India-Pakistan Setuju Gencatan Senjata di Perbatasan Kashmir
25 Februari 2021
Negara bagian Jammu dan Kashmir telah menjadi pusat perselisihan antara India dan Pakistan selama lebih dari 70 tahun. Gencatan senjata membawa harapan baru.
Iklan
Pemimpin militer India dan Pakistan pada Kamis (25/02) mengumumkan bahwa telah sepakat untuk menghentikan penembakan lintas batas di Garis Kontrol yang disengketakan di Kashmir.
Frekuensi baku tembak di perbatasan terjadi lebih rutin dalam beberapa bulan terakhir dan kepala operasional militer kedua negara telah berbicara melalui telepon untuk meredakan ketegangan.
Kali ini pihak militer kedua negara membuat komitmen vokal, dan sepakat membahas kekhawatiran masing-masing pihak, demikian tertulis dalam pernyataan bersama dari para pemimpin militer.
Iklan
Upayakan perdamaian berkelanjutan
"Direktur Jenderal Operasi Militer India dan Pakistan (DGsMO) mengadakan diskusi tentang mekanisme kontak hotline yang sudah ada sebelumnya," tulis pernyataan itu. "Kedua belah pihak meninjau situasi di sepanjang Garis Kontrol dan semua sektor lainnya dalam suasana yang bebas, jujur, dan saling menghormati."
"Demi mencapai perdamaian yang saling menguntungkan dan berkelanjutan di sepanjang perbatasan, kedua DGsMO sepakat untuk menangani masalah inti masing-masing dan kekhawatiran yang cenderung mengganggu perdamaian dan mengarah pada kekerasan," tulis pernyataan itu.
Kantor berita AP melaporkan masih belum jelas apa yang mendorong militer kedua negara tersebut untuk memulai kontak melalui hotline, tetapi Pakistan telah mendesak komunitas internasional untuk mendesak India melanjutkan dialog dengan Pakistan guna memastikan perdamaian di wilayah tersebut.
Pengumuman tersebut menyusul bentrokan berbulan-bulan dengan masing-masing pihak menuduh yang lain bertanggung jawab atas ribuan pelanggaran gencatan senjata dalam satu tahun terakhir saja. Menurut militer Pakistan, sekitar 1,7 juta warga sipil tinggal di sepanjang Garis Kontrol. Penduduk lokal bergantung pada keberadaan ratusan bunker untuk berlindung selama bentrokan terjadi.
Kedua negara juga pernah menyetujui gencatan senjata di sepanjang Garis Kontrol pada tahun 2003 dan telah mencegah meletusnya perang besar-besaran, meskin masih pula terjadi pertempuran kecil.
Derita Warga Kashmir Akibat Konflik Politik India-Pakistan
India dan Pakistan terus berseteru karena Kashmir, wilayah bergejolak yang telah dilanda pemberontakan bersenjata selama hampir tiga dekade. Banyak warga Kashmir yang sudah muak dengan Islamabad dan New Delhi.
Foto: Getty Images/AFP/T. Mustafa
Bahaya yang belum pernah ada sebelumnya?
Pada tanggal 27 Februari 2019, militer Pakistan mengatakan bahwa mereka telah menembak jatuh dua jet tempur India. Seorang juru bicara militer Pakistan mengatakan jet itu ditembak jatuh setelah mereka memasuki wilayah udara Pakistan. Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah, di mana dua negara, yang memiliki senjata nuklir melakukan serangan udara terhadap satu sama lain.
Foto: Reuters/D. Ismail
India menjatuhkan bom di Pakistan
Militer Pakistan merilis gambar ini untuk menunjukkan bahwa pesawat tempur India menyerang wilayah Pakistan untuk pertama kalinya sejak kedua negara terlibat perang tahun 1971. India mengatakan serangan udara itu sebagai tanggapan terhadap serangan bom bunuh diri baru-baru ini terhadap pasukan India yang berbasis di Jammu dan Kashmir.
Foto: AFP/ISPR
Militer bukan solusi
Warga sipil India percaya bahwa pemerintah India tidak dapat membebaskan dirinya dari tanggung jawab dengan menuduh Islamabad menciptakan kerusuhan di lembah Kashmir. Sejumlah organisasi HAM menuntut agar pemerintahan Narendra Modi mengurangi jumlah pasukan di Kashmir dan membiarkan rakyat menentukan nasib mereka.
