PM terpilih Pakistan Imran Khan dari Partai Untuk Keadilan PTI janjikan perubahan. Partai keluarga Sharif PML-N tolak hasil pemilu. Pembentukan pemerintahan mungkin disertai aksi protes massal.
Iklan
Dalam "pidato kemenangan" hari Kamis (26/7), Perdana Menteri terpilih Imran Khan menjanjikan reformasi luas untuk membangun "Pakistan baru". Dia menyinggung sejumlah masalah mendesak, termasuk pemerintahan yang lebih baik, urusan keamanan dan hubungan dengan kekuatan global dan negara-negara tetangga.
Khan berbicara dengan penuhn semangat. Dia berjanji untuk mengakhiri korupsi yang merajalela, nepotisme, dan berjanji bahwa manfaat ekonomi di bawah pemerintahannya akan dirasakan masyarakat kecil.
Ratusan pendukung Gerakan Untuk Keadilan PTI berbondong-bondong mendatangi kediaman Imran Khan di sebuah daerah pinggiran Islamabad merayakan kemenangan mereka.
Menurut hasil perhitungan resmi, PTI merebut 109 dari seluruhnya 272 kursi di Dewan Perwakilan Nasional. Pesaing terkuatnya, partai keluarga Sharif PML-N hanya mendapat 62 kursi.
Untuk membentuk pemerintahan, Imran Khan membutuhkan dukungan dari para anggota independen dan beberapa partai lebih kecil. Para pengamat menilai, Khan akan mendapat dukungan itu.
Banyak pemilih Pakistan berharap akan ada era baru, setelah negaranya selama beberapa dekade dipimpin oleh dua klan utama di panggung politik, klan Sharif dan klan Bhutto.
Seberapa bersih pemilu?
Liga Muslim Pakistan keluarga Sharif, PML-N, menyatakan menolak hasil pemilu dengan alasan terjadi kecurangan besar-besaran dalam pemilihan. Sedangkan Partai Rakyat Pakistan PPP, yang dipimpin putra mendiang Perdana Menteri Benazir Bhutto, Bilawal, juga mengeluhkan ada kecurangan.
Beberapa partai berbasis agama mengatakan, mereka tidak puas dengan proses pemungutan suara dan hasil pemilihan. Imran Khan dituduh mendapat dukungan tidak langsung dari kubu militer yang sangat berpengaruh. Namun Imran Khan menolak klaim itu.
Para pendukung keluarga Sharif mengatakan bahwa partai mereka tidak diberikan kesempatan yang setara dalam pemilihan umum. Mereka menuduh pengadilan secara khusus menargetkan para pejabat PML-N. Aktivis PML-N juga menggugat penangkapan bekas Perdana Menteri Nawaz Sharif atas tuduhan korupsi.
Potensi protes
Pertanyaan utamanya sekarang adalah apakah PML-N akan menggalang aksi jalanan untuk memrotes hasil Pemilu? PML-N sekarang akan menjadi kekuatan oposisi terbesar dengan lebih 60 kursi di parlemen. Sedangkan partai keluarga Bhutto PPP mungkin bergabung dengan PML-N dalam aksi protes itu.
Jika itu yang terjadi, ini akan menjadi tantangan terbesar bagi pemerintahan Imran Khan. Pada 2015, Imran Khan sebagai pemimpin oposisi juga melancarkan demonstrasi besar-besaran di Islamabad, di luar rumah perdana menteri saat itu, Nawaz Sharif. Dia menuduh Sharif melakukan kecurangan pemilu.
Pihak oposisi sekarang mungkin akan mengadopsi strategi yang sama untuk menekan pemerintahan baru. Terutama PML-N berkepentingan menggoyang kursi Imran Khan, karena Nawaz Sharif dan putrinya Maryam Nawaz dijatuhi hukuman 10 dan 7 tahun penjara awal Juli lalu atas tuduhan korupsi. Kekalahaan dalam pemilu kali ini menghapus harapan mereka untuk bisa dibebaskan dari vonis itu. Hanya aksi protes massal yang mungkin bisa menyelamatkan mereka dari penjara.
