Penangkapan kasus narkoba oleh pihak berwenang menunjukkan tingginya peningkatan penyelundupan kokain dan metamfetamina di India. Mengapa kian banyak anak muda India terjerumus menyalahgunakan narkoba?
Iklan
Dalam penangkapan narkoba terbesar di New Delhi di bulan Oktober 2024, petugas menyita lebih dari 560 kilogram kokain dan sekitar 40 kilogram mariyuana hidroponik. Zat-zat yang disita tersebut bernilai sekitar $669 juta (lebih dari Rp10 triliun).
Beberapa tersangka penyelundup dan pengedar yang terhubung dengan sindikat narkoba internasional juga turut ditangkap.
Hanya beberapa hari setelahnya, polisi menyita 208 kilogram kokain lainnya yang disembunyikan dalam bungkusan keripik dan makanan lainnya di sebuah toko sewaan.
Pada bulan yang sama, operasi gabungan antara departemen kepolisian negara bagian Delhi dan Gujarat berhasil menyita 518 kilogram kokain bernilai sekitar $595 juta atau sekitar Rp9,6 triliun dari sebuah perusahaan farmasi di Gujarat. Ini adalah bagian dari investigasi yang lebih besar yang mengungkap sindikat narkotika.
"Fakta bahwa India selalu menjadi pusat penyelundupan (narkoba) sudah diketahui, tetapi jumlah rute (penyelundupan) telah meningkat dan metode perdagangannya menjadi lebih canggih akhir-akhir ini," Romesh Bhattacharjee, mantan komisioner narkotika, mengatakan kepada DW.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Nilai total narkoba yang disita pada tahun 2024 mencapai $1,07 miliar, menurut perkiraan berbagai badan keamanan. Namun para ahli mengatakan hal ini mungkin hanya puncak gunung es.
G. Shreekumar Menon, mantan direktur jenderal Akademi Nasional Bea Cukai, Pajak Tidak Langsung dan Narkotika, mengatakan kepada DW bahwa situasi ini memberi gambaran mengkhawatirkan tentang volume narkoba yang masuk ke India.
India, pusat transit narkoba jadi pemasok dan konsumen
Menurut Direktorat Intelijen Pendapatan (DRI), penyelundupan kokain melalui jalur udara telah menjadi metode dominan untuk memperdagangkan narkoba jenis mahal ini.
"Penyelundup sering menyembunyikan obat-obatan di dalam koper, paket kurir, atau menelannya dengan memakai kurir manusia. Selain kokain, ada peningkatan penyelundupan metamfetamina, khususnya di negara bagian timur laut seperti Assam dan Mizoram," demikian laporan DRI.
10 Efek Kokain Terhadap Otak dan Tubuh, dari Jantung hingga Kematian
Begitu mengonsumsi kokain, maka dalam hitungan detik efeknya langsung sampai ke otak. Kenikmatan yang dirasakan hanya bertahan 5 hingga 30 menit, namun efek sampingnya bertahan lebih lama dan fatal.
Foto: Fotolia/NatUlrich
Euphoria yang semu
Siklus kerja sel otak menggunakan hormon: serotonin dan dopamin yang menimbulkan perasaan nyaman, bahagia, berharga dan termotivasi. Ketika sel otak melepaskan hormon ini, maka reseptor khusus di dalam sel akan kembali menggunakan hormon tersebut. Hadirnya kokain menghentikan siklus itu. Akibatnya? kokain secara efektif mengunci rasa senang dan tingkah laku Si Pecandu untuk tetap 'high'.
Foto: picture-alliance/PYMCA/Photoshot/R. Lewis
Pupil mata membesar
Peningkatan kadar dopamin dan serotonin dapat menyebabkan pupil membesar. Namun, kokain bisa meningkatkan kedua hormon tersebut secara berlipat ganda dan memberikan dampak senang yang berlebihan. Pupil yang mengonsumsi kokain akan terlihat lebih membesar jika disorot cahaya.
Foto: Colourbox
Merasa bersemangat dan waspada...
Kokain diklaim dapat meningkatkan kadar dopamin - hormon yang memainkan peran kunci dalam mengendalikan perilaku – tak hanya secara emosional tapi juga motorik. Ini salah satu alasan mengapa pengguna kokain merasa lebih berenergi, aktif berbicara, namun sekaligus selalu merasa was-was.