Foto: Getty Images/AFP/T. Mustafa
Kekerasan tiada akhir
Pada 14 Februari 2019, setidaknya 41 polisi paramiliter India tewas dalam serangan bom bunuh diri di wilayah Kashmir yang dikuasai India. Kelompok militan yang berbasis di Pakistan, Jaish-e-Mohammad, mengaku bertanggung jawab. Serangan itu meningkatkan ketegangan dan memicu kekhawatiran konfrontasi bersenjata antara dua negara yang memiliki kekuatan senjata nuklir.
Foto: IANS
Konflik yang pahit
Sejak tahun 1989, gerilyawan Muslim telah memerangi pasukan India di bagian Kashmir yang dikelola India. Wilayah ini berpenduduk 2 juta orang, dan sekitar 70 persen di antaranya adalah Muslim. Dua dari tiga perang antara India dan Pakistan sejak kemerdekaan tahun 1947 adalah karena sengketa wilayah Kashmir.
India menumpas pemberontakan militan
Pada Oktober 2016, militer India melancarkan serangan terhadap pemberontak bersenjata di Kashmir, yang mengepung sedikitnya 20 desa di distrik Shopian. New Delhi menuduh Islamabad mendukung militan, yang melintasi "Line of Control" Pakistan-India dan menyerang pasukan paramiliter India.
Foto: picture alliance/AP Photo/C. Anand
Kematian seorang separatis Kashmir
Situasi keamanan di Kashmir bagian India memburuk setelah peristiwa pembunuhan Burhan Wani, seorang pemimpin muda gerakan separatis Kashmir pada Juli 2016. Protes terhadap pemerintahan India dan bentrokan antara separatis dan tentara telah merenggut ratusan nyawa sejak saat itu.
Foto: Reuters/D. Ismail
Serangan Uri
Pada September 2016, militan Muslim membunuh setidaknya 17 tentara India dan melukai 30 lainnya di Kashmir India. Tentara India mengatakan para pemberontak telah menyusup ke bagian Kashmir India dari Pakistan. Investigasi awal menunjukkan bahwa gerilyawan itu adalah anggota kelompok Jaish-e-Mohammad yang bermarkas di Pakistan, yang telah aktif di Kashmir selama lebih dari satu dekade.
Foto: UNI
Pelanggaran HAM
Pihak berwenang India memblokir sejumlah situs media sosial di Kashmir setelah video yang menunjukkan pasukan India melakukan pelanggaran HAM berat menjadi viral di internet. Video-video itu menimbulkan kemarahan di media sosial. Salah satu video menunjukkan pemrotes Kashmir diikat pada jip tentara India, diduga digunakan sebagai tameng hidup.
Foto: Getty Images/AFP/
Demiliterisasi Kashmir
Mereka yang mendukung Kashmir untuk merdeka ingin Pakistan dan India membiarkan rakyat Kashmir menentukan masa depan mereka. "Sudah saatnya India dan Pakistan menarik pasukan mereka dari wilayah yang mereka kendalikan dan mengadakan referendum yang diawasi secara internasional," kata Toqeer Gilani, Presiden Front Pembebasan Jammu dan Kashmir, kepada DW.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Singh
Tidak ada peluang untuk memisahkan diri
Sebagian besar pengamat Kashmir tidak melihat Kashmir merdeka dalam waktu dekat. Mereka mengatakan, meskipun sebagian strategi keras yang digunakan India untuk berurusan dengan militan dan separatis di Kashmir telah berhasil, cepat atau lambat New Delhi harus menemukan solusi politik untuk krisis ini. Perpisahan Kashmir, kata mereka, bukan bagian dari solusi. (Teks: Shamil Shams. Ed.: na/ap)
Pemerintah nasionalis Hindu Perdana Menteri Narendra Modi dari India menjanjikan langkah tersebut akan membawa perdamaian dan kemakmuran bagi penduduk Kashmir. Sementara Pakistan menuduh itu adalah pelanggaran hak-hak orang Kashmir.
Sebagian besar warga Kashmir yang beragama Islam telah terbagi antara India dan Pakistan sejak keduanya menjadi negara merdeka pada tahun 1947. Sementara wilayah terpencil di ujung timur dikendalikan oleh Cina.
Baik India maupun Pakistan mengklaim wilayah itu secara keseluruhan. Gerilyawan di Kashmir telah berperang melawan pemerintahan India sejak 1989. Diperkirakan lebih dari 70.000 orang tewas dalam konflik berkepanjangan di wilayah itu.