India
11 Desember 2008Dua pekan setelah terjadinya serangan teror di Mumbai, Pemerintah India mengumumkan pembaharuan mendasar bagi aparat keamanan dan dinas intelijen negara itu.
UU anti teror akan diperketat, pengamanan di pantai diperbaiki. Demikian dikatakan Menteri Dalam Negeri Palaniappan Chidambaram, hari Kamis (11/12) di depan parlemen di New Delhi.
"Saya memprakarsai sejumlah langkah untuk mengatasi kelemahan logistik dalam memobilisasi dan mengerahkan Garda Keamanan Nasional NSG. Keputusan sudah diambil untuk melokasikan unit-unit NSG di sejumlah wilayah. Juga diambil keputusan untuk menggunakan unit-unit komandan dari angkatan bersenjata guna membentuk lebih banyak pusat pengamanan di kawasan, sampai ada keputusan untuk menempatkan unit NSG di kawasan-kawasan itu. Keputusan-keputusan ini akan dilaksanakan secepat mungkin", kata Chidambaram.
Ia juga mengumumkan pembentukan komando pantai untuk mengamankan 7,500 km garis pantai India, membentuk Badan Investigasi Nasional, memperbaharui teknologi, serta menyelenggarakan pendidikan kontra terorisme dan pemberontakan.
Pidato Chidambaram merupakan reaksi menyeluruh pertama dari pemerintah terhadap kritik yang datang bertubi-tubi setelah terjadinya serangan teror tiga hari di Mumbai yang menewaskan lebih 170 orang.
New Delhi dituding tidak cukup banyak bertindak untuk menghindari serangan, karena adanya kekosongan besar dalam aparat intelijen dan keamanannya.
Palaniappan Chidambaram mengambil alih posisi menteri dalam negeri saat menteri sebelumnya mengundurkan diri menyusul serangan Mumbai.
Ia mengakui, penjaga pantai dan angkatan laut memperoleh informasi rahasia bahwa sebuah kapal yang mengangkut militan telah memasuki perairan India. Namun kapal itu tidak bisa ditangkap. Yang kemudian terjadi, 10 pria bersenjata berat menyerang sejumlah lokasi penting di Mumbai selama tiga hari.
Dinas keamanan India sudah lama dikritik karena tidak memiliki rencana terpadu anti teror dan miskinnya informasi serta analisa intelijen. Polisi dipersenjatai dengan minim dan acap kali tak berbekal apapun kecuali sebatang tongkat yang dipakai untuk melawan militan.
Menyoroti kurangnya koordinasi keamanan, koran-koran India melaporkan bahwa seorang tersangka pendukung serangan Mumbai yang ditangkap di Kalkuta, ternyata adalah petugas kemanan dalam penyamaran yang ditugaskan menyusup ke dalam kelompok militan di Kashmir.
Pemboman dan serangan lain mengguncang India dengan semacam keteraturan, sehingga negeri itu digolongkan salah satu tempat paling berbahaya di dunia. Sekitar 400 orang tewas dalam selusin serangan militan tahun ini.
Penyelidikan terhadap serangan bom juga mengikuti pola yang dapat diduga. Bom meledak, polisi menangkapi tersangka, biasanya muslim, lalu jejak penyelidikan membeku.
Janji pembenahan bukan sekali ini dilontarkan. September lalu, pemerintah mengatakan akan membangun pusat anti teror yang baru dan mengubah kebijakan keamanan, setelah serangkaian serangan bom menewaskan sekurangnya 20 orang di New Delhi, awal bulan itu.
Tapi Kamis kemarin, Menteri Dalam Negeri Palaniappan Chidambaram menjanjikan perubahan.
Di hadapan anggota parlemen India ia mengatakan, dalam beberapa pekan dan bulan mendatang, ia akan bekerja keras untuk mengambil keputusan penting dan menyiapkan India serta rakyatnya guna menghadapi ancaman terorisme. (rtr/afp/rp)