Foto: Getty Images/P. Bronstein
...atau mudah cemas dan paranoid
Studi mengungkap ada keterkaitan antara menggunakan kokain dan psikosis – gangguan kejiwaan saat seseorang merasa kehilangan kontak dengan kenyataan – yang gejalanya berupa rasa cemas, mudah tersinggung, paranoia, dan halusinasi. Ada yang menyebutkan, menggunakan kokain bisa memperburuk penyakit mental – misalnya rasa cemas- yang diderita seseorang.
Foto: picture-alliance/dpa
Rasa ‘nagih‘ tersimpan di memori
Bagian otak yang terkena efek kokain adalah pusat penyimpanan memori. Ketika seseorang sedang ‘high’, bagian memori otak akan mengingat di tempat mana atau bersama siapa pengalaman menyenangkan menggunakan kokain itu terjadi. Itulah sebabnya, Si pengguna kerap kembali ke tempat di mana ia kerap mengonsumsi kokain. Bahkan hasrat untuk memakai kokain bisa terpicu hanya karena melihat foto seseorang.
Foto: picture-alliance/dpa/D. Karmann
Pembuluh darah dan detak jantung
Kokain dapat menstimulasi sistem saraf simpatik, yang mengatur respons pembuluh darah, akibatnya pembuluh yang membawa darah ke seluruh jaringan tubuh dapat menyempit atau mengencang. Bila pembuluh darah menyempit, maka jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke bagian tubuh yang lain. Bila aliran darah terhalang maka seseorang bisa terkena serangan jantung.
Foto: Fotolia/beerkoff
Nafsu makan raib
Nafsu makan yang berkurang adalah salah satu efek kokain yang paling sering dilaporkan, itulah sebabnya mengapa pecandu kokain kerap terlihat semakin kurus atau bisa sampai kekurangan gizi.
Foto: AltoPress / Maxppp
Metabolisme kacau balau
Studi tahun 2013 di Inggris menyebutkan kokain bisa mengacaukan kemampuan tubuh untuk menyimpan lemak. Riset di Inggris mengungkap bahwa pecandu cenderung makan lebih banyak dan memiliki level protein yang berbeda dibandingkan orang yang sehat. Namun pencandu malah cenderung memiliki lemak tubuh yang lebih sedikit. Kesimpulannya? Kokain mengacaukan metabolisme tubuh.
Foto: Fotolia/Markus W. Lambrecht
Mulai dari mimisan hingga hidung berlubang
Kokain yang terhirup dapat menyempitkan aliran darah ke septum, bagian hidung yang memisahkan saluran napas kanan dan kiri di hidung. Penggunaan berulang bisa menyebabkan terbentuknya lubang di daerah tersebut yang tidak bisa sembuh tanpa pengobatan. Badan Narkotik Nasional Jerman mencatat menghirup kokain dapat menyebabkan hilangnya indra penciuman, mimisan, sulit menelan dan hidung meler.
Foto: Colourbox
Setumpuk penyakit paru-paru
Merokok kokain diklaim dapat menyebabkan sederet gangguan pada paru-paru. Misalnya saluran pernafasan yang terluka, asma, radang paru-paru, bronkiolitis, infeksi paru-paru, serta gejala yang disebut "paru-paru retak", dan tumor. Ed: ts/rzn (businessinsider.de)
Foto: picture-alliance/blickwinkel/McPHOTO
10 foto1 | 10
Tren yang sangat mengkhawatirkan yang disorot dalam laporan tersebut adalah munculnya jenis kokain hitam, bentuk obat baru yang sulit dideteksi oleh pihak berwenang.
Kokain hitam secara kimiawi ditutupi dengan zat-zat seperti arang atau oksida besi, sehingga menghasilkan bubuk hitam yang dapat menghindari metode penciuman obat yang dipakai selama ini.
"Kita ditantang oleh metode penyelundupan yang semakin canggih, pola perdagangan global yang berubah, dan penyalahgunaan teknologi baru," kata seorang pejabat DRI yang menolak disebutkan namanya kepada DW.
Iklan
Pengguna kokain di usia muda kian meningkat
"Ada peningkatan yang nyata dalam konsumsi kokain oleh Gen Z, yang didorong oleh peningkatan daya beli," kata Menon.
"Kokain adalah obat yang mahal, dan peningkatan konsumsinya menunjukkan adanya perubahan dalam kebiasaan dan preferensi gaya hidup. Analisis pasar juga mengungkapkan bahwa pengguna kokain juga mengonsumsi metamfetamina," tambahnya.
Tahun 2018, Kementerian Keadilan Sosial dan Pemberdayaan memperkirakan bahwa ada 23 juta pengguna opioid di India. Angka ini menandai peningkatan 600% sejak tahun 2004.
