India Akan Tingkatkan Kapasitas dan Jumlah Tenaga Diplomatik
26 Oktober 2023Pemerintah India awal bulan ini menyetujui proposal untuk meninjau dan merestrukturisasi dinas luar negerinya, IFS, dengan menambah lebih dari 200 pos baru dalam lima tahun ke depan.
Langkah ini dilakukan setelah komite urusan luar negeri di parlemen menyimpulkan bahwa layanan diplomatik negara tersebut "paling kekurangan staf” dibandingkan dengan negara-negara lain yang memiliki perekonomian lebih kecil dari India.
Komite juga merekomendasikan agar tinjauan tersebut mencakup perbandingan antara IFS dan misi diplomatik Cina, serta layanan luar negeri negara-negara berkembang utama.
"Kepentingan dan pengaruh negara ini meluas ke lebih banyak benua dan memerlukan lebih banyak perwakilan diplomatik,” kata seorang pejabat senior kepada DW, yang meminta namanya tidak disebutkan. "Meskipun India telah meningkatkan jumlah misi di benua-benua tersebut, namun hal itu masih belum memadai.”
India perlu kekuatan diplomasi yang sepadan
"Sudah diketahui umum bahwa ukuran IFS tidak sepadan dengan kebutuhan India dan ambisi jangkauan globalnya,” kata mantan diplomat India Deepa Wadhwa kepada DW. Hal ini terlepas dari kenyataan bahwa "India selalu diakui sebagai pemain yang sangat efektif dalam urusan internasional, termasuk dalam forum multilateral seperti PBB,” katanya.
Dia menambahkan, perluasan tersebut diperlukan karena India membuka "lebih banyak misi diplomatik di seluruh dunia dan memperkuat kantor pusatnya agar mampu menangani secara memadai banyak dimensi baru diplomasi yang sedang muncul, dan di mana kepentingannya dipertaruhkan.”
D. B. Venkatesh Varma, mantan diplomat yang menjabat sebagai duta besar India untuk Rusia dari tahun 2018 hingga 2021 menyatakan, rencana restrukturisasi tersebut merupakan keputusan yang disambut baik namun sudah lama tertunda oleh pemerintah.
"Perluasan jejak global India memerlukan peningkatan kekuatan diplomasi – tidak hanya di wilayah yang kurang terwakili seperti Asia Tengah, Afrika, dan Amerika Latin, namun juga inisiatif baru India di tingkat global untuk meningkatkan multipolaritas, baik di PBB maupun diplomasi ekonomi,” kata Varma kepada DW.
"Pada tahun 2027, kita akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar ketiga – kita tidak bisa memiliki layanan luar negeri dengan ukuran yang sama ketika kita menjadi negara terbesar ke-10. Dunia yang kompleks juga memerlukan lebih banyak spesialisasi,” tambahnya.
"Terakhir, diaspora India adalah diaspora terbesar di dunia, dengan beragam kebutuhan dan kepentingan. Untuk melakukan semua ini dan lebih banyak lagi, IFS harus tumbuh, menyebar, berspesialisasi, mengintegrasikan dan memproyeksikan India baru di luar negeri dalam beberapa dekade mendatang."
IFS 'tampaknya tidak sinkron dan tidak dapat dihubungi'
Petugas IFS secara tradisional direkrut melalui ujian tahunan bagi calon pejabat negara. Mereka yang memenuhi syarat akan mengikuti ujian putaran kedua, yang kemudian dilanjutkan dengan wawancara. Di akhir proses, sekitar 1.000 orang direkrut ke dalam IFS, Layanan Administratif India IAS, Layanan Polisi India IPS, Layanan Pendapatan India IRS dan lembaga-lembaga lainnya.
Amitabh Mattoo, profesor hubungan internasional di Universitas Jawaharlal Nehru di Delhi, yakin pemerintah India bisa memikirkan cara yang lebih kreatif untuk meningkatkan peringkat IFS-nya, seperti merekrut ahli dari departemen lain, universitas, lembaga think tank, dan tempat lain.
"IFS kurang memiliki kapasitas, koherensi dan kejelasan,” kata Mattoo kepada DW. "Tampaknya tidak sinkron dan tidak berhubungan. Tentu saja hal ini memerlukan penataan, dan saya pikir 50% duta besar harus keluar dari korps diplomatik.”
Persetujuan untuk peninjauan dan restrukturisasi kader diberikan di tengah rencana pembukaan sembilan misi baru di India pada tahun-tahun mendatang.
"Layanan diplomatik India sangat kekurangan staf,” kata Meera Shankar, mantan dubes India untuk AS, kepada DW. "Untuk negara dengan ukuran dan skala sebesar India serta meningkatnya penyebaran dan kompleksitas interaksi globalnya, kehadiran diplomasi yang lebih kuat sangatlah penting,” pungkas Shankar.
(hp/as)