Imran Khan Pimpin Hasil Penghitungan Sementara di Pakistan
26 Juli 2018
Partai Imran Khan diprediksikan merebut 113 dari 272 kursi di dewan perwakilan nasional. Lambatnya penghitungan suara memicu tuduhan kecurangan.
Iklan
Kelambatan dalam penghitungan suara mengundang kritik dan protes, terutama dari partai pemerintah Liga Muslim-Nawaz (PML-N). Partai itu bahkan sudah menyatakan menolak hasilnya sebelum penghitungan selesai. Bintang kriket Imran Khan sementara memimpin.
Para pemilih di Pakistan masih harus menunggu hasil resmi pemilu, karena penghitungan belum selesai sampai Kamis pagi (26/7). Namun hasil penghitungan tidak resmi mennjukkan bekas bintang kriket Imran Khan memimpin untuk sementara.
Partai mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif yang memerintah menuduh adanya kecurangan penghitungan dan menyatakan mereka menolak hasil pemilu. Padahal penghitungan suara masih berlangsung. Panitia pemilu menyatakan ada kesulitan teknis pada sistem pelaporan elektronik, sehingga penghitungan harus dilakukan dengan tangan.
Jumlah suara kontroversial
Hasil penghitungan awal tidak resmi Partai Tehreek-e-Insaf (PTI, Gerakan Keadilan) pimpinan Imran Khan untuk sementara memimpin perolehan suara dengan perkiraan merebut 131 kursi. Sementara Liga Muslim Pakistan-Nawaz PML-N, yang saat ini dipimpin oleh Shahbaz Sharif, saudara laki-lakimantan Perdana Menteri Nawaz Sharif yang dipenjarakan, berada di posisi kedua dengan perkiraan merebut 64 kursi dan PPP pimpinan putra bekas PM Pakistan yang terbunuh Benazir Bhutto diperkirakan merebut 42 kursi.
Para pendukung PTI turun ke jalan, merayakan hasil awal pada Rabu malam. Imran Khan direncanakan muncul ke publik sore ini dan mendeklarasikan kemenangan. Tapi PML-N menolak hasil tersebut dan mengatakan, mereka telah dicurangi.
Komisi Pemilihan Pakistan menolak tuduhan ada "konspirasi" dalam penghitungan suara. Hasil resmi diharapkan baru akan diumumkan hari Kamis malam, meskipun para pejabat tidak menyebutkan waktu yang rinci.
Tuduhan intervensi militer
Pemilihan nasional di Pakistan dibayangi tuduhan adanya intervensi kubu militer Pakistan yang memanipulasi pemilihan. Militer Pakistan yang sangat berpengaruh dituduh mendukung Imran Khan dan PTI. Juru bicara militer Jenderal Asif Ghafoor menolak tuduhan itu dan menyebutnya "propaganda jahat".
Pelaksanaan pemungutan suara haru Rabu (25/6) sempat diguncang aksi kekerasandari kelompok militan serta serangan pada hari pemilihan. Seorang pembom bunuh diri menargetkan tempat pemungutan suara di kota Quetta di barat daya, menewaskan 31 orang. Militer mengerahkan sekitar 350.000 pasukan untuk mengamankan sekitar 85.000 tempat pemungutan suara di negara itu.
Lebih dari 11.000 orang mencalonkan diri untuk 272 kursi di Majelis Nasional Pakistan dan 577 kursi di empat majelis provinsi. Pemenang pemilu akan menghadapi beberapa tantangan, termasuk ekonomi yang remuk dan kekerasan dari kelompok ekstrem.
Menikmati Kesenian Feminin dari Pakistan
Shehzil Malik ingin mendorong perombakan dalam masyarakat patriarkal Pakistan. Karya-karyanya mencerminkan analisa tajam, provokatif dan eksplosif.
Foto: Shehzil Malik
Perempuan di Mata Publik I
Bagaimana seorang perempuan menghadapi hidup? Menurut Shehzil Malik, untuk pertanyaan ini tidak ada jawaban. Setelah ia beberapa kali mengalami pelecehan seksual di sebuah tempat parkir umum, ia membuat lukisan ini untuk mengolah pengalamannya. "Sebagai perempuan, orang tidak bisa begitu saja menjelaskan secara rasional dan melupakan, apa yang terjadi di luar", demikian dikatakan Malik.
Foto: Shehzil Malik
Perempuan di Mata Publik II
Malik merasa kenyataan bahwa perempuan tidak punya hak-hak sama, terutama di Pakistan, tidak adil. "Kita hanya hidup sekali saja, itu terlalu singkat." Dan dunia terlalu indah, untuk tidak dinikmati, demikian pendapatnya. "Saya ingin menikmati hari-hari di luar, di bawah matahari."
Foto: Shehzil Malik
Coklat Yang Cantik
Banyak perempuan Pakistan menganggap warna kulit yang gelap tidak cantik. Ketika remaja, Shehzil menderita akibat tidak percaya diri, karena membandingkan diri dengan orang lain yang berkulit terang. Ia menggunakan krem kulit yang mengandung zat berbahaya. Baru ketika di universitas dan bertemu perempuan dari banyak negara, ia sadar, kecantikan tidak tergantung warna kulit.
Foto: Shehzil Malik
Wonder Woman
Karya seni yang menampilkan gambaran siapa kita, atau seperti apa kita ingin berkembang, mengubah cara pandang kita atas diri sendiri. Malik berpendapat, ia kemungkinan sudah memahami potensinya sejak dulu, jika punya panutan perempuan berkulit gelap. "Jika orang tidak punya jagoan perempuan berkulit gelap, bagaimana orang tahu bahwa ada perempuan seperti itu?"
Foto: Shehzil Malik
Pengendara Sepeda Motor Berjilbab
Sumber inspirasi bagi lukisan ini adalah seorang perempuan tetangganya, yang baru belajar mengendarai sepeda motor. Gambar ini ia perbesar hingga berukuran 3,5 meter dan ditempatkan pada sebuah tembok di Lahore. "Saya ingin tahu reaksi orang. Tapi baru sehari lewat, gambar itu sudah hilang", kata Malik. "Itu menyulut pertanyaan baru tentang gambaran perempuan dan seni jalanan di Pakistan."
Foto: Shehzil Malik
Perempuan Penggemar Buku
Ini salah satu karya kesayangan Malik. Ini gambaran adik perempuannya, yang baginya jadi sumber ilmu pengetahuan, inspirasi dan sikap bersahabat. "Karya ini saya peruntukkan bagi perempuan yang gemar membaca dan memperdalam diri dalam ilmu pengetahuan, dan mengajar kita untuk jadi lebih baik."
Foto: Shehzil Malik
Wadah Proyeksi Pandangan Politik
"Walaupun tidak perlu, tubuh kami jadi pernyataan politik", keluh Malik. Karya ini dibuatnya, setelah di Perancis ditetapkan larangan mengenakan Burkini. "Jika saya menatap teman saya, yang mengenakan hijab, saya melihat seorang perempuan yang percaya diri, dan sepenuhnya menyadari keputusannya, tetapi menerima pandangan saya, yang bertentangan, dengan sikap terbuka."
Foto: Shehzil Malik
Step Out!
Setelah menyelesaikan gambar-gambarnya tentang perempuan di mata publik, ia memulai proyek berjudul "Step Out!" (melangkah ke luar). Isinya lukisan dan foto perempuan yang menunjukkan kepercayaan diri di kota tempat tinggalnya. Untuk foto ini, berpose model asal Pakistan Eman Suleman. Penulis: Farhad Mirza (ml/hp)