakistan Islamabad Politiker Imran Khan
Foto: Reuters/A. Perawongmetha

Dalam "pidato kemenangan" hari Kamis (26/7), Perdana Menteri terpilih Imran Khan menjanjikan reformasi luas untuk membangun "Pakistan baru". Dia menyinggung sejumlah masalah mendesak, termasuk pemerintahan yang lebih baik, urusan keamanan dan hubungan dengan kekuatan global dan negara-negara tetangga.

Khan berbicara dengan penuhn semangat. Dia berjanji untuk mengakhiri korupsi yang merajalela, nepotisme, dan berjanji bahwa manfaat ekonomi di bawah pemerintahannya akan dirasakan masyarakat kecil.

Ratusan pendukung Gerakan Untuk Keadilan PTI berbondong-bondong mendatangi kediaman Imran Khan di sebuah daerah pinggiran Islamabad merayakan kemenangan mereka.

Menurut hasil perhitungan resmi, PTI merebut 109 dari seluruhnya 272 kursi di Dewan Perwakilan Nasional. Pesaing terkuatnya, partai keluarga Sharif PML-N hanya mendapat 62 kursi.

Untuk membentuk pemerintahan, Imran Khan membutuhkan dukungan dari para anggota independen dan beberapa partai lebih kecil. Para pengamat menilai, Khan akan mendapat dukungan itu.

Banyak pemilih Pakistan berharap akan ada era baru, setelah negaranya selama beberapa dekade dipimpin oleh dua klan utama di panggung politik, klan Sharif dan klan Bhutto.

Imran Khan dan istrinya Jemima, putri pengusaha Inggris Jimmy Goldsmith, pada resepsi pernikahan mereka tahun 1995Foto: picture-alliance/dpa

Seberapa bersih pemilu?

Liga Muslim Pakistan keluarga Sharif, PML-N, menyatakan menolak hasil pemilu dengan alasan terjadi kecurangan besar-besaran dalam pemilihan. Sedangkan Partai Rakyat Pakistan PPP, yang dipimpin putra mendiang Perdana Menteri Benazir Bhutto, Bilawal, juga mengeluhkan ada kecurangan.

Beberapa partai berbasis agama mengatakan, mereka tidak puas dengan proses pemungutan suara dan hasil pemilihan. Imran Khan dituduh mendapat dukungan tidak langsung dari kubu militer yang sangat berpengaruh. Namun Imran Khan menolak klaim itu.

Para pendukung keluarga Sharif mengatakan bahwa partai mereka tidak diberikan kesempatan yang setara dalam pemilihan umum. Mereka menuduh pengadilan secara khusus menargetkan para pejabat PML-N. Aktivis PML-N juga menggugat penangkapan bekas Perdana Menteri Nawaz Sharif atas tuduhan korupsi.

Imran Khan, Kapten Tim Kriket Pakistan, menyerahkan Piala Dunia Kriket kepada PM saat itu, Nawaz Sharif tahun 1992Foto: picture-alliance/AP Photo

Potensi protes

Pertanyaan utamanya sekarang adalah apakah PML-N akan menggalang aksi jalanan untuk memrotes hasil Pemilu? PML-N sekarang akan menjadi kekuatan oposisi terbesar dengan lebih 60 kursi di parlemen. Sedangkan partai keluarga Bhutto PPP mungkin bergabung dengan PML-N dalam aksi protes itu.

Jika itu yang terjadi, ini akan menjadi tantangan terbesar bagi pemerintahan Imran Khan. Pada 2015, Imran Khan sebagai pemimpin oposisi juga melancarkan demonstrasi besar-besaran di Islamabad, di luar rumah perdana menteri saat itu, Nawaz Sharif. Dia menuduh Sharif melakukan kecurangan pemilu.

Pihak oposisi sekarang mungkin akan mengadopsi strategi yang sama untuk menekan pemerintahan baru. Terutama PML-N berkepentingan menggoyang kursi Imran Khan, karena Nawaz Sharif dan putrinya Maryam Nawaz dijatuhi hukuman 10 dan 7 tahun penjara awal Juli lalu atas tuduhan korupsi. Kekalahaan dalam pemilu kali ini menghapus harapan mereka untuk bisa dibebaskan dari vonis itu. Hanya aksi protes massal yang mungkin bisa menyelamatkan mereka dari penjara.

hp/yf