Heroin, sabu kristal, obat-obatan sintetis, dan mariyuana hidroponik juga semakin banyak digunakan oleh kaum muda, yang memicu permintaan domestik yang terus meningkat.
5 Candu Paling Mematikan
Jika dikonsumsi tanpa pengawasan, zat-zat ini membuat konsumennya menjadi ketagihan dan mengganggu kerja otak, dan bahkan bisa mematikan.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Leonhardt
Nikotin
Nikotin adalah bahan paling adiktif dalam tembakau. Ketika seseorang merokok, zat nikotin dari rokok cepat diserap paru-paru dan diedarkan ke otak. Peneilitian memperlihatkan, lebih dari dua-pertiga orang Amerika Serikat yang mencoba merokok, akhirnya jadi ketergantungan rokok.
Foto: Fotolia/pfheonixx22
Kokain
Kokain mengganggu kerja dopamin di otak, dalam menyampaikan pesan dari satu neuron ke neuron yang lain. Dalam percobaan pada hewan, kokain menyebabkan kadar dopamin meningkat lebih dari tiga kali lipat batas normal. Kokain berbentuk kristal jauh lebih bikin ketagihan dibanding kokain serbuk. Sekitar 21 persen dari orang-orang yang mencoba kokain akan menjadi ketergantungan pada zat ini.
Foto: Fotolia/NatUlrich
Alkohol
Minum alkohol memiliki banyak efek pada otak. Dalam percobaan laboratorium pada hewan terungkap bahwa alkohol mampu menaikkan level dopamin di otak sampai 40-360 persen. Semakin banyak alkohol yang diminum, semakin tinggi kenaikan dopamin. 22 persen dari orang-orang yang minum alkohol mengalami ketergantungan alkohol di beberapa titik selama hidup mereka.
Foto: Getty Images
Heroin
Pada hewan percobaan dalam penelitian terlihat, heroin adalah candu yang menyebabkan kenaikan tingkat dopamin dalam otak hingga 200 persen. Selain paling adiktif, heroin sangat berbahaya, karena hanya diperlukan dosis 5 kali di atas batas normal, maka zat ini bisa membunuh manusia. Ironisnya, heroin juga jadi narkotika paling dicari dengan potensi pasar mencapai puluhan ribuan triliun rupiah.
Foto: fotolia/Thomas N
Obat penenang
Barbiturat atau obat penenang awalnya digunakan untuk mengobati kecemasan dan gangguan tidur. Baerbiturat mengganggu pengiriman rangsangan kimia ke otak,dan efeknya menghentikan sementara beberapa bagian kerja otak. Dalam dosis rendah, barbiturat menyebabkan euforia. Ttetapi kalau dosisnya tinggi, maka efeknya bisa mematikan karena menekan pernapasan, apalagi jika dicampur dengan alkohol.
Foto: Fotolia/Eugen Wais
5 foto1 | 5
Selain itu, terkuak pula peningkatan jumlah laboratorium rumahan yang memproduksi sabudi seluruh India, yang menggambarkan peningkatan yang meresahkan dalam konsumsi sabu.
Terkait jejaring narkoba internasional
Badan antinarkoba PBB UNODC mengutip India sebagai pusat utama pengiriman gelap obat prekursor untuk laboratorium sabu di seluruh dunia, termasuk negara tetangga seperti Myanmar dan tujuan yang jauh di Amerika Tengah dan Afrika.
Di Greater Noida yang dekat dengan Delhi misalnya, tiba-tiba banyak sekali penggerebekan laboratorium narkoba yang melibatkan orang asing sebagai pengelolanya. Pada akhir tahun 2024, Biro Pengawasan Narkotika dan Kepolisian Delhi mengungkap laboratorium sabu gelap di Greater Noida, yang terkait dengan kartel narkoba Meksiko. Sekitar 95 kilogram sabu disita, bersama dengan berbagai bahan kimia prekursor dan peralatan produksi.
"Keberadaan industri farmasi yang aktif secara signifikan meningkatkan kemungkinan laboratorium metamfetamin ilegal, terutama karena tersedianya bahan kimia prekursor seperti efedrin dan pseudoefedrin," kata A. P. Kala, mantan direktur jenderal DRI, kepada DW.
Pemerintah India telah membentuk mekanisme NCORD (Koordinasi Narkoba) empat tingkat untuk meningkatkan koordinasi antara berbagai kementerian, departemen, dan lembaga penegak hukum di tingkat pusat dan negara bagian, dalam upaya untuk mengatasi masalah narkoba.