India-Pakistan: Dulu Saudara Kini Seteru
Pada tanggal 15 Agustus 1947, Kemaharajaan Britania India terbagi jadi dua negara - India yang mayoritas Hindu dan Pakistan yang mayoritas Muslim. Kedua negara ini terus bermusuhan.
Foto: AP
Kelahiran dua bangsa
1947, Kemaharajaan Britania India terbagi dua - India dan Pakistan. Pendiri Pakistan Mohammad Ali Jinnah dan partainya All-India Muslim League pada awalnya menuntut otonomi untuk wilayah mayoritas Muslim di India dan kemudian negara terpisah untuk Muslim. Jinnah percaya bahwa umat Hindu dan Muslim tidak dapat terus hidup bersama, karena mereka "bangsa-bangsa" yang berbeda.
Foto: picture alliance/dpa/United Archives/WHA
Garis darah
Setelah kelahiran India dan Pakistan, kerusuhan komunal dimulai di banyak daerah barat, kebanyakan di Punjab. Sejarawan mengatakan bahwa lebih dari satu juta orang tewas dalam bentrokan dan jutaan lainnya bermigrasi dari India ke Pakistan dan dari Pakistan ke India.
Foto: picture alliance/dpa/AP Images
Perang tahun 1948
Segera setelah kemerdekaan, India dan Pakistan bentrok di Kashmir. Wilayah Kashmir yang mayoritas Muslim diperintah pemimpin Hindu, namun Jinnah menginginkannya menjadi wilayah Pakistan. Pasukan India dan Pakistan bertempur di Kashmir tahun 1948, dengan India menguasai sebagian besar lembah, sementara Pakistan menduduki wilayah yang lebih kecil.
Foto: picture alliance/dpa/AP Photo/M. Desfor
Seperti AS dan Kanada?
Sejarawan liberal mengatakan bahwa Jinnah dan Mahatma Gandhi menginginkan hubungan baik antara negara-negara baru merdeka. Jinnah, misalnya, percaya bahwa hubungan antara India dan Pakistan harus serupa dengan yang terjadi antara AS dan Kanada. Tapi setelah kematiannya pada tahun 1948, penerusnya mengikuti jalur yang bersebrangan dengan New Delhi.
Foto: AP
Menggambarkan satu sama lain sebagai 'musuh'
Sementara India menekankan gerakan kebebasan Kongres Nasional India melawan penguasa Inggris - dengan Gandhi sebagai arsitek utamanya - buku teks Pakistan berfokus pada "perjuangan" melawan penindasan Inggris dan Hindu." Propaganda negara di kedua negara saling melukiskan pihak satu sama lain sebagai "musuh" yang tidak bisa dipercaya.
Foto: picture alliance/dpa/AP Photo/M. Desfor
Memburuknya ikatan
Hubungan diplomatik antara India dan Pakistan tetap sengit selama tujuh dekade terakhir. Isu terorisme Islam merusak hubungan dalam beberapa tahun terakhir, dengan New Delhi menuduh Islamabad mendukung jihadis berperang di Kashmir yang dikendalikan India. India juga menyalahkan kelompok-kelompok di Pakistan karena telah meluncurkan serangan teror ke India. Islamabad membantah klaim tersebut.
Foto: Picture alliance/AP Photo/D. Yasin
Harapan terciptanya perdamaian
Banyak pemuda di India dan Pakistan mendesak pemerintah untuk memperbaiki hubungan bilateral. Pembuat film dokumenter Islamabad Wajahat Malik berpendapat bahwa cara terbaik bagi India dan Pakistan untuk mengembangkan hubungan yang lebih dekat adalah melalui interaksi yang lebih banyak antara masyarakat mereka. (Ed: Shamil Shams/ap/